Pria Israel Berusia 25 Tahun Meninggal Setelah Terinfeksi ‘Amoeba Pemakan Otak’ yang Mematikan

EtIndonesia. Seorang pria meninggal setelah terinfeksi ‘amoeba pemakan otak’ yang merupakan kasus infeksi langka kedua yang tercatat di Israel.

Amoeba, yang dikenal sebagai naegleria fowleri, adalah organisme bersel tunggal yang masuk ke otak melalui hidung dan dapat menyebabkan infeksi fatal yang disebut meningoensefalitis amoeba primer (PAM).

Tidak mengherankan, nama ini didapat dari cara ia memanfaatkan materi otak manusia. Orang cenderung meninggal dalam waktu satu atau dua minggu.

Para ahli mengatakan amoeba ini tumbuh subur di suhu hangat dan umumnya ditemukan di air tawar, seperti danau, sungai dan sumber air panas, serta di tanah.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu digambarkan sebagai seorang pria sehat berusia 25 tahun yang diyakini telah melakukan kontak dengan mikroba tersebut saat berenang di Pantai Gai, Kinneret.

Dia dirawat di Rumah Sakit Sharon Selasa lalu karena menderita demam, sakit kepala dan muntah-muntah, lapor lembaga penyiaran publik Israel, Kan.

Pasien tersebut dipindahkan ke Rumah Sakit Beilinson di Petah Tikvah, dan pihak rumah sakit mengatakan: “Tim medis menggunakan segala yang mereka miliki, termasuk perawatan obat dan intervensi bedah untuk menyelamatkan nyawa pasien, namun kondisinya terus memburuk.”

Dia meninggal hari Minggu, kata rumah sakit.

Pejabat kesehatan Israel sedang menyelidiki kematian pria itu. Inspektur tidak menemukan jejak amoeba di Pantai Gai.

Ini adalah orang kedua di Israel yang meninggal karena PAM yang disebabkan oleh amuba. Seorang pria, 36 tahun, meninggal pada Agustus 2022 karena PAM.

Namun para spesialis baru menyadari bahwa dia menderita PAM setelah mengirimkan sampelnya ke Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di AS.

Infeksi ini memiliki tingkat kematian sebesar 97%, namun para pejabat menekankan bahwa penyakit ini sangat jarang terjadi.

Namun, kasus penyakit ini meningkat di AS, dan para ahli khawatir bahwa perubahan iklim akan meningkatkan suhu di danau dan kolam air tawar.

Naegleria fowleri lebih menyukai air bersuhu sekitar 38°C tetapi dapat bertahan hidup di musim dingin yang sangat dingin dengan mengubur dirinya dalam sedimen.(yn)

Sumber: metro