EtIndonesia. Penangkapan Wali Kota Istanbul, Ekrem İmamoğlu, oleh Pemerintah Turki atas tuduhan korupsi telah memicu gelombang protes besar-besaran di seluruh negeri. Aksi demonstrasi kini telah menyebar ke lebih dari 55 provinsi, membuat situasi semakin sulit dikendalikan. Pemerintah pun memerintahkan pasukan anti-huru-hara untuk membubarkan massa secara paksa.
Menurut akun X @NEXTA, hari Senin (24/3), İmamoğlu—tokoh dari Partai Rakyat Republik (CHP) dan lawan utama Presiden Erdoğan dalam pemilu mendatang—telah resmi diberhentikan dari jabatannya. Dia kini menghadapi tuduhan memimpin jaringan kriminal yang terlibat dalam penipuan dan pemerasan, bersama dengan 16 orang lainnya termasuk para penasihat seniornya yang juga ikut ditangkap.
Namun İmamoğlu tidak tinggal diam. Melalui akun X miliknya, dia menyerukan kepada masyarakat untuk mengambil tanggung jawab sipil, memperjuangkan hak-hak mereka, dan melawan perampasan kehendak rakyat. Seruan itu pun direspons oleh masyarakat luas, yang turun ke jalan dan menggelar aksi unjuk rasa.
Melihat aksi protes yang semakin membesar, pasukan anti-huru-hara Turki mulai mengambil tindakan keras. Video yang dibagikan oleh akun X menunjukkan bagaimana aparat menembakkan peluru karet secara intensif sambil terus bergerak maju untuk memukul mundur kerumunan demonstran.
Namun penggunaan peluru karet bukan satu-satunya cara yang digunakan untuk membubarkan massa. Dalam video yang dibagikan oleh akun X, terlihat polisi menggunakan kekerasan fisik, memukul dan menendang demonstran, bahkan ada yang mengayunkan tongkat ke arah warga sipil. Situasi di lokasi pun menjadi kacau balau.
Yang lebih mencemaskan, di beberapa rekaman terlihat polisi berusaha menutupi kamera dan melarang perekaman kejadian, menunjukkan upaya untuk mencegah penyebaran bukti kekerasan aparat kepada publik. (jhn/yn)