EtIndonesia. Sebuah tablet tanah liat yang berasal dari tahun 1750 SM tampaknya merupakan keluhan tertulis tertua dalam sejarah manusia.
Tablet tersebut, yang dikenal sebagai “Tablet Keluhan kepada Ea-Nasir”, memberikan gambaran menarik tentang keluhan sehari-hari dari peradaban kuno dan tantangan yang dihadapi oleh pelanggan yang tidak puas.
Tablet tersebut, yang ditulis dalam aksara paku, ditemukan selama penggalian di kota kuno Ur, yang terletak di wilayah yang sekarang menjadi Irak selatan.
Hal ini ditujukan kepada seorang pedagang bernama Ea-Nasir, yang tampaknya terlibat dalam perdagangan tembaga dan komoditas lainnya.
Tablet itu berbunyi:
“Katakan pada Ea-Nasir: Nanni mengirimkan pesan berikut:
“Ketika Anda datang, Anda berkata kepada saya: ‘Saya akan memberikan batangan tembaga berkualitas baik.'”
“Anda pergi, tetapi Anda tidak melakukan apa yang Anda janjikan kepada saya.”
“Anda menaruh batangan yang tidak bagus di hadapan utusan saya dan berkata:
“Jika kamu ingin mengambilnya, ambillah; jika kamu tidak ingin mengambilnya, pergilah!”
“Apa kesalahan saya sampai Anda memperlakukan saya dengan penghinaan seperti itu?”
“Bagaimana Anda memperlakukan saya untuk tembaga itu?”
“Anda telah menahan kantong uang saya dari saya di wilayah musuh; sekarang terserah pada Anda untuk mengembalikannya kepada saya secara penuh.”
“Perhatikan bahwa saya tidak akan menerima tembaga apa pun dari Anda yang kualitasnya tidak bagus.”
“Saya akan memilih dan mengambil batangan itu satu per satu di pekaranganku, dan aku akan menggunakan hak penolakanku terhadapmu karena kamu telah memperlakukanku dengan hina.”
Lucunya, ini bukanlah insiden tunggal yang melibatkan Ea-Nasir.
Para arkeolog menemukan lebih dari selusin “surat” serupa di kediaman Ea-Nasir. Menjadi jelas bahwa Ea-Nasir mempunyai reputasi buruk karena gagal mengirimkan produk yang telah dibayar atau karena keliru mengirimkannya ke penerima yang salah. Selain itu, setiap kali usaha bisnisnya menghadapi tantangan, ia akan segera memulai usaha baru. (yn)
Sumber: sunnyskyz
