Li Ka-shing Jual Pelabuhan Tanpa Izin Beijing – Xi Jinping Marah tapi Tak Berdaya

EtIndonesia. Baru-baru ini, perusahaan milik taipan Hong Kong Li Ka-shing mengumumkan penjualan 43 pelabuhan, termasuk dua pelabuhan di Terusan Panama, kepada perusahaan Amerika Serikat. Keputusan ini memicu kemarahan luar biasa dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Xi Jinping Marah tapi Tak Bisa Mencegah Penjualan Pelabuhan

Perusahaan milik Li Ka-shing, CK Hutchison Holdings Ltd, mengumumkan bahwa mereka telah menjual seluruh aset pelabuhan yang tersebar di 23 negara kepada grup investasi yang dipimpin oleh BlackRock, perusahaan investasi raksasa asal Amerika Serikat. Di antara pelabuhan yang dijual, terdapat Pelabuhan Balboa dan Pelabuhan Cristóbal, dua pelabuhan strategis yang berada di kedua ujung Terusan Panama.

Sumber dari The Wall Street Journal pada 19 Maret melaporkan bahwa Xi Jinping sangat marah terhadap transaksi ini, terutama karena CK Hutchison mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan Beijing.

Menurut sumber yang memahami situasi di Beijing, PKT awalnya berencana menggunakan pelabuhan di Terusan Panama sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi dengan pemerintahan Trump. Namun, rencana ini gagal total setelah Li Ka-shing secara mandiri menyelesaikan transaksi tersebut.

Laporan Ming Pao, media berbasis di Hong Kong, mengungkapkan bahwa pejabat PKT merasa sangat terpojok karena tidak diberi pemberitahuan terlebih dahulu mengenai kesepakatan ini. Bahkan, upaya pejabat PKT untuk menghubungi penasihat senior Li Ka-shing pun gagal.

The Wall Street Journal juga menyebutkan bahwa Xi Jinping tidak suka dipermalukan, terutama di mata publik dan pejabat partainya sendiri. Namun, Beijing menghadapi dilema besar. Mereka tidak bisa dengan mudah membatalkan transaksi ini karena semua aset pelabuhan yang dijual berada di luar wilayah Tiongkok dan Hong Kong.

Beijing menyadari bahwa langkah tegas untuk menggagalkan penjualan ini dapat memperburuk ketegangan dengan pemerintahan Trump. Sejauh ini, meskipun Trump telah mengumumkan tarif tambahan terhadap barang-barang Tiongkok, PKT masih bersikap relatif menahan diri dalam membalas tindakan tersebut.

Pelabuhan Strategis di Terusan Panama Berada di Tangan Amerika Serikat

Terusan Panama, yang membentang sepanjang 81 kilometer, adalah salah satu jalur perdagangan internasional paling vital di dunia. Di sepanjang kanal ini, terdapat lima pelabuhan utama:

  1. Pelabuhan Manzanillo – Pelabuhan peti kemas terbesar di Panama, dikelola oleh SSA Marine dari AS.
  2. Pelabuhan Balboa – Terletak di pintu masuk Pasifik Terusan Panama, sebelumnya dikelola oleh perusahaan Li Ka-shing.
  3. Pelabuhan Cristóbal – Terletak di pintu keluar Atlantik, juga bagian dari aset yang dijual.
  4. Pelabuhan Colón – Dikelola oleh Grup Evergreen asal Taiwan.
  5. Pelabuhan Rodman – Dikelola oleh perusahaan asal Singapura.

Dengan transaksi ini, AS kini mengontrol dua dari lima pelabuhan utama di Terusan Panama, sebuah pukulan telak bagi Beijing.

Trump Berencana Mengambil Alih Terusan Panama, Menghancurkan “Belt and Road” Tiongkok

Saat pertama kali menjabat, Trump telah bertekad untuk “merebut kembali kendali atas Terusan Panama”, mengingat betapa strategisnya kanal ini bagi keamanan nasional dan ekonomi AS.

Sejak 2018, Panama telah menjadi bagian dari Inisiatif Belt and Road Tiongkok, menjadikannya negara pertama di Amerika Latin yang bergabung dengan proyek ambisius PKT. Tiongkok telah berusaha keras untuk memperluas pengaruhnya di kawasan ini, menjadikan Terusan Panama sebagai jalur utama perdagangan antara Tiongkok, Amerika Latin, dan Karibia.

Namun, dengan penjualan pelabuhan oleh Li Ka-shing, ambisi Tiongkok mengalami pukulan berat. Jika AS mengontrol lebih banyak pelabuhan di jalur perdagangan utama ini, PKT akan menghadapi tantangan besar dalam mengamankan jalur logistik mereka di kawasan ini.

Amerika Bisa Memblokade Kapal-kapal Tiongkok

Para analis menilai bahwa kontrol atas Terusan Panama ibarat memiliki kendali atas jalur napas perdagangan global. Jika terjadi ketegangan, AS bisa menghalangi kapal-kapal Tiongkok melintasi kanal tersebut, yang akan menghambat arus perdagangan PKT.

Beberapa spekulasi juga muncul bahwa pemerintahan Trump dapat menggunakan kesepakatan ini sebagai cetak biru untuk merebut lebih banyak pelabuhan penting di seluruh dunia, membuat kapal-kapal Tiongkok “tanpa tempat berlabuh”.

Kesepakatan ini jelas memberikan keuntungan besar bagi AS, sekaligus merusak upaya Beijing dalam memperluas pengaruhnya di Amerika Latin. Dengan kata lain, Xi Jinping tidak hanya kehilangan alat tawar-menawar dalam negosiasi dengan Trump, tetapi juga melihat ambisi geopolitiknya terguncang.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS