Universitas New York : Bahan Kimia Umum dalam Plastik Tewaskan 350 Ribu Orang Setiap Tahun

Sedotan minuman, kotak plastik untuk makanan siap saji, bahkan kantong pembungkus makanan yang tampak tidak berbahaya—semua benda ini sebenarnya mengandung racun mematikan tersembunyi. Racun itu adalah bahan tambahan plastik yang umum digunakan, bernama Di(2-ethylhexyl) phthalate (DEHP). Menurut studi terbaru, bahan ini dapat menyebabkan lebih dari 350.000 kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah setiap tahun. Hari ini, mari kita ungkap badai diam-diam ini.

EtIndonesia. Beberapa tahun terakhir, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular terus meningkat secara global, memicu keprihatinan di kalangan medis. Penelitian terbaru dari Universitas New York (NYU) menunjukkan bahwa DEHP memiliki korelasi signifikan dengan meningkatnya angka kematian kardiovaskular.

DEHP banyak digunakan dalam kosmetik, detergen, selang plastik, peralatan medis, dan wadah makanan, karena sifatnya yang membuat plastik lebih fleksibel dan elastis. Namun, setelah masuk ke dalam tubuh manusia, zat ini bisa menyebabkan obesitas, diabetes, gangguan kesuburan, dan bahkan meningkatkan risiko kanker.

Penelitian ini dipimpin oleh NYU Langone Health dan Grossman School of Medicine, dengan menganalisis data lingkungan dan kesehatan dari 200 negara. Hasilnya menunjukkan bahwa 356.238 orang meninggal akibat paparan DEHP, yang menyumbang lebih dari 13% kematian akibat penyakit kardiovaskular di seluruh dunia. Bahkan, 98% dari kematian tersebut berkaitan langsung dengan penggunaan plastik.

Secara geografis, Asia Selatan dan Timur Tengah mencatat jumlah kematian tertinggi akibat DEHP, mencapai 41,7%, diikuti oleh Asia Timur dan kawasan Pasifik sebesar 31,5%. Artinya, lebih dari 73% dari total kematian global akibat DEHP terjadi di Asia, dengan India mencatat lebih dari 100.000 kematian, dan Tiongkok lebih dari 60.000 kematian.

Hasil studi ini telah dipublikasikan pada 29 April dalam jurnal medis bergengsi The Lancet Planetary Health.

Leonardo Trasande, Direktur Pusat Riset Bahaya Lingkungan di NYU, menyatakan bahwa bahan kimia beracun kronis seperti DEHP harus dipertimbangkan sebagai isu penting dalam kebijakan kesehatan masyarakat.

Krisis kesehatan masyarakat yang diam-diam ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk meninjau kembali harga yang harus dibayar demi kehidupan yang serba praktis. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS