NTD
Amerika Serikat pada Rabu (18/10/2023) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata sementara pertempuran antara militan Hamas Israel dengan Israel agar tim bantuan kemanusiaan dapat memasuki Jalur Gaza.
Resolusi tersebut dirancang oleh Brasil dan pemungutan suara ditunda dua kali dalam beberapa hari terakhir. Dua belas negara anggota PBB memberikan suara mendukung rancangan tersebut pada Rabu, sementara Rusia dan Inggris abstain dan hanya Amerika Serikat yang memberikan suara menentang.
Pada Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta Israel segera menerapkan “gencatan senjata kemanusiaan” untuk membebaskan sandera dan mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.
Rancangan resolusi tersebut selain mendesak Israel mencabut perintahnya untuk mengevakuasi warga sipil Gaza ke arah selatan, juga mengutuk serangan yang dilakukan oleh Hamas. Rancangan resolusi tersebut mengutuk semua kekerasan, permusuhan dan semua tindakan terorisme yang diarahkan terhadap warga sipil, dan menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh sandera.
Pekan lalu Israel memerintahkan sekitar 1,1 juta orang di Gaza (hampir setengah dari jumlah penduduk) untuk pindah ke selatan sebagai persiapan melakukan pembalasan terhadap militan Hamas yang melakukan serangan terburuk selama 75 tahun terakhir.
Setelah kelompok militan Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera sejumlah warga, Israel kemudian mengepung dan membombardir Gaza, dan bersumpah untuk membasmi organisasi tersebut. (sin)