EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (5 April) mengatakan kepada rakyat Amerika bahwa kebijakan tarif besar-besaran yang baru saja diluncurkan merupakan sebuah revolusi ekonomi. Ia mendorong rakyat untuk “tetap bertahan”, meskipun tidak mudah, namun hasil akhirnya akan menjadi bersejarah, dan “Amerika akan menjadi hebat kembali.”
Dalam unggahan di platform media sosial miliknya, “Truth Social,” Trump menyatakan, “Tiongkok mengalami dampak yang jauh lebih besar dibandingkan Amerika, bahkan jauh melebihi kita. Mereka dan banyak negara lain telah memperlakukan kita dengan sangat buruk. Kita dulu adalah ‘tiang cambukan’ yang bodoh dan tak berdaya, tetapi hal itu tidak akan terjadi lagi.”
Di akhir unggahannya, Trump menyemangati rakyat Amerika untuk tidak menyerah. “Ini adalah sebuah revolusi ekonomi, dan kita pasti akan menang. Tetaplah bertahan, ini memang tidak akan mudah, tetapi hasil akhirnya akan menjadi momen bersejarah. Kita akan membuat Amerika kuat kembali!!!”
Kebijakan tarif yang diumumkan Trump pada Rabu (2 April) mengguncang pasar keuangan global. Sebagai tanggapan, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai memberlakukan tarif baru terhadap seluruh barang impor dari Amerika Serikat, menimbulkan kekhawatiran bahwa perang dagang global akan berkepanjangan. Dalam dua hari, pasar saham AS anjlok lebih dari 10%, dan indeks Nasdaq Composite masuk ke dalam wilayah pasar bearish.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Jumat (4 April) di pertemuan Menteri Luar Negeri NATO di Brussels menyatakan bahwa mengatakan ekonomi sedang runtuh adalah tidak tepat. Menurutnya, pasar sedang bereaksi terhadap “perubahan besar dalam tatanan global.”
“Namun pada akhirnya, selama pasar tahu aturan yang akan berlaku, selama aturan itu ditetapkan dan bisa diterapkan secara konsisten, pasar akan menyesuaikan. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk yang terlibat dalam perdagangan dan bisnis global, hanya butuh mengetahui apa aturannya. Begitu mereka tahu, mereka akan menyesuaikan diri,” kata Rubio.
Kebijakan tarif 10% yang dikenakan oleh pemerintahan Trump terhadap hampir seluruh barang impor mulai berlaku pada Sabtu. Namun, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengonfirmasi adanya masa tenggang 51 hari bagi barang-barang yang dikirim sebelum Sabtu waktu bagian timur AS. Tarif balasan yang lebih tinggi, antara 11% hingga 50%, dijadwalkan mulai berlaku pada Rabu mendatang (9 April).
Informasi terbaru menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mulai merespons tarif ini dengan cepat. Perusahaan otomotif India, Tata Motors (TAMO.NS), pada Sabtu (5 April) menyatakan akan menghentikan ekspor mobil buatan Inggris dari merek Jaguar Land Rover (JLR) ke Amerika Serikat selama sebulan. Tarif impor sebesar 25% terhadap mobil dan truk ringan telah mulai berlaku sejak 3 April. (Hui)
Laporan oleh Li Qingyi dan Jiang Diya, NTD News