Korban Tewas Gempa  Myanmar Menjadi 3.471 Jiwa, Pengungsi Tidur di Tempat Terbuka Picu Kekhawatiran Wabah Kolera

EtIndonesia. Gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar akhir bulan lalu menimbulkan korban jiwa yang besar. Hingga kini, tercatat sebanyak 3.471 orang meninggal, 4.671 orang terluka, dan 214 orang masih dinyatakan hilang. 

Lembaga-lembaga penyelamat menyebutkan bahwa hujan yang terus-menerus di beberapa daerah bencana dalam beberapa hari terakhir dapat semakin mempersulit upaya penyelamatan. Badan bantuan PBB juga mengungkapkan kebutuhan mendesak akan tenda untuk menampung para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal.

Daerah yang terdampak gempa dihuni oleh sekitar 28 juta orang. Menurut laporan Central News Agency (CNA), banyak organisasi bantuan  memperingatkan bahwa curah hujan yang tidak biasa dan suhu ekstrem di Myanmar belakangan ini, dapat menyebabkan wabah kolera dan penyakit lainnya di kalangan para penyintas yang tinggal tanpa perlindungan.

Warga beristirahat di bawah kelambu di tanah di Mandalay, 4 April 2025. (SAI AUNG MAIN/AFP via Getty Images)

Tom Fletcher, kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), yang mengunjungi daerah bencana di Myanmar, menulis di platform media sosial X :  “Banyak keluarga tidur di luar rumah mereka yang hancur, terkena hujan dan angin, dan harus melihat mayat orang-orang terdekat mereka diangkat dari puing-puing. Warga sangat khawatir akan ada gempa susulan lainnya.”

Fletcher menambahkan,  “Kita perlu memberikan mereka tenda dan harapan agar mereka bisa membangun kembali kehidupan mereka yang hancur.”  Ia juga menekankan bahwa aksi yang kuat dan terkoordinasi adalah kunci untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

Sejak kudeta militer pada 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, junta militer Myanmar menghadapi banyak kesulitan dalam memerintah. Layanan dasar seperti ekonomi dan kesehatan mengalami kemacetan, dan gempa baru-baru ini semakin memperburuk situasi.

PBB menyatakan bahwa sejak kudeta militer, perang sipil di Myanmar semakin parah, menyebabkan lebih dari 3 juta orang mengungsi. Masyarakat secara umum menghadapi kerawanan pangan, dan lebih dari sepertiga populasi memerlukan bantuan kemanusiaan mendesak. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Orang-orang tidur di udara terbuka di tanah di Mandalay, 4 April 2025, setelah gempa bumi 28 Maret. (SAI AUNG MAIN/AFP melalui Getty Images)
Anak-anak tidur di tempat terbuka di tanah di Mandalay pada 4 April 2025, setelah gempa bumi pada 28 Maret. (Foto oleh SAI AUNG MAIN / AFP via Getty Images)

FOKUS DUNIA

NEWS