Ukraina mengadakan upacara penghormatan bagi para korban sipil yang tewas akibat serangan rudal Rusia di kota Krivyi Rih, wilayah Ukraina tengah pada Sabtu (5 April). Serangan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dari pihak Rusia sepanjang tahun ini, menewaskan sedikitnya 19 orang. Meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menengahi perjanjian gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina, tidak terlihat tanda-tanda bahwa gencatan senjata tersebut dihormati.
EtIndonesia. Krivyi Rih terletak sekitar 160 kilometer sebelah barat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia. Pada Jumat (4 April), kota ini diserang oleh rudal presisi Rusia. Pejabat setempat melaporkan bahwa serangan terhadap area permukiman ini menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk 9 anak-anak, serta melukai 61 orang lainnya—di antaranya seorang bayi berusia 3 bulan.
Moskow membantah menyerang warga sipil dan mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan sebuah pertemuan pejabat militer Ukraina.
Sebagai balasan, pada Sabtu, Ukraina meluncurkan serangan drone ke sebuah pabrik di wilayah Sungai Volga, Rusia.
Rusia menuduh Ukraina meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi miliknya pada Jumat. Namun, Ukraina menegaskan bahwa drone mereka hanya menargetkan fasilitas militer.
Pertengahan Maret lalu, di bawah mediasi Amerika Serikat, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata sementara selama 30 hari, termasuk penghentian serangan terhadap infrastruktur energi masing-masing. Namun, kedua negara saling menuduh pihak lain telah melanggar kesepakatan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow tidak berniat mengakhiri perang. Ia juga mendesak negara-negara sekutu untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia serta memperkuat sistem pertahanan udara Ukraina guna memaksa Rusia menghentikan agresinya. (Hui)
Sumber : NTDTV.com