Presiden Mahmoud Abbas Desak Hamas Serahkan Sandera, Fasilitas Nuklir Bawah Tanah Iran Terungkap

Pada Rabu (23 April), Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pernyataan tegas yang jarang terjadi, mendesak Hamas untuk segera menyerahkan sandera Israel dan mengakhiri perang di Gaza. Sementara itu, laporan terbaru mengungkapkan bahwa Iran tengah memperkuat fasilitas nuklir bawah tanahnya, di saat sedang melakukan perundingan nuklir dengan Amerika Serikat.

EtIndonesia. Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara keras mengkritik kelompok militan Hamas karena menolak menyerahkan sandera Israel. Abbas mendesak Hamas untuk membebaskan semua sandera dan mengakhiri perang di Gaza.

Ia juga menyerukan agar Hamas melepaskan kendali atas Jalur Gaza dan menyerahkan senjata kepada Otoritas Palestina. Namun, Israel sebelumnya telah menyatakan penolakannya terhadap peran Otoritas Palestina di Gaza pasca perang.

Sementara itu, Mesir dan Qatar sedang merancang proposal baru untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hamas, dan rincian lebih lanjut dari proposal tersebut telah terungkap.

Pejabat Mesir pada  Rabu menyatakan bahwa selain gencatan senjata antara Israel dan Hamas selama lima hingga tujuh tahun, proposal baru tersebut juga menyarankan diakhirinya kekuasaan Hamas di Gaza, dan pembentukan sebuah komite teknokrat independen secara politik untuk mengambil alih pengelolaan Gaza.

Sejak gencatan senjata Israel-Hamas gagal, Israel bersumpah tidak akan menghentikan perang di Gaza sampai semua sandera dibebaskan, serta akan menghancurkan atau melucuti senjata kelompok militan Hamas.

Hamas menyatakan bahwa selama Israel masih menduduki wilayah Palestina, mereka tidak akan membubarkan organisasi tersebut.

Pada Sabtu minggu ini, Iran dan Amerika Serikat dijadwalkan menggelar putaran ketiga perundingan mengenai program nuklir Iran.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada Rabu di Beijing menyatakan kepada media bahwa negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat berjalan ke arah yang benar, namun ia menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan hasilnya.

Namun, para analis menilai bahwa ini merupakan indikasi bahwa perundingan Iran-AS sedang berlangsung dengan cepat.

Namun demikian, sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa saat perundingan sedang berlangsung, Iran juga sedang memperkuat fasilitas nuklir bawah tanahnya.

Dalam laporan yang dirilis oleh Institut Ilmu dan Keamanan Internasional pada Rabu, citra satelit menunjukkan bahwa fasilitas nuklir utama Iran terhubung dengan dua jaringan terowongan bawah tanah.

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, yang sedang mengunjungi Amerika Serikat, pada hari Rabu menyatakan kepada wartawan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan Iran menggunakan jaringan terowongan tersebut, dan Iran telah melarang para penyelidik IAEA untuk masuk ke dalam terowongan itu.

Pada hari yang sama, kelompok militan Houthi di Yaman secara langka menembakkan sebuah rudal ke wilayah utara Israel. Militer Israel telah mengkonfirmasi serangan udara ini. Sirene peringatan udara terdengar di kota Haifa dan wilayah utara Israel lainnya. (Hui)

Laporan oleh: Zhao Fenghua, reporter televisi New Tang Dynasty (NTD)

FOKUS DUNIA

NEWS