Hilang Secara Misterius: Satu Pesawat Boeing 727 dan Seluruh Penumpangnya Lenyap Tanpa Jejak

EtIndonesia. Pada 11 September 1990, sebuah pesawat Boeing 727 yang seharusnya kembali ke Peru tiba-tiba menyimpang ratusan kilometer dari jalur penerbangan, dan pesan terakhir dari awak di dalam pesawat adalah sinyal darurat permintaan bantuan. Setelah itu, tak ada lagi kabar. Pesawat itu menghilang secara misterius, dan seluruh orang yang ada di dalamnya lenyap tanpa jejak.

Pesawat Berumur 21 Tahun yang Akan Dikembalikan

Pesawat yang terlibat dalam insiden ini adalah Boeing 727-247 yang telah beroperasi selama 21 tahun, pertama kali terbang pada tahun 1969. Saat peristiwa terjadi, masa sewa pesawat ini telah berakhir dan pesawat dijadwalkan untuk dikembalikan ke Peru dari Malta. Di dalamnya terdapat 6 orang awak, serta beberapa pegawai maskapai beserta keluarga mereka, yang semuanya merupakan warga negara Peru.

Pesawat ini dijadwalkan singgah di beberapa lokasi: London (Inggris), Bandara Malpensa Milan (Italia), Bandara Keflavik di Islandia, Bandara Gander di Newfoundland (Kanada), Bandara Internasional Miami (AS), dan tujuan akhirnya Bandara Internasional Lima, Peru.

Sinyal Terakhir: Akan Mendarat Darurat di Atlantik

Dua pemberhentian pertama berjalan lancar tanpa insiden. Setelah mengisi bahan bakar di Bandara Keflavik, Islandia, pesawat lepas landas pada pukul 13:16 waktu setempat. Namun, mereka tidak pernah tiba di Kanada sesuai jadwal.

Sekitar 30 menit setelah waktu kedatangan yang seharusnya, dua pesawat komersial, American Airlines Penerbangan 35 dan Pan Am Penerbangan 851, menerima transmisi dari pesawat Boeing 727 yang mengaku mengalami kekurangan bahan bakar. Mereka menyebut sedang berada di ketinggian 3.000 meter, dan berencana melakukan pendaratan darurat di Samudra Atlantik.

Kedua pesawat yang menerima sinyal segera melaporkannya ke otoritas lalu lintas udara, namun pesan itu menjadi komunikasi terakhir dari pesawat Boeing 727-247 tersebut.

Lokasi Terakhir: 400 Km Tenggara St. John’s, Newfoundland

Hasil penyelidikan menunjukkan posisi terakhir pesawat berada di 400 kilometer tenggara Kota St. John’s di Provinsi Newfoundland, Kanada—lokasi yang sangat jauh menyimpang dari rute yang seharusnya.

Setelah hilang kontak selama beberapa jam, Angkatan Bersenjata Kanada meluncurkan operasi pencarian besar-besaran dengan mengerahkan:

  • 3 helikopter CH-113 Labrador
  • 3 pesawat pengintai CP-140 Aurora
  • 2 kapal Penjaga Pantai Kanada
  • 2 kapal patroli perikanan
  • 2 kapal perusak Angkatan Laut Kanada

Tim SAR bergerak menuju posisi terakhir sinyal pesawat. Bahkan sebuah satelit berhasil menangkap sinyal lemah dari pesawat setelah hilang kontak.

Cuaca Cerah, Tapi Pesawat Hilang Tanpa Jejak

Saat kejadian, cuaca sangat cerah dan permukaan laut tenang, sehingga pihak penyelamat menduga pesawat berhasil melakukan pendaratan darurat di laut dan dapat bertahan mengapung selama beberapa jam. Pesawat itu dilengkapi dengan jaket pelampung, perahu karet darurat, dan perlengkapan keselamatan lainnya. Harapan untuk menemukan korban selamat awalnya cukup tinggi.

Namun, meski dikerahkan tenaga dan sumber daya besar-besaran, tidak ditemukan satu pun jejak pesawat, bahkan puing-puing pun tidak ada. Pesawat dan semua orang di dalamnya menghilang begitu saja, tanpa meninggalkan bekas sedikit pun.

Jumlah Penumpang yang Hilang Sempat Diperbarui

Awalnya, jumlah orang yang dinyatakan hilang adalah 18 orang, namun pejabat Fawcett kemudian merevisi angka tersebut menjadi 15, menyebut bahwa 3 orang telah turun dari pesawat saat transit di Islandia.

Dewan Keselamatan Transportasi Kanada menyimpulkan bahwa pesawat kemungkinan besar jatuh ke laut dan mengklasifikasikan kejadian ini sebagai insiden kehilangan jiwa secara menyeluruh.Meskipun beberapa penyelidikan tambahan sempat dilakukan, kesimpulan akhir hanya menyalahkan kesalahan pilot, sementara nasib para penumpang tetap menjadi misteri hingga hari ini. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS