Mengapa Hiu Putih Besar Tidak Akan Pernah Dipelihara di Akuarium?

EtIndonesia. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa hiu putih besar tidak ada di akuarium? Ada alasan yang sangat penting untuk hal ini.

Mengunjungi akuarium bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Anda akan menjumpai berbagai makhluk laut yang menakjubkan seperti lumba-lumba, ubur-ubur, dan penyu besar.

Namun, satu spesies yang tidak akan pernah Anda temukan di akuarium adalah hiu putih besar.

Meskipun ukurannya serupa atau bahkan lebih kecil dari beberapa hewan laut, ada alasan kuat mengapa mereka tidak ditempatkan di akuarium.

Hiu putih besar memerlukan ruang yang luas untuk berenang bebas, sesuatu yang tidak dapat disediakan oleh akuarium.

Mereka cenderung menjadi stres dan sakit di penangkaran.

Oleh karena itu, untuk menjamin kesejahteraannya, hiu putih besar dibiarkan di habitat aslinya, yaitu lautan luas.

Biasanya, hiu putih besar tidak dapat bertahan hidup di penangkaran.

Upaya awal untuk menampung hiu putih besar di akuarium terjadi pada tahun 1955 di Marineland of the Pacific di Los Angeles.

Sayangnya, hiu tersebut hanya bertahan kurang dari sehari.

Sejak saat itu, berbagai upaya lain untuk memelihara hiu putih besar telah dilakukan, namun semuanya gagal.

Hiu putih besar ini harus dilepaskan kembali ke lingkungan alaminya atau mati hanya dalam beberapa hari.

Akuarium Monterey Bay di California mencapai durasi terlama dalam memelihara hiu putih besar, yaitu dua minggu lebih, tepatnya 16 hari.

Namun, upaya memecahkan rekor ini pun berakhir buruk, karena hiu tersebut mati tak lama setelah dilepaskan kembali ke laut.

Jadi, apa yang membuat memelihara hiu putih besar di akuarium begitu menantang?

Pertama, pertimbangkan kebutuhan makanan mereka.

Hiu putih besar adalah hewan karnivora, artinya mereka hanya mengonsumsi daging.

Makanan pilihan mereka meliputi mangsa hidup seperti tuna, pari, dan hiu kecil.

Mereka juga diketahui memakan hewan mati seperti lumba-lumba dan paus.

Selain itu, mereka juga mengonsumsi anjing laut, penyu, berang-berang, dan burung.

Hal ini menciptakan tantangan dan biaya yang signifikan untuk memberi makan mereka di akuarium.

Selain itu, pengunjung akan merasa sedih jika menyaksikan anjing laut hidup dan lumba-lumba diumpankan ke hiu.

Masalah lainnya adalah hiu putih besar terus bergerak.

Mereka tidak bisa berhenti tiba-tiba atau berenang mundur. Mereka harus terus berenang ke depan untuk memudahkan pernapasan.

Air perlu mengalir melalui insang dengan masuk melalui mulut, sehingga memungkinkan mereka menyerap oksigen.

Hal ini memerlukan ruang yang cukup besar.

Hiu putih besar bisa mencapai panjang hingga 6,1 meter, sehingga membutuhkan tangki besar untuk menampung mereka dengan nyaman.

Membangun dan memelihara tangki sebesar itu akan memerlukan sumber daya finansial yang besar.

Selain itu, hiu putih besar umumnya tidak dapat hidup dengan baik di penangkaran.

Seringkali, mereka berhenti makan dan kelaparan.

Sebagaimana dicatat oleh Shark Bookings, yang menyelenggarakan tur menyelam hiu di Afrika Selatan:

“Hiu Putih Besar yang dipelihara di dalam akuarium diketahui akan membenturkan hidungnya ke dinding kaca dan kehilangan nafsu makan.”

“Juga diketahui bahwa mereka menjadi semakin agresif dalam kondisi depresi.”

Mempertimbangkan semua faktor ini, yang terbaik adalah membiarkan Jaws dan rekan-rekannya berkeliaran bebas di lautan luas tempat mereka berkembang biak. (yn)

Sumber: thoughtnova