Pria Beijing Mengemudi Secara Ugal-ugalan di Pasar Sayur, Peringatkan akan Balas Dendam terhadap Pemerintah 

Seorang pria di Beijing, Tiongkok, menyeruduk pasar menggunakan mobil, menyebabkan beberapa orang tewas dan luka-luka. Video yang beredar di internet menunjukkan bahwa sebelum kejadian, pelaku sering mengeluhkan ketidakadilan aparat hukum (polisi, kejaksaan, dan pengadilan) serta mengancam akan membalas dendam terhadap pemerintah.

EtIndonesia.  Pada 18 Maret 2025, beberapa video di internet memperlihatkan kejadian tabrak lari di Distrik Shunyi, Beijing, tepatnya di dekat persimpangan Jalan Shunping dan Jalan Mubai. Insiden ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka-luka, sementara pihak kepolisian segera menutup area kejadian.

Salah satu video yang direkam dari seberang jalan memperlihatkan sekelompok orang yang menyaksikan peristiwa tersebut. Mereka terdengar berdiskusi, menyebut bahwa pelaku mengemudikan mobil dengan sengaja menabrak orang di pasar.

“Dia menabrak di sini, lalu lari ke sana dan menabrak lagi,” ujar seorang saksi. “Dia menabrak berulang kali, ini pasti aksi balas dendam!”

Video lain memperlihatkan bahwa pelaku sebenarnya telah mengancam akan melakukan aksi kekerasan beberapa waktu sebelumnya. Dalam video tersebut, seorang pria berdiri di depan kantor pemerintah di Kota Yangzhen, berteriak:

“Pemerintah dan aparat hukum bertindak tidak adil! Saya akan membalas dendam pada masyarakat sebagai bentuk perlawanan terhadap hukum!”

Seorang petugas keamanan terlihat mendekatinya dengan senyum santai, seolah tidak menganggap serius ancaman tersebut.

Insiden ini memicu berbagai komentar dari netizen. Beberapa menganggap kejadian ini sebagai bukti kesewenang-wenangan otoritas di bawah Partai Komunis Tiongkok (PKT). Namun, ada juga yang mengkritik tindakan pelaku, mengatakan bahwa seharusnya ia melampiaskan kemarahan kepada pejabat, bukan warga sipil biasa.

Sejumlah netizen bahkan menilai bahwa insiden ini mencerminkan kondisi di Tiongkok yang semakin tidak stabil, dengan banyak orang yang merasa frustasi dan kehilangan harapan.

Menurut informasi dari warga setempat, pelaku diduga mengalami ketidakadilan dalam kasus penggusuran paksa. Ia menolak menerima kompensasi yang dianggap tidak layak, tetapi tetap menjadi korban penggusuran paksa oleh pemerintah.

Pelaku telah berulang kali menyuarakan keluhannya di platform media sosial Douyin (TikTok versi Tiongkok), bahkan sempat mengancam akan melakukan aksi balas dendam. Namun, pihak berwenang mengabaikan keluhannya.

Menurut laporan, pelaku telah mempersiapkan aksinya dengan matang. Ia lebih dulu bercerai dari istrinya dan memutus hubungan dengan anak-anaknya. Pada hari kejadian, ia mengunggah peringatan di Douyin sekitar 20 menit sebelum mulai menabrak orang.

Namun, setelah insiden terjadi, akun Douyin pelaku langsung diblokir, dan pemerintah berusaha membungkam berita tentang kejadian ini. (Hui)

FOKUS DUNIA

NEWS