Serangan Teroris Menewaskan 26 Wisatawan di Kashmir

EtIndonesia. Teroris menembak mati 26 wisatawan di sebuah resor di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 22 April 2025.  Kepala menteri wilayah tersebut menyebut para pelaku sebagai “tidak berperikemanusiaan.”

Para pria bersenjata juga melukai puluhan orang, termasuk dua perwira polisi senior, dalam serangan di padang rumput Baisaran, tiga mil dari kota resort Pahalgam.

Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, menulis di media sosial X pada 22 April: “Saya sangat terkejut. Serangan terhadap para tamu kita ini adalah tindakan keji. Para pelaku serangan ini adalah binatang, tidak berperikemanusiaan, dan patut dihina.”

Trump Tawarkan ‘Dukungan Penuh’

Presiden AS Donald Trump menulis di Truth Social: “Berita yang sangat mengganggu dari Kashmir. Amerika Serikat berdiri teguh bersama India melawan terorisme.

“Kami mendoakan jiwa-jiwa yang telah hilang dan pemulihan bagi mereka yang terluka. Perdana Menteri Modi, serta rakyat India yang luar biasa, memiliki dukungan penuh dan simpati terdalam dari kami.”

Wakil Presiden AS JD Vance sedang berada di India dalam kunjungan selama empat hari, setelah tiba di New Delhi pada 21 April dan bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Vance menulis di X: “Saya dan Usha menyampaikan belasungkawa kami kepada para korban serangan teroris yang menghancurkan di Pahalgam, India. Dalam beberapa hari terakhir, kami sangat terpesona dengan keindahan negara ini dan rakyatnya. Doa kami menyertai mereka yang sedang berduka atas serangan mengerikan ini.”

Press Trust of India (PTI) melaporkan bahwa Modi mempersingkat kunjungannya selama dua hari ke Arab Saudi dan kembali ke New Delhi pada 22 April.

Padang rumput di Baisaran, yang dikelilingi oleh hutan pinus dan pegunungan bersalju, merupakan tujuan wisata populer yang dikunjungi ratusan wisatawan setiap hari.

Setidaknya 24 jenazah ditemukan setelah serangan, dan dua orang meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

Para kelompok teroris—beberapa seperti Lashkar-e-Taiba  ingin bergabung dengan Pakistan, dan lainnya menginginkan kemerdekaan bagi Kashmir—telah melakukan serangan terhadap militer dan pasukan keamanan India di masa lalu, namun insiden 22 April ini tampaknya menjadi serangan pertama terhadap para wisatawan.

PTI menyebutkan bahwa The Resistance Front, kelompok bayangan dari Lashkar-e-Taiba, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun The Epoch Times belum dapat memverifikasi klaim itu.

Lashkar-e-Taiba—yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda, Osama bin Laden, dan Taliban—telah dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB sejak 2005 dan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat.

Namun India kerap menuduh Pakistan memberi perlindungan kepada Lashkar-e-Taiba dan kelompok teroris Kashmir lainnya.

Pada 2019, setelah seorang pelaku bom bunuh diri menewaskan 44 anggota paramiliter India di Kashmir, New Delhi menuntut agar Pakistan mengambil tindakan terhadap para teroris yang beroperasi dari wilayahnya.

Kashmir telah menjadi wilayah sengketa antara India dan Pakistan sejak 1947, ketika Kekaisaran Inggris menarik diri dari anak benua tersebut dan meninggalkan status wilayah ini dalam ketidakpastian.

India menguasai sebagian besar Kashmir, sementara Pakistan mengelola bagian utara dan barat, dan Tiongkok menguasai wilayah di bagian timur—beberapa di antaranya telah diserahkan oleh Pakistan.

Pada 2019, India secara resmi membagi negara bagian Jammu dan Kashmir menjadi dua wilayah yang dikelola secara federal—Jammu-Kashmir yang berbatasan dengan Pakistan, dan Ladakh yang berbatasan dengan Tiongkok.

India Janjikan ‘Konsekuensi Terberat’

Pada 22 April, Menteri Dalam Negeri India Amit Shah menulis di X, “Kami akan bertindak keras terhadap para pelaku dengan konsekuensi yang paling berat.”

Ia kemudian menuju ke Srinagar, kota utama di Kashmir, dan mengadakan pertemuan dengan pejabat keamanan tingkat tinggi.

Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Modi telah memerintah India sejak 2014, namun dalam pemilu legislatif pada Oktober 2024, Partai Konferensi Nasional Jammu dan Kashmir (JKNC) mengalahkan BJP, dan Omar Abdullah menjadi kepala menteri.

Abdullah menulis di X pada 23 April, “Sungguh menyayat hati melihat eksodus para tamu kami dari lembah setelah serangan teror yang tragis di Pahalgam kemarin, tetapi pada saat yang sama kami sepenuhnya memahami mengapa orang-orang ingin pergi.”

Ia menyebutkan bahwa Kementerian Penerbangan Sipil sedang mengatur penerbangan tambahan keluar dari wilayah tersebut, dan jalan raya NH-44 antara Srinagar dan kota Jammu di selatan Kashmir—yang ditutup pada 22 April setelah serangan—telah dibuka kembali untuk lalu lintas satu arah.

Ulama Islam tertinggi di Kashmir, Mirwaiz Umar Farooq, mengutuk serangan tersebut dalam sebuah pernyataan di X.

Associated Press berkontribusi dalam laporan ini.

FOKUS DUNIA

NEWS