oleh Xue Fei
Meski pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa Canton Fair tahun ini yang dimulai pada 15 April dan digembar-gemborkan sebagai “jendela dan arah pemantauan penting bagi perdagangan luar negeri Tiongkok”, dan merupakan pameran dagang produk Tiongkok terbesar, dengan kepastian bahwa masuk venue tanpa antrian. Namun, para peserta pameran mengeluh karena hampir tidak ada orang asing yang datang berkunjung, semua pengunjungnya adalah warga lokal dan jumlahnya pun jauh lebih sedikit daripada Canton Fair masa lalu.
Menurut laporan resmi Partai Komunis Tiongkok (PKT), Canton Fair atau China Import and Export Fair yang tahun ini merupakan penyelenggaraan kali ke-133 telah dibuka pada 15 April. Ini adalah pertama kalinya event ini diadakan secara online dan offline bersamaan setelah diadakan secara online selama 3 kali berturut-turut (lantaran COVID-19). Canton Fair kali ini khusus membuka ruang pameran baru seluas 100.000 meter persegi untuk menampung sekitar 35.000 perusahaan peserta pameran offline. Tahun ini, baik area pameran maupun jumlah pesertanya telah memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah Canton Fair.
Pejabat PKT mengumumkan bahwa pada hari pertama pembukaan (15 April), jumlah pengunjung mencapai 370.000 orang, termasuk 67.000 orang asing. Namun, beberapa video dan pesan yang disampaikan oleh peserta pameran Canton Fair menceritakan hal yang sangat berbeda.
Sebuah video menunjukkan bahwa seorang peserta pameran yang memposting video rekaman gambar suasana dalam gedung Canton Fair menunjukkan bahwa meskipun ada antrian panjang yang tampak di luar gedung, tetapi aneh orang yang berada di dalam gedung pameran hanya sedikit.
Dengan kamera ponsel yang diarahkan kepada dirinya ia berkata : “Lihat saja bagaimana situasi antrian di luar sana ? Bukannya semua orang itu akan terserang udara panas. Aneh di dalam sini pengunjung tak seberapa orangnya, ulah penyelenggara ?! Lihat saja, semua orang (peserta pameran) sedang tidak berbuat apa-apa. Coba lihat, lihat koridor itu, yang sudah dibuka, mengapa para tamu (pengunjung) tidak masuk ke venue ?”
Video tersebut memicu diskusi hangat di Twitter, ada netizen berkomentar bahwa bukan karena pengunjung diblokir di luar, tetapi orang di luar itu hanyalah “orang sewaan”. “Yang mengantri di luar itu adalah agen-agen yang disewa penyelenggara. Mereka hanya bertugas mengantri dan tidak masuk ke venue. He he he …”
“Menyewa orang untuk berbaris dan berjalan di luar gedung, sehingga seluruh dunia dapat melihat betapa suksesnya pameran”. “Untuk menciptakan ilusi kesibukan-lah”. “Entah berapa banyak orang sewaan yang dipakai untuk merekam video promosi !”
Yang lain mengatakan bahwa pihak berwenang sengaja menciptakan efek kerumunan : “Ini memang sengaja, bergerombol di depan pintu masuk untuk menciptakan efek padat pengunjung ?” “Pada 15 April, panitia Canton Fair di Guangzhou secara terang-terangan berbohong dengan sengaja menciptakan efek keramaian untuk menipu 1,4 miliar orang Tiongkok dan orang-orang di dunia. Dalam beberapa hari ini, stasiun TV PKT pasti akan menggunakan hal ini untuk promosi konyolnya !”
Di video lain, seorang wanita mengatakan bahwa biaya sewa stand di pameran Canton Fair tahun ini sangat mahal, tetapi nama pengunjung terdaftar yang saya peroleh jumlahnya cuma segelintir, jauh lebih rendah dari jumlah tahun sebelumnya, jelas input dan outputnya tidak sebanding.
“Hari ini adalah hari pertama, tampaknya jumlah orang yang masuk venue masih tidak termasuk jelek, orang asing mungkin sekitar 10%, tetapi ini cuma secara pandangan mata lho, yang mungkin saja keliru”. Dia mengatakan bahwa stan pamerannya hari ini telah dikunjungi oleh 8 pengunjung Barat, tetapi anehnya mereka datang dan meninggalkan stan kami secara tergesa-gesa, dan tidak duduk untuk membicarakan hal-hal serius sebagaimana orang dalam bernegosiasi urusan bisnis.
“Dulu, hari pertama saya mengikuti pameran adalah yang tersibuk, saya bisa memperoleh sedikitnya 50 lembar kartu nama (pengunjung yang berminat). Namun, tahun ini saya kecewa karena biaya sewa stan Canton Fair kali ini sangat tinggi, tidak sebanding dengan input yang diharapkan. Saya meminta karyawan untuk mengamati rekan-rekan lainnya untuk mengetahui apakah itu diakibatkan oleh stan saya terlalu kecil dan kurang menarik sehingga hanya mengumpulkan 8 lembar kartu nama ? Namun setelah karyawan menanyakan rekan-rekan lainnya datang dengan melaporkan bahwa hasil yang mereka peroleh juga kurang menggembirakan”.
Menurut beberapa pemilik kios peserta pameran yang merilis video tersebut, biaya sewa kios yang membumbung sampai mencapai RMB. 158.000,- jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Ada juga pemosting video dalam rekamannya mengatakan bahwa semua pengunjung pameran adalah warga sipil Tiongkok. Nyaris tidak terlihat ada orang asing.
Menurut catatan percakapan, ada orang melaporkan hasil pameran mengatakan bahwa hampir semua pengunjung adalah warga sipil Tiongkok, setidaknya 30% dari mereka berkunjung dari satu stan ke stan lainnya, biaya pameran RMB. 80.000,-, hari pertama pameran dengan 0 transaksi. Kartu nama yang diterima berjumlah total 20 lembar, padahal di masa lalu bisa mencapai di atas 100 lembar.
Dari rekaman gambar maupun percakapan diketahui bahwa sangat sedikit orang asing, terutama pengunjung dari Eropa dan Amerika Serikat yang datang di Canton Fair tahun ini. Paling-paling adalah pengunjung dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin. “Peserta pameran dan pembeli domestik merupakan mayoritas, menunjukkan fenomena tipikal yang menggambarkan antusiasnya peserta pameran tetapi cuma ditanggapi dengan acuh tak acuh oleh pangunjung”.
Komentar netizen : “Ada di mana para pengusaha asing ?” “Mana barisan orang-orang Barat ? Ini kan bukan perdagangan dalam negeri ?” “Mayoritas adalah peserta pameran, pihak yang menjual produk”, “Yang penting adalah jumlah pembeli, bukan jumlah penjual”.
Ada juga netizen yang mencibir dengan menuliskan : Mengapa para saudara yang berkulit hitam tidak berkunjung ? (sin)