Serangan Paling Mematikan dalam Beberapa Bulan: Rudal Rusia Hantam Ukraina, Lebih dari 100 Orang Jadi Korban – Dikecam Banyak Negara

EtIndonesia. Ledakan dahsyat mengguncang tanah, memecah ketenangan pagi hari dengan batu beterbangan dan asap kelabu menyelimuti udara. Dua rudal balistik Rusia menghantam pusat Kota Sumy, yang terletak di timur laut Ukraina. Salah satu rudal menghantam sebuah bangunan universitas, sementara rudal lainnya meledak di jalanan kota. Sedikitnya 34 orang tewas dan 117 lainnya luka-luka.

Gubernur Sumy, Volodymyr Artiukh, menyatakan, “Musuh telah menyebabkan kerusakan paling parah terhadap Kota Sumy dan penduduknya. Para korban luka saat ini sedang menjalani perawatan darurat.”

Rekaman di lokasi kejadian memperlihatkan deretan kantong jenazah yang diletakkan di pinggir jalan, sementara keluarga korban duduk tak sanggup meninggalkan jasad orang tercinta.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengecam keras serangan tersebut:
“Serangan ini terjadi di pusat kota, dan waktunya bertepatan dengan Hari Minggu Palma. Hanya iblis yang sanggup melakukan hal seperti ini.”

Zelensky menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa masyarakat internasional harus memberikan respons yang tegas.

“Perang yang jahat ini hanya akan berakhir jika dunia tidak melupakannya dan terus memberi tekanan kepada pihak agresor,” ujar Zelensky.

Pada hari yang sama, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengeluarkan pernyataan tegas mengecam aksi biadab Rusia. Ia menyebut, serangan ini menunjukkan urgensi penerapan langkah-langkah kuat untuk menegakkan gencatan senjata. Von der Leyen menyatakan bahwa Eropa akan terus bekerja sama dengan mitra internasional untuk memberikan tekanan maksimal kepada Rusia hingga pertumpahan darah ini berhenti dan perdamaian yang adil serta abadi dapat tercapai.

Keith Kellogg, utusan khusus Ukraina dari kubu Trump, menyebut bahwa serangan terhadap warga sipil di Sumy telah melewati batas moral. Ia juga menambahkan, inilah alasan utama mengapa Presiden Trump sangat bertekad mengakhiri perang ini secepat mungkin.

Lebih dari 20 pemimpin dunia dan pejabat tinggi dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, Polandia, Kanada, dan Finlandia secara terbuka mengecam tindakan militer Rusia, serta menyatakan dukungan mereka terhadap Ukraina. Zelensky membalas satu per satu pernyataan dukungan tersebut melalui akun platform X (sebelumnya Twitter), menyampaikan rasa terima kasihnya.

Sehari sebelum serangan, para pejabat tinggi diplomatik dari Rusia dan Ukraina saling menuduh bahwa pihak lawan telah melanggar kesepakatan gencatan senjata sementara yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Kesepakatan ini seharusnya melarang kedua belah pihak menyerang infrastruktur energi selama periode gencatan.

Pada hari Jumat sebelumnya, Steve Witkoff, utusan khusus dari Presiden Trump, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburg. Mereka melakukan pertemuan selama lebih dari empat jam untuk membahas konflik Ukraina.

Dalam wawancara di atas Air Force One pada  Sabtu, Presiden AS Donald Trump menyampaikan optimisme terhadap kemajuan dalam proses negosiasi antara Rusia dan Ukraina.

“Saya pikir perundingan antara Ukraina dan Rusia sedang menuju arah yang baik. Anda akan segera melihat hasilnya. Pada akhirnya, seseorang harus mengalah atau menutup mulutnya. Kita akan lihat bagaimana kelanjutannya, tapi saya merasa ini bergerak ke arah yang benar,” ujar Trump. (Jhon)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS