Pada Sabtu (26 April), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengadakan pertemuan singkat secara tatap muka di sela-sela menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatican. Zelensky mengatakan bahwa pertemuan ini berpotensi membawa makna bersejarah untuk perdamaian. Juru bicara Gedung Putih juga menyebut pertemuan tersebut “sangat produktif.”
EtIndonesia. Pada Sabtu (26 April) pagi, presiden Trump dan Zalenskyy berbicara sekitar 15 menit di dalam Basilika Santo Petrus di Vatikan. Foto-foto yang dipublikasikan menunjukkan bahwa mereka berbicara tanpa didampingi para pembantu atau staf.
Beberapa saat kemudian, saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Zelenskyy menyatakan bahwa pertemuannya dengan Trump “sangat produktif.” Kantor Starmer mengatakan bahwa Inggris akan terus bekerja sama erat dengan Ukraina untuk mendorong perundingan damai dan mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga melakukan percakapan yang disebut “sangat positif” dengan Zelenskyy, dan menyatakan bahwa Ukraina telah siap untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat. Macron menegaskan bahwa koalisi yang dipimpin Prancis dan Inggris akan terus berupaya mencapai tujuan ini. Dalam postingannya di platform X, Macron menulis, “Mengakhiri perang di Ukraina adalah tujuan bersama kita dengan Presiden Trump. Presiden Zelenskyy hari ini sekali lagi menegaskan bahwa Ukraina siap untuk gencatan senjata tanpa syarat.”
Sementara itu, Presiden Trump pada Sabtu menulis di platform media sosialnya, Truth Social, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak seharusnya membombardir kawasan perumahan di kota-kota Ukraina, dan ia harus mempertimbangkan cara yang berbeda.
Trump menulis: “Ini membuat saya meragukan apakah dia (Putin) benar-benar ingin menghentikan perang, atau hanya ingin terus mengulur-ulur waktu. Saya mungkin harus mengambil pendekatan berbeda, seperti ‘sanksi perbankan’ atau ‘sanksi sekunder’? Terlalu banyak orang telah berkorban!” (Hui/asr)
Laporan disusun oleh jurnalis NTDTV, Qiu Yue dan Jiang Diya