EtIndonesia. Pemerintah Jepang merilis rencana ambisius untuk mengurangi korban jiwa akibat gempa besar Nankai Trough hingga 80% dalam 10 tahun ke depan. Dari simulasi terbaru yang memprediksi maksimal 298.000 korban jiwa, pemerintah menargetkan menekannya secara signifikan. Jumlah bangunan yang diperkirakan akan hancur total—yakni 2,35 juta unit—juga ditargetkan berkurang separuh.
Target ini telah dimasukkan dalam draf revisi Rencana Dasar Penanggulangan Bencana Jepang yang disahkan dalam rapat internal Partai Demokrat Liberal pada Selasa, 10 Juni, dan dijadwalkan disetujui oleh Dewan Penanggulangan Bencana Nasional sebelum Juli.
Menurut laporan Nikkei, rencana baru tersebut mewajibkan pemerintah daerah—khususnya yang berada di zona risiko tsunami tinggi—untuk memperbarui peta risiko tsunami skenario terburuk dalam waktu lima tahun, serta rutin mengadakan latihan evakuasi demi memperkuat kesiapsiagaan warga.
Kemajuan 10 Tahun Lalu Dinilai Masih Kurang
Rencana sebelumnya yang dirilis pada 2014 juga menargetkan penurunan korban hingga 80% dari proyeksi saat itu, yaitu 332.000 jiwa. Namun, setelah satu dekade, hasilnya belum maksimal—jumlah korban hanya turun sekitar 20% menjadi 264.000. Hal ini mengindikasikan bahwa langkah-langkah pencegahan di tingkat daerah belum terlaksana secara efektif, memicu kekhawatiran terhadap efektivitas penanggulangan bencana secara keseluruhan.
Simulasi Terbaru: Skenario Paling Buruk
Simulasi yang dipublikasikan oleh Kantor Kabinet Jepang pada 31 Maret 2024 menggambarkan potensi terburuk jika terjadi mega-gempa dan tsunami di Nankai Trough:
· Korban jiwa: hingga 298.000 orang
· Jumlah pengungsi: 12,3 juta orang
· Kerugian ekonomi: mencapai 270 triliun yen (~1,8 triliun USD)
· Ini akan menjadi bencana nasional paling parah dalam sejarah modern Jepang.
Pemerintah tengah memperbarui rencana mitigasi berdasarkan data ini dengan menetapkan target-target terukur dan sistem pemantauan ketat untuk memastikan setiap langkah dilaksanakan secara konkret.
Mengapa Gempa Nankai Begitu Diwaspadai?
Gempa Nankai Trough merupakan ancaman geologi utama Jepang. Zona sumber gempa ini membentang sekitar 700 km, dari Teluk Suruga hingga sisi timur Kyushu. Berdasarkan simulasi yang dirilis pada 2012 dan 2014 oleh Dewan Penanggulangan Bencana Pusat, gempa jenis ini berpotensi terjadi setiap 90–150 tahun dan bisa memicu tsunami setinggi puluhan meter—mengancam kota-kota pesisir dengan kerusakan masif.
Para ahli seismologi sepakat: pertanyaannya bukan “apakah” gempa ini akan terjadi, melainkan “kapan”.(jhn/yn)