EtIndonesia. Sebagai seorang suami, apa yang telah aku lakukan terhadap mantan istriku adalah sangat tidak pantas, dan sekarang sudah terlambat untuk menyesalinya.
Semua yang aku lakukan hanya merugikan istriku. Aku hanya ingin mengambil pelajaran darinya, dan berharap mantan istriku bisa sembuh dari luka hatinya.
Aku tinggal bersama mantan istriku selama kurang dari satu tahun, dan pernikahan itu hanya menyisakan penyesalan yang tak ada habisnya dan luka yang mendalam bagi mantan istriku.
Ketika aku menikahinya, kondisi keuanganku lebih baik daripadanya, kami bekerja di perusahaan yang sama, dan posisiku lebih tinggi darinya.
Sebuah pertemuan yang kebetulan membuat kami bertemu dan berkomunikasi, dan dalam waktu setengah tahun, kami menikah.
Setelah menikah, aku masih mempertahankan rasa superioritasku. Aku memintanya untuk keluar dari pekerjaannya dan merawat ibuku di rumah.
Didorong oleh psikologis semacam ini, aku menjadi semakin tidak menghormati istriku, dan aku selalu pilih-pilih tentang makanan yang dia masak dengan susah payah.
Ketika aku tidak di rumah, ibuku akan mempersulitnya dengan segala macam cara.
Sebagai seorang istri, menantu perempuan, dia melakukan semuanya dengan baik, tetapi ketidakpuasan kami akhirnya membuatnya tidak tahan lagi. Dan akhirnya dia minta cerai.
Setelah bercerai, aku puas dengan status quo, dan belum menikah lagi, apalagi menghubungi mantan istriku. Dalam hatiku, meskipun aku merindukan mantan istriku, tetapi dengan egoku yang tinggai, aku tidak mau mengakuinya. Sampai hari itu, ketika aku melihat mantan istriku lagi, dan pukulan berat itu membuat aku malu.
Hari itu dua tahun sudah aku bercerai dengan istriku, aku pergi ke restoran untuk makan malam bersama teman-teman, dan secara tidak sengaja bertemu dengan mantan istriku.
Mantan istriku hanya tersenyum dan mengangguk padaku dan lewat.
Ini membuatku jadi salah tingkah dan membawa kembali kenangan masa lalu, memikirkan wanita ini yang hidup sendirian, pastinya tidak mudah. Dan melihat dia makan bersama teman-temannya, mau tak mau aku merasa sedih atas kerja keras mantan istriku.
Jadi, diam-diam aku memutuskan untuk membayar tagihannya.
Tetapi ketika pelayan memberi tahu bahwa harga mejanya adalah 5688 yuan (sekitar Rp 12 juta), aku langsung terpana, tersipu, dan dengan malu mengatakan bahwa aku hanya bertanya, dan meninggalkan mejaku dengan linglung.
Aku sangat terkejut, dan aku bertanya kepada teman-temanku. Akhirnya, aku mengetahui dari seorang teman bahwa istriku bekerja di perusahaan baru setelah kami bercerai.
Dalam dua tahun terakhir, dia telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik, dan dia telah meningkat pesat. Sekarang dia adalah manajer cabang yang baru dibuka.
Ketika aku bertemu dengannya, gajiku dua kali lipat darinya, dan sampai sekarang aku belum ada kenaikan, sekarang dia dibayar dua kali lipat dari gajiku.
Pikiranku menjadi kacau, dan adegan istriku bersama pria lain muncul berulang kali.
Sekarang aku merasa sangat menyesal dan tidak sepadan dengannya lagi, dia sangat berbudi luhur.
Sekarang aku tidak memiliki kesempatan untuk menemukan istri seperti dia. (yn)
Sumber: uos.news