oleh Ning Haizhong dan Luo Ya
Pergolakan di kalangan pimpinan teras Tentara Pembebasan Rakyat sedang terjadi akibat penangkapan oleh pihak berwenang terhadap mereka. Menyusul isu yang beredar mengenai sejumlah pimpinan di Angkatan Roket dan 2 orang manteri pertahanan yang “dihilangkan” oleh pihak berwenang karena dugaan berbuat kesalahan atau terlibat kasus korupsi, Zhao Lanjian, seorang pimpinan media luar negeri mengabarkan kepada “Epoch Times”, bahwa memang benar Menteri Pertahanan Li Shangfu telah ditangkap oleh pihak berwenang, dan ia pun mengungkap 8 orang pejabat tinggi di departemen pengembangan peralatan yang akhirnya ikut terseret masalah.
Berita : Li Shangfu ditangkap dan menyeret 8 orang pimpinan teras di militer
Zhao Lanjian mengatakan, berita terbaru yang dirinya dapatkan adalah Li Shangfu ditangkap pada 1 September kemudian ditahan. Setelah itu ada banyak pejabat militer dengan posisi penting juga ikut ditangkap. “Saat ini ada 8 orang di Departemen Pengembangan Peralatan Militer yang sudah ditangkap, 6 orang di antaranya adalah kader militer setingkat wakil menteri, dan 2 orang adalah kader setingkat biro. Kabarnya yang membeberkan kasus kejahatan dari kedelapan orang tersebut di depan pihak berwenang adalah Li Shangfu sendiri”, kata Zhao Lanjian.
“Semua orang (di militer) saat ini berada dalam keadaan panik karena tindakan yang dinilai sangat cepat”.
Menurut pendapat sumber, bahwa Li Shangfu berniat memberontak, “Banyak anggota generasi merah kedua dalam PKT yang benar-benar anti-Xi, dan ada sekelompok besar dari mereka ini sama sekali tidak puas terhadap Xi Jinping”.
Seorang reporter “Epoch Times” mengirim email ke Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok yang meminta komentar, namun tidak mendapat tanggapan.
Berita dari Reuters pada 15 September juga secara tidak langsung telah memverifikasi info yang disampaikan oleh sumber “Epoch Times”. Menurut laporan, Menteri Pertahanan Li Shangfu, yang hilang selama lebih dari dua minggu, telah ditangkap dan sedang menjalani interogasi otoritas komunis Tiongkok. Seorang pejabat keamanan daerah dan 3 orang yang memiliki kontak langsung dengan militer Tiongkok mengungkapkan bahwa penyelidikan terhadap Li Shangfu melibatkan kasus pengadaan peralatan militer.
Menurut kedua orang yang memiliki kontak langsung dengan militer, bahwa 8 orang pejabat senior di departemen pengadaan militer Tiongkok yang dipimpin oleh Li Shangfu dari 2017 hingga 2022 juga sedang menjalani investigasi. Adapun investigasi terhadap Li Shangfu yang diangkat menjadi menteri pertahanan pada Maret tahun ini, juga kedelapan orang pejabatnya dilakukan oleh Komisi Militer untuk Inspeksi Disiplin.
Pada saat yang sama, beredar luas rumor di Internet bahwa daftar perwira militer yang dibawa oleh Departemen Pusat Persenjataan Umum Tiongkok adalah : pejabat bermarga Xia, bermarga Rao, Direktur proyek bermarga Huang, kepala biro untuk subjek dan evaluasi hasil uji coba, direktur Kantor 921 dan direktur Kantor Kedirgantaraan bermarga Hao.
Reporter “Epoch Times” sedang mencoba untuk memverifikasi kredibilitas daftar ini.
Mengenai klaim bahwa penyelidikan melibatkan pengadaan senjata, komentator dan penulis independen Cai Shenkun pada 15 September menjelaskan kepada Epoch Times, bahwa “Korupsi tidak bisa dihindari ketika pejabat melalui Departemen Peralatan untuk mengesahkan proyek dan mendistribusikan dana. Dan biasanya, kepada atas, pejabat bawahan hanya melaporkan kabar yang baik-baik saja, tapi menutupi berita yang buruk demi mendapatkan uang bonus. Jadi sudah termasuk baguslah jika 30% dana itu benar-benar digunakan untuk proyek, sisanya anggaran itu biasanya menguap karena dikorupsi,” katanya.
Namun, Cai Shenkun yakin : “Ini jelas bukan pemberantasan korupsi yang sebenarnya. Anti-korupsi hanyalah kartu truf yang digunakan untuk ‘membunuh’ para pembangkang. Sesungguhnya adalah karena mereka (pejabat bersangkutan) tidak seirama, menentang (Xi) atau yang kesetiaannya kepada Xi diragukan.”
Meskipun “hilangnya” Li Shangfu menarik perhatian internasional, namun tidak ada tanggapan resmi yang jelas
“Menghilangnya” Li Shangfu, Menteri Pertahanan Tiongkok setelah menghadiri sesi pleno dan menyampaikan pidato pada “Forum Perdamaian dan Keamanan Tiongkok-Afrika” ke-3 di Beijing pada 29 Agustus tahun ini, semakin menarik perhatian dunia internasional.
Pada 15 September, Rahm Emanuel, Duta Besar AS untuk Jepang memposting di platform “X” (sebelumnya Twitter) yang isinya berbau menyindir Li Shangfu, ia menulis : “Seperti dalam cerita Hamlet karya Shakespeare, ‘Ada sesuatu di Denmark yang sudah usang’. Pertama : Menteri Pertahanan Li Shangfu sudh 3 pekan tanpa kabar. Kedua : Dia tidak hadir dalam perjalanan ke Vietnam. Sekarang dia melewatkan pertemuan yang dijadwalkan dengan Panglima Angkatan Laut Singapura, apakah karena dia sudah berada dalam tahanan rumah ??? …. Di sana bisa jadi penuh sesak. Kabar baiknya adalah saya mendengar bahwa dia telah melunasi pembelian rumah di komplek Real Estat Country Garden”.
Pada 8 September, Rahm Emanuel juga menulis di media sosial : “Orang-orang dalam jajaran kabinet Xi Jinping tampaknya sedang memerankan adegan dalam karya novelis detektif Inggris terkenal Agatha Christie “And Then There Were None”. Pertama Menteri Luar Negeri Qin Gang menghilang, kemudian Komandan Angkatan Roket (Li Yuchao) yang beritanya tidak terdengar sama sekali, dan sekarang giliran Menteri Pertahanan Li Shangfu yang menghilang dari pandangan publik selama 2 pekan terakhir. Siapa yang akan memenangkan perlombaan pengangguran ini ? Apakah pemuda Tiongkok atau stafnya Xi Jinping ?”
Reuters melaporkan pada 15 September bahwa saat juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menanggapi pertanyaan tentang keberadaan Li Shangfu, dirinya hanya mengatakan tidak mengetahui masalah tersebut.
Sebelum diangkat menjadi Menteri Pertahanan pada Maret tahun ini, Li Shangfu menjabat sebagai Menteri Pengembangan Peralatan selama hampir lima tahun.
Pada 26 Juli tahun ini, Komisi Militer Pusat Partai Komunis Tiongkok mengeluarkan pengumuman yang meminta personel yang mengetahui atau memiliki petunjuk korupsi dalam tender pengadaan senjata sejak Oktober 2017 hingga saat ini, agar segera melaporkannya kepada pihak berwenang. Tapi anehnya, penetapan waktu penyelidikan itu berlaku surut mulai September 2017, padahal Li Shangfu baru diangkat untuk menggantikan posisi Zhang Youxia sebagai Direktur Departemen Pengembangan Peralatan Komisi Militer Pusat. (sin)