EtIndonesia. Seorang siswi seni tuna rungu-bisu di Tiongkok menjadi viral — bukan karena bakat atau ketahanannya, tetapi karena penampilannya yang mencolok yang menurut beberapa netizen begitu sempurna sehingga dia tampak “seperti AI”.
Menurut HK01, beberapa teman sekelasnya tidak senang dengan tanggapan publik dan membelanya secara daring dengan berbagi bagaimana dia menghadapi banyak tantangan sebagai siswi tuna rungu-bisu.
Siswi tersebut, Chen Yue (nama ditransliterasikan), difoto pada upacara pembukaan Olimpiade Olahraga Akademi Seni Rupa Xi’an.

Gambar-gambar tersebut, yang kemudian diunggah ke media sosial Tiongkok, meledak popularitasnya — tetapi tidak semua perhatian itu baik.
Sementara banyak yang memujinya karena kecantikannya, banyak juga yang berkomentar bahwa proporsi wajahnya terlalu simetris dan “sempurna”.
Beberapa bahkan mengatakan bahwa dia adalah “boneka silikon hasil rekayasa AI”.

Salah satu utas yang viral bahkan menyatakan bahwa dia tampak “sangat sempurna”, yang memicu spekulasi bahwa foto-foto itu palsu — atau bahwa dia sama sekali bukan orang sungguhan.
Akibat komentar-komentar negatif tersebut, banyak teman sekelas Chen membelanya.
Mereka mengungkapkan bahwa Chen menghadapi banyak hambatan sebagai siswi tuna rungu-bisu. Meskipun menghadapi tantangan, dia berhasil diterima di Akademi Seni Rupa Xi’an.
Dia adalah bagian dari Sekolah Seni Pendidikan Khusus di akademi tersebut, yang programnya membantu siswa penyandang disabilitas mendapatkan pekerjaan setelah lulus.
Teman-temannya menggambarkannya sebagai orang yang baik hati, pekerja keras, dan berprestasi secara akademis.
Menurut Sing Tao Daily, ini bukan pertama kalinya Chen mendapat kritikan secara daring.
Dia sudah memiliki lebih dari 472.000 penggemar di Douyin, tempat dia secara rutin mengunggah konten — sebagian besar ditujukan untuk meningkatkan kesadaran tentang kehidupan sebagai seorang tuna rungu-bisu.

Sayangnya, popularitasnya juga menimbulkan gelombang skeptisisme, dengan beberapa orang menuduhnya memalsukan disabilitasnya. Dia kemudian merilis dokumen resmi yang membuktikan statusnya.
Lebih jauh, dia juga menulis tentang pengalamannya sebagai tuna rungu-bisu untuk melawan prasangka terhadap penyandang disabilitas. (yn)
Sumber: mustsharenews