EtIndonesia. Majalah Der Spiegel dari Jerman baru-baru ini mengungkap bahwa Pemerintah Jerman telah mengambil tindakan tegas terhadap sebuah kapal tanker yang mengangkut 100.000 ton minyak mentah asal Rusia. Kapal bernama “Eventin” tersebut bukan hanya dicegat, tetapi juga seluruh muatannya disita—senilai sekitar 40 juta euro.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Jerman untuk menghentikan upaya Rusia menyelundupkan minyak ke pasar global melalui ‘armada bayangan’, yang digunakan untuk menghindari sanksi internasional akibat perang di Ukraina.
Kronologi Penangkapan Kapal Tanker “Eventin”
Menurut laporan, kapal Eventin berlayar di bawah bendera Panama, dan berangkat dari pelabuhan Ust-Luga di Rusia, dengan tujuan akhir Mesir, melalui perairan Laut Baltik.
Namun, dalam perjalanan, kapal mengalami kerusakan mesin dan kehilangan daya gerak. Karena dikhawatirkan terjadi kebocoran minyak, kapal akhirnya ditarik ke wilayah perairan dekat pelabuhan Sassnitz, Jerman, untuk berlabuh darurat.
Sejak itu, kapal berada di bawah pengawasan ketat oleh Penjaga Pantai Jerman dan Polisi Federal selama 24 jam penuh.
Kapal Ini Bagian dari Armada Bayangan Rusia
Menurut informasi dari sumber-sumber internal, sejak akhir Februari lalu, Uni Eropa telah menetapkan kapal Eventin sebagai bagian dari ‘armada bayangan’ Rusia. Istilah ini merujuk pada sekelompok kapal tanker yang dioperasikan secara diam-diam oleh atau atas nama Rusia untuk menghindari sanksi minyak dari negara-negara Barat.
Melalui armada ini, Rusia berusaha tetap menjual minyaknya ke negara-negara pihak ketiga, dengan cara menyamarkan asal muatan, mematikan sistem pelacakan otomatis (AIS), dan menggunakan bendera negara lain.
Jerman Ambil Langkah Keras: Kirim Sinyal ke Moskow
Menghadapi strategi Rusia ini, Pemerintah Jerman memutuskan untuk bertindak keras. Pada hari Jumat, 21 Maret, pihak berwenang Jerman secara resmi menyita kapal Eventin dan seluruh muatan minyak mentah di dalamnya.
Langkah ini dinilai sebagai peringatan keras kepada Rusia, bahwa Jerman tidak akan membiarkan minyak Rusia mengalir secara ilegal melalui Laut Baltik dan merusak efektivitas sanksi internasional.
Implikasi Lebih Luas
Penyitaan ini menandai eskalasi besar dalam penegakan sanksi energi terhadap Rusia, dan menjadi preseden bagi negara-negara Uni Eropa lainnya untuk mengambil tindakan serupa. Hal ini juga menunjukkan bahwa perang energi global—yang selama ini berjalan di balik layar diplomasi—semakin mengemuka ke permukaan.
Dengan penangkapan kapal ini, Jerman mengirim pesan bahwa mereka siap menggunakan kekuatan hukum dan maritim untuk menghentikan ‘jalur gelap’ distribusi energi Rusia, bahkan ketika konflik Ukraina masih terus berlangsung. (jhn/yn)