NTD
Masyarakat Tiongkok terus dibuat marah akibat otoritas Polantas Tiongkok di berbagai tempat terus melakukan operasi tilang tidak resmi terhadap motor listrik masyarakat kelas bawah. Rekaman video di Internet menunjukkan seorang pria yang frustasi lantaran motor listriknya ditahan polantas dalam perjalanan mencari nafkah, melangkah menuju tengah jalanan lalu tanpa ragu membaringkan dirinya. Netizen mengeluh betapa putus asa dan tidak berdayanya warga masyarakat lapisan bawah.
Baru-baru ini, video dengan waktu dan lokasi pengambilan gambar yang sengaja tidak diekspos beredar di platform Douyin di Tiongkok. Dalam rekaman video tersebut, terlihat seorang polisi lalu lintas tampak berdiri di samping motor listrik yang ditutupi jas hujan. Seorang pria paruh baya yang membawa tas jinjingan di sampingnya tidak berkata apa-apa kecuali langsung berbalik badan dan pergi. Polisi lalu lintas yang bertolak pinggang itu menyaksikan perginya pria tersebut.
Tanpa ragu pria itu berjalan menuju tengah jalanan lalu berbaring melintang di atas jalanan dan tidak bergerak. Setelah belasan detik berlalu, baru ada seorang pejabat berpakaian kuning dan topi putih muncul di kamera, tampak berjalan menuju ke arah pria itu terbaring. D ari warna lengan seragamnya, tampaknya petugas yang mendekati pria tersebut bukanlah polisi lalu lintas yang muncul di awal video.
Judul di bagian atas video itu adalah : “Sedih ! Motor listrik abang ditahan, sampai ingin mengakhiri hidup. Betapa beratnya beban hidup yang ia pikul !! ….”
Teks di bawah video tersebut berbunyi : “Saya kehilangan pekerjaan, tetapi tidak ada pihak yang cemas. Saya sakit dan tidak punya uang untuk berobat, tetapi tidak ada pihak yang cemas. Saya menganggur dan tidak ada penghasilan, tetapi tidak ada pihak yang cemas. Saya tidak punya tempat tinggal, tetapi tidak ada pihak yang cemas. Rumah yang saya beli dengan cicilan terbengkalai, tetapi tidak ada pihak yang peduli …”
Rekaman video yang beredar di Internet sepertinya telah diedit, dan subtitle terakhir kemungkinan besar adalah “kalimat emas” yang beredar di Internet : “Ketika saya mengendarai motor listrik untuk mencari nafkah, tiba-tiba ada pihak yang peduli terhadap keselamatan saya”.
Di platform “X”, sejumlah warganet di Tiongkok mengomentari kesengsaraan dan keputusasaan yang dialami warga masyarakat miskin dibawah kepemimpinan PKT dengan tulisan antara lain : “Ambil sajalah (motornya), Toh saya juga tidak ingin memperpanjang hidup”, “Mungkin saja hidup sudah terlalu sulit, sehingga ia tidak ingin terus hidup walau pun motornya tidak sampai ditahan polantas”, “Dalam situasi yang sulit ini kalian bahkan memaksa orang berjalan menuju keputusasaan”.
Ada juga warganet yang berkomentar bahwa mungkin saja pria dalam video tersebut tidak bermaksud untuk mengakhiri hidup, tetapi dengan caranya ingin memaksa polantas untuk mengembalikan motor listriknya. Namun ada juga warganet yang berpendapat bahwa belum tentu seseorang rela mati hanya karena motor listrik yang harganya tidak seberapa disita. Ini jelas adalah cerminan dari situasi menyedihkan masyarakat lapisan bawah, sebuah ungkapan atas kemarahan dan ketidakberdayaan mereka atas penyalahgunaan kekuasaan publik yang dilakukan PKT selama ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, polisi lalu lintas di banyak tempat Tiongkok telah menindak kendaraan beroda 2 atau 3 bertenaga baterai dengan dalih “keselamatan lalu lintas”. Ribuan pemilik mobil telah didenda bahkan kendaraan mereka disita. Banyaknya video yang beredar di Internet menunjukkan polisi lalu lintas Tiongkok dengan kejam merampas motor listrik di jalan dan bahkan langsung mendatangi tempat tinggal warga untuk menyita motornya. Banyak pengendara jasa pengantar barang yang sampai berlutut di hadapan polisi lalu lintas ketika motor mereka mau ditahan, beberapa orang sampai melakukan perlawanan ketika polisi lalu lintas memaksa penyitaan.
这个视频一定要看完!
— xiao an (@xiaoj8380) June 12, 2024
中共黑警抢夺孩子电动车,一堆黑警对付一个孩子,终于引起群众厌恶和反抗,大家动手推搡黑警。 pic.twitter.com/DqslovOadj
Bagi banyak masyarakat berpenghasilan rendah, motor listrik merupakan satu-satunya alat transportasi yang mereka gunakan untuk mencari nafkah, menyambung hidup. Tetapi ada perbedaan pendapat mengenai alasan sebenarnya dari polantas dengan giat melakukan operasi tilang, atau mencari bukti pelanggaran terhadap pengendara motor listrik.
Sebagian orang berpendapat bahwa itu adalah cara polisi lalu lintas “menghasilkan pendapatan”. Ada pula orang yang berpendapat bahwa itu adalah ulah pihak berwenang untuk memaksa masyarakat membeli motor baru demi peningkatan konsumsi.
Berbagai sumber menunjukkan bahwa di beberapa tempat hasil motor listrik sitaan itu kemudian diserahkan kepada pedagang motor listrik bekas, sementara di tempat lain mengekspor motor listrik bekas sitaan itu ke Asia Tenggara atau Afrika untuk menghasilkan uang, memperoleh devisa. Namun ada juga beberapa video yang memperlihatkan puluhan ribu unit motor listrik itu ditumpuk, dibiarkan rusak di tempat yang oleh netizen disebut “kuburan motor”.
Baru-baru ini di Beijing ada pihak yang meluncurkan bisnis motor listrik sewaan. jadi ada warganet yang menduga, jangan-jangan motor listrik yang dirampas dari warga itu untuk mendukung jasa bisnis tersebut. Bahkan ada warga di beberapa daerah yang mungkin karena balas dendam, mulai menghancurkan motor listrik sewaan yang berada di jalanan / trotoar. (sin)