Beberapa Negara Bagian AS Hentikan Hubungan Kota Kembar, Melarang Produk Tiongkok Hingga Gelombang Anti-Komunis Meningkat

Hubungan AS-Tiongkok yang terus memburuk telah memicu gelombang anti-Komunis di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sejak awal tahun ini, para legislator di berbagai negara bagian telah mengajukan setidaknya 240 proposal anti-Komunis, termasuk larangan produk teknologi dari Tiongkok serta penghentian hubungan kota kembar antara AS dan Tiongkok.

Etindonesia. Menurut analisis dari perangkat pelacak legislasi Plura, setidaknya 41 negara bagian di Amerika Serikat telah mengajukan lebih dari 240 proposal anti-Komunis tahun ini. Isi proposal tersebut antara lain: memastikan dana publik tidak digunakan untuk membeli produk teknologi Tiongkok, serta mengakhiri hubungan kota kembar antara kota-kota AS dan kota-kota di Tiongkok.

Selain itu, dalam hal pembatasan kepemilikan tanah oleh asing, 24 negara bagian telah mengajukan setidaknya 46 proposal terkait.

 “Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dan negara bagian di Amerika Serikat menganggap memboikot Partai Komunis Tiongkok sebagai tanggung jawab bersama. Mulai dari membatalkan produk wisata Tiongkok hingga hubungan kota kembar AS-Tiongkok, semuanya menunjukkan bahwa sikap anti-Komunis hampir menjadi konsensus bersama di masyarakat demokratis dan pemerintahan daerah,” ujar Chen Shih-min, Wakil Profesor Ilmu Politik di Universitas Nasional Taiwan.

Analisis menyebutkan bahwa gelombang anti-Komunis di Amerika berasal dari perubahan kebijakan terhadap Tiongkok pada masa jabatan pertama Presiden Trump, yang meningkatkan kesadaran akan tantangan yang ditimbulkan oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap dunia, sehingga masyarakat mulai lebih waspada terhadap Beijing.


“Pada masa jabatan pertamanya, Trump secara terang-terangan menuduh Partai Komunis Tiongkok banyak melanggar komitmen yang dibuat saat bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), baik dalam perdagangan dengan Amerika maupun perdagangan bebas global. Trump kemudian terpilih kembali berkat kebijakan ‘America First’ dan proteksionismenya. Ini menunjukkan adanya dukungan kuat dari masyarakat Amerika, yang menganggap Partai Komunis Tiongkok sebagai pesaing strategis besar bagi Amerika Serikat,” ujar Profesor Tseng Chien-yuan, Ketua Dewan Institut Demokrasi Tionghoa. 

Para ahli juga menilai bahwa gelombang anti-Komunis di seluruh negara bagian Amerika berkaitan erat dengan kepemimpinan tinggi Partai Komunis Tiongkok saat ini.

 “Xi Jinping membangun sistem kontrol digital totaliter di Tiongkok, melakukan penegakan hukum di luar negeri dan represi lintas batas, serta melanggar kedaulatan negara-negara lain. Ia juga secara terang-terangan menantang nilai-nilai universal dan sistem pemerintahan global, menyebabkan citra internasional Tiongkok jatuh ke titik terendah baru,” ujar Tseng Chien-yuan. (hui/asr)

Laporan oleh reporter NTDTV, Li Yun dan Qiu Yue

FOKUS DUNIA

NEWS