Baru-baru ini, dampak Topan Haikui melanda Guangxi, di mana hujan lebat memicu banjir dan tanah longsor, menyebabkan setidaknya tujuh orang tewas dan banyak yang hilang. Namun demikian, Partai Komunis Tiongkok menekan pemberitaan tentang bencana tersebut. Otoritas setempat, justru menerbitkan berita gempa bumi di luar negeri, sehingga memicu kemarahan publik
oleh Li Li/Lin Qing
Beberapa netizen lokal di Guangxi, Tiongkok pada 10-11 September, mengunggah video di platform media sosial di daratan Tiongkok, Douyin, yang menyebutkan bahwa Yulin di Guangxi telah diguyur hujan lebat selama tiga hari tiga malam. Bahkan, Kabupaten Bobai berubah menjadi lautan luas dalam semalam yang merendam hingga ke lantai satu tempat tinggal warga. Akan tetapi, tidak ada tim penyelamat yang tiba.
Warga menyampaikan pesan : “Kampung halaman saya, Desa Zhuhu, Kota Lingjiao, Kabupaten Bobai, Guangxi, berubah menjadi lautan luas dalam semalam. Air kini telah mencapai lantai dua. Di mana anggota tim penyelamat?”
Bahkan, beberapa netizen mengatakan, “Ini adalah banjir pertama di Kota Bobai, Kabupaten Bobai, Kota Yulin, Guangxi, tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Rumah rendah ditelan banjir, mobil terendam dan hasil panen terendam. Pemandangannya seperti laut. Saya berharap hujan lebat akan segera berhenti. Tolong jangan hujan lagi. Saya berharap semua orang di kampung halaman saya baik-baik saja dan semuanya aman.”
Menurut akun media sosial Weibo resmi dari Biro Meteorologi Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, daerah yang terkena dampak sisa-sisa Topan Haikui dari 10 -11 September sebanyak 21 kota di 5 kabupaten (kota, distrik) di tiga kota Yulin, Beihai, dan Qinzhou di Guangxi mengalami hujan badai yang sangat lebat dengan maksimum mencapai 446,2 mm di Kota Bobai Shuiming, Yulin.
Kantor Pusat Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan Guangxi menyatakan bahwa akibat dampak hujan deras, bagian sungai di Kabupaten Bobai di Sungai Nanliu mengalami banjir besar yang terjadi dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun. Pada pukul 12 siang tanggal 11 September, seluruh Sungai Nanliujiang mengeluarkan peringatan darurat.
Video yang beredar menunjukkan banjir terjadi di Kabupaten Bobai, Yulin, Guangxi. Rumah terendam, jalan berubah menjadi sungai, atap mobil terendam. Banyak kendaraan listrik tersapu banjir.
Pada 11 September, Observatorium Meteorologi Yulin mengeluarkan sinyal peringatan merah untuk hujan lebat dan tanah longsor serta banjir terjadi di beberapa desa dan kota di Luchuan dan Bobai.
Mengenai banjir Yulin, belum ada pemberitaan sebelumnya di internet termasuk dari media daratan Tiongkok. Sebaliknya, media besar PKT terus-menerus memberitakan gempa bumi di Maroko.
Baru kemudian, pada 11 September Kantor Berita Xinhua, media resmi Partai Komunis Tiongkok, mengumumkan bahwa hujan badai lebat terjadi di banyak tempat di Yulin dan banyak tanah longsor terjadi di Distrik Fumian, Kabupaten Luchuan, dan Kabupaten Bobai di Kota Yulin. Laporan hanya menyebutkan dampak banjir mengakibatkan 7 orang tewas dan 3 orang hilang.
Salah satu netizen berkata, “Saya sebenarnya mengetahui banjir Bobai dari gempa bumi di negara bernama Maroko. Ada apa dengan informasi ini?”
Beberapa netizen berkomentar, “Ya, saya juga. Negara-negara yang jauhnya ribuan mil terus mengirimkan pemberitahuan tentang gempa bumi dan orang-orang di negara saya sendiri bahkan tidak tahu bahwa rumah mereka telah hanyut.”
(Tangkapan layar jaringan)
“Kalau bukan karena gempa di Maroko di luar negeri, saya tidak akan tahu itu terjadi di negara kita. Saya tidak bisa menemukannya. Kalau saya tidak menyebutkannya di kolom komentar dan mencarinya secara khusus, saya tidak akan tahu sama sekali.”
“Saya tidak tahu itu begitu populer sampai saya melihat seseorang mempostingnya di WeChat Moments, ugh!”
Biro Meteorologi Guangxi memperkirakan dalam dua hari ke depan yakni 11-12 September, masih akan terjadi hujan lebat di Yulin, Qinzhou, Beihai, Fangchenggang dan tempat lainnya, serta hujan lebat ekstrem di beberapa daerah. (Hui)