oleh Jiang Ziyang dari NTD Asia Pasifik
Setelah gencatan senjata selama tujuh hari antara Israel dan Palestina, jalur Gaza kembali memanas. Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menekankan bahwa pelanggaran yang dilakukan Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata telah menyebabkan pertikaian baru antara kedua belah pihak. Blinken mengatakan akan terus bekerja keras untuk mendorong perdamaian yang “abadi dan aman.”
Militer Israel menyatakan bahwa Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menembakkan roket sebelum perjanjian gencatan senjata berakhir. Kemudian Israel melanjutkan serangannya ke Gaza dan telah menyerang lebih dari 200 sasaran.
Para pejabat PBB mengatakan dimulainya kembali pertempuran di Gaza adalah sebuah bencana dan menyerukan semua pihak untuk terus mendorong gencatan senjata antara kedua pihak.
Juru Bicara Hak Asasi Manusia PBB Ravina Shamdasani berkata: “Terjadinya kembali pertempuran di Gaza adalah bencana. Kami mendesak semua pihak dan negara-negara yang mempunyai pengaruh untuk segera melipatgandakan upaya mereka demi memastikan gencatan senjata berdasarkan kemanusiaan dan hak asasi manusia.”
Setelah meletusnya perang Israel-Hamas, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pergi ke Timur Tengah untuk ketiga kalinya untuk melakukan mediasi diplomatik. Blinken yakin pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang dilakukan Hamas adalah alasan terjadinya kembali pertempuran.
“Penting juga untuk memahami mengapa gencatan senjata berakhir. Alasan berakhirnya adalah Hamas, yang mengingkari janjinya. Faktanya, sebelum gencatan senjata berakhir, mereka mengaku melancarkan serangan teroris brutal di Yerusalem, membunuh tiga orang dan melukai banyak lainnya, termasuk warga Amerika Serikat. Mereka menembakkan roket sebelum gencatan senjata berakhir,” ujar Menteri Luar Negeri AS Blinken.
Blinken bertemu dengan para menteri luar negeri Qatar, negara-negara Arab, Mesir, Yordania dan negara-negara lain selama KTT iklim PBB COP28. Blinken mengatakan dia akan berupaya untuk mendorong perdamaian yang “abadi dan aman” antara Israel dan Hamas. (hui)