EtIndonesia. Pada hari Kamis (15/5), dalam pernyataan menjelang pertemuan informal para menteri luar negeri NATO, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyatakan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina “tidak memiliki solusi militer.” Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menekankan bahwa saat ini “bola ada di tangan Rusia.” Presiden Vladimir Putin, kata Rutte, harus menjelaskan apakah mereka bersedia atau tidak untuk berpartisipasi dalam perundingan damai.
NATO Bertemu di Turki, Fokus pada Perdamaian
Pertemuan informal para menteri luar negeri NATO digelar di Kota Antalya, wilayah pesisir Mediterania, Turki, dan dipimpin bersama oleh Sekjen NATO, Mark Rutte serta Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan.
Dalam pernyataannya menjelang pertemuan, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio menekankan bahwa: “Konflik antara Rusia dan Ukraina tidak akan berakhir dengan kekuatan militer. Satu-satunya jalan keluar adalah melalui solusi diplomatik. Semakin cepat kesepakatan dicapai, maka semakin sedikit korban jiwa dan kerusakan yang terjadi.”
NATO: Sekarang Giliran Rusia Bertindak
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, juga menyampaikan pandangan serupa. Dia mengatakan bahwa: “Ukraina sudah menyatakan kesiapan untuk gencatan senjata dan memulai negosiasi segera—ini sangat jelas. Sekarang, bola ada di pihak Rusia. Mereka harus menjelaskan: apa yang sedang mereka lakukan? Mengapa mereka datang atau tidak datang? Siapa yang mereka kirim sebagai utusan?”
Rutte menyampaikan bahwa NATO sangat fokus untuk memastikan Ukraina bisa menuju perdamaian yang abadi.
Turki Berharap Ada Terobosan dari Pembicaraan Istanbul
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, yang menjadi tuan rumah pertemuan, menyampaikan harapannya terhadap momentum damai yang sedang tumbuh.
Firdan mengatakan: “Setelah tiga tahun penderitaan besar, kini muncul jendela peluang. Kami berharap pertemuan di Istanbul dapat membuka babak baru dalam proses perdamaian.”
Pembahasan Tambahan: Usulan AS untuk Tingkatkan Investasi Pertahanan NATO
Selain membahas langkah-langkah menuju penyelesaian konflik Rusia-Ukraina, para menteri luar negeri NATO juga membicarakan usulan Amerika Serikat untuk meningkatkan investasi pertahanan secara signifikan dalam tujuh tahun ke depan, dengan target pengeluaran mencapai 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara anggota.
Rutte menekankan: “NATO harus menjadi lebih kuat. Bukan dengan menyerang, tetapi dengan membangun kekuatan yang begitu besar hingga tak seorang pun berani menyerang kami. Karena mereka tahu, jika aliansi ini diserang, balasannya akan sangat menghancurkan.” (jhn/yn)