oleh Tao Ming dan Ren Hao
Pada 23 Mei, berkumpul di Capitol Hill, Washington DC, Duta Besar Kebebasan Beragama Internasional AS, anggota kongres, cendekiawan, dan beberapa keluarga praktisi Falun Gong Tiongkok dalam rangka membahas bagaimana menghentikan penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong
Reporter NTD Tao Ming melaporkan PKT telah menganiaya Falun Gong selama hampir 24 tahun, bahkan tangan hitamnya kini telah menjangkau sampai ke luar negeri. Pada 23 Mei, anggota Kongres AS mengadakan pengarahan dengan mengundang keluarga praktisi Falun Gong di Tiongkok daratan yang dianiaya untuk berbicara dan mendiskusikan bagaimana mengakhiri tindakan biadab PKT tersebut”.
Dalam pengarahan tersebut, pakar hak asasi manusia dan praktisi Falun Gong menggunakan kasus nyata yang terjadi sekarang mengungkap bagian kecil dari penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok. Pada pertemuan tersebut, tiga orang praktisi Falun Gong dan keluarga mereka yang dianiaya oleh PKT membagikan pengalamannya.
Latihan spiritual, yang melibatkan serangkaian latihan meditasi dan ajaran moral yang berpusat pada prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar, melonjak popularitasnya pada tahun 1990-an, menyebabkan sekitar 100 juta praktisi di Tiongkok. Rezim komunis menganggap itu sebagai ancaman terhadap cengkeraman kekuasaannya, dan melancarkan kampanye penganiayaan besar-besaran yang berlanjut hingga hari ini.
Praktisi Falun Gong bernama Wang Shanshan mengatakan : “Tahun ini, ibu saya dijatuhi hukuman 4 tahun penjara oleh Pengadilan Kota Liuyang”.
Praktisi Falun Gong bernama Steven Wang mengatakan : “Saya berharap kepada pemerintah AS dapat membantu menyelamatkan ibu saya, sehingga dia dapat dibebaskan (dari penjara) dengan selamat”.
Sebelum penganiayaan, kedua kakak beradik Wang Shanshan dan Steven Wang hidup bahagia bersama orang tua mereka di Tiongkok, namun setelah penganiayaan dimulai, ibunda mereka dipenjarakan oleh PKT sebanyak 11 kali, secara akumulatif penahanan itu berlangsung selama 10 tahun, sedangkan ayah mereka juga dianiaya hingga meninggal dunia. Pada tahun 2011, setelah melahirkan anak, Wang Shanshan ditahan oleh polisi PKT dan menerima ancaman pembunuhan.
Wang Shanshan mengatakan : “Di Tiongkok, masih banyak keluarga yang menderita berbagai tingkat penganiayaan (karena keyakinan mereka) seperti yang kami alami. Saya harap semua waega asal Tiongkok yang berada di sekitar saya dapat membantu para praktisi Falun Gong yang baik hati itu, dan membantu keluarga mereka”.
Hari ini, meskipun Wang Shanshan dan saudara laki-lakinya telah datang ke Amerika Serikat, tetapi ibunda Wang masih di Tiongkok dan menghadapi penganiayaan brutal.
Zhou You, seorang blogger yang mengoperasikan saluran mengenai isu militer di YouTube mengatakan bahwa ibunya adalah seorang praktisi Falun Gong, tetapi ayahnya bukan. Namun, setelah kembali ke Tiongkok dari Amerika Serikat baru-baru ini, ayahnya ditahan secara ilegal oleh otoritas PKT dan dijatuhi hukuman 8 tahun penjara dengan tuduhan berpartisipasi dalam Falun Gong.
Zhou You mengatakan : “Putusan pengadilan menyebutkan bahwa ayah saya adalah kaki tangan ibu saya. Karena pelaku utama ibu saya melarikan diri, jadi pelaku utama dan kaki tangan dianggap sama, dengan demikian ayah saya wajib menggantikan ibu saya untuk menjalani hukuman 8 tahun penjara”.
“Kakek saya meninggal dunia pada tahun lalu. Saya tidak bisa mengikuti upacara pemakamannya karena jika saya kembali ke Tiongkok, saya akan dipenjara. Ayah saya juga tidak bisa mengikuti upacara tersebut karena dia dipenjarakan”, kata Zhou You.
Zhou You saat didengar pengungkapannya di Capitol Hill, Washington DC. (Madalina Vasiliu/The Epoch Times)
Praktisi Falun Gong Ji Yunzhi telah meninggal dunia dalam tahanan pada bulan Maret tahun lalu akibat penganiayaan yang cukup lama oleh otoritas PKT. Putra Ji Yunzhi, bernama Simon Zhang adalah seorang arsitek di New York, ia juga menghadiri pengarahan yang diadakan pada 23 Mei tahun ini.
Simon Zhang mengatakan bahwa ibunya dipenjara berkali-kali karena Falun Gong. Di penjara, ibunya Ji Yunzhi disiksa dengan tongkat listrik, kerja paksa, dan lain-lain, dan mengalami kekurangan gizi yang serius. “(Dua kali pertama ibu saya dipenjara) kami baru bisa membawanya pulang ketika dia dalam kondisi sudah sekarat. Dia sekarat karena penyiksaan dan penganiayaan. Pada Tahun Baru Imlek tahun 2022, dia kembali ditangkap, dan kemudian dia mencoba melakukan mogok makan untuk memprotes, tetapi polisi mencekokinya, melecehkan dan mempermalukannya, sehingga dia kehilangan kesadaran dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan darurat”.
Ji Yunzhi meninggal dunia setelah ditahan secara ilegal selama 48 hari. Pada bulan terakhir hidupnya, dia terus diborgol dan dibelenggu kaki dan tangannya di ranjang rumah sakit.
Pada 2012, Simon Zhang bersama ibunya Ji Yunzhi melakukan perjalanan wisata di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. (foto disediakan oleh Simon Zhang)
Nina Shea, Direktur Center for Religious Freedom di Institut Hudson, Amerika Serikat mengatakan : “Kekejaman PKT terhadap Falun Gong adalah bentuk penganiayaan agama terburuk yang tidak diakui di dunia saat ini, dan bahkan mungkin merupakan kejahatan genosida”.
Nina Shea mengungkapkan bahwa sejak bulan Juli 1999, PKT dengan sengaja berusaha untuk memusnahkan semua praktisi Falun Gong. Bahkan banyak bukti menunjukkan bahwa PKT mengambil paksa organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup. Dirinya bahkan lebih berkhawatir jika tangan-tangan hitam Partai Komunis Tiongkok telah mencapai Amerika Serikat.
Pada pertemuan yang diadakan di meja bundar ruang kongres, para anggota parlemen menyatakan bahwa mereka bertekad untuk membantu menghentikan penganiayaan yang dilakukan PKT terhadap Falun Gong di Tiongkok.
Gus Bilirakis, Ketua International Religious Freedom Caucus mengatakan : “Kongres AS harus berbuat lebih banyak (untuk Falun Gong)”.
Gus Bilirakis mengatakan : “Tidak seorang pun boleh diintimidasi, dipaksa meninggalkan kampung halaman tempat leluhurnya, dipenjara atau bahkan dibunuh karena keyakinannya”.
“Perang kita baru saja dimulai dan kita harus membantu orang-orang hebat ini (praktisi Falun Gong)”, kata Gus Bilirakis. (sin)