Polisi Lokal Disebutkan Sempat Lepaskan Tembakan ke Pelaku Penembakan  Kampanye Trump, Jaksa Beberkan Kurangnya Sumber Daya Kepolisian

Penembaknya, Matthew Thomas Crooks, bereaksi setelah petugas polisi Butler setempat menembaki dia, kata jaksa wilayah

Jack Philips

Seorang petugas polisi setempat disebutkan sempat melepaskan tembakan ke arah pria bersenjata yang menembaki mantan Presiden Donald Trump pada  Sabtu 13 Juli 2024, ujar seorang petugas penegak hukum setempat mengungkapkan pada  Rabu 17 Juli. Ia juga mengatakan bahwa Dinas Rahasia diberitahukan oleh para petugas polisi setempat bahwa mereka kekurangan sumber daya manusia untuk mengamankan sebuah gedung tempat di mana tersangka bertengger.

Richard Goldinger, jaksa wilayah di Butler County, Pennsylvania, mengatakan kepada New York Times pada sebuah wawancara eksklusif bahwa seorang petugas setempat di Butler menembak pria bersenjata itu, yang diidentifikasi FBI sebagai Thomas Matthew Crooks. 

Richard Goldiner mengatakan petugas itu tidak melepaskan tembakan yang mematikan dan ia menambahkan bahwa ia tidak mengetahui apakah petugas tersebut menembak Thomas Matthew Crooks.

Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle memastikan seorang penembak jitu agen membunuh Thomas Matthew Crooks, setelah melepaskan sejumlah tembakan ke arah Trump, yang mengenai telinga kanan mantan presiden itu.

“Orang-orang kami berhasil melawan Thomas Matthew Crooks,” kata Richard Goldinger kepada New York Times, mengatakan bahwa si penembak “bereaksi” ketika  petugas setempat sempat menembakinya.

BACA JUGA : Deretan Percobaan Pembunuhan terhadap Presiden Amerika Serikat dari Masa ke Masa: Dari Andrew Jackson sampai Donald Trump

BACA JUGA : Kronologi Detik-detik Percobaan Pembunuhan Terhadap Donald Trump

BACA JUGA : Trump : Tuhan ‘Mencegah Hal yang Tak Terpikirkan’ Selama Upaya Pembunuhan Terhadap Dirinya

Butler County memberikan bantuan kepada Dinas Rahasia pada Sabtu 13 Juli dengan mengerahkan empat tim penembak jitu, empat tim tanggap-cepat, dan para petugas yang dikirim ke dekat sebuah gudang dekat rapat umum kampanye itu.

Tidak ada petugas setempat yang ditempatkan di dalam gedung tersebut, atap gedung itu digunakan oleh Thomas Matthew Crooks untuk melepaskan tembakan, kata Richard Goldinger. “Saya tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas gedung tersebut,Tetapi seharusnya ada seseorang yang  bertanggung jawab atas gedung itu.”

Dalam wawancara lain, Richard Goldinger mengatakan kepada Washington Post bahwa Dinas Rahasia “diberitahu bahwa departemen polisi setempat tidak memiliki sumber daya manusia untuk membantu pengamanan gedung itu.” Washington Post melaporkan sumber agensi anonim yang memastikan klaimnya.

The Epoch Times menghubungi Dinas Rahasia dan kantor Kejaksaan Wilayah di Butler County untuk memberikan komentar pada  Rabu 17 Juli.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada  Rabu, Kimberly Cheatle mengatakan bahwa aparat penegak hukum setempat “juga sedang mengerjakan perjalanan ibu negara dan perjalanan wakil presiden” di Pennsylvania pada hari yang sama. 

“Saya memahami kendala untuk melakukan sesuatu, dan seperti yang saya katakan sebelumnya, kami tidak dapat melakukan pekerjaan kami tanpa mereka,” katanya.

Sehari sebelumnya, Sheriff Butler County, Michael Slupe, mengatakan kepada Reuters bahwa penembak melihat seorang petugas yang sedang dibopong oleh rekannya ke atap gedung. Pria bersenjata itu kemudian mengarahkan senapannya ke arahnya. Petugas tersebut, yang pada saat itu sedang memegang tepi atap, akhirnya memilih turun ke tempat yang aman.

Slupe mengatakan bahwa petugas polisi setempat tidak dapat menggunakan senjata dinasnya dalam situasi seperti itu. Setelah itu, Crooks dengan cepat melepaskan tembakan ke arah mantan Presiden Trump, yang saat itu sedang berbicara di hadapan para peserta rapat umum dari belakang podium.

Pihak berwenang memastikan selain cedera yang dialami Trump, seorang peserta rapat umum kampanye tewas, dan dua orang lainnya cedera. Mantan presiden tampak baik-baik saja pada  Senin dan Selasa saat ia menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee tetapi mengenakan perban di telinganya.

Setelah upaya pembunuhan tersebut, muncul sejumlah pertanyaan apakah Dinas Rahasia dapat meningkatkan keamanan di sekitar rapat umum kampanye, termasuk apakah akan menempatkan seorang agen rahasia di atap tempat pria bersenjata bertengger.

Kimberly Cheatle mengatakan kepada ABC News pada  Selasa bahwa tidak ada agen yang ditempatkan di atap gedung itu karena sudutnya yang miring, dengan alasan kekhawatiran keamanan. Belakangan, Direktur Dinas Rahasia mengatakan kepada CNN bahwa Dinas Rahasia memang pada akhirnya “bertanggung jawab penuh” atas desain keamanan untuk rapat umum kampanye Donald Trump.

Mengenai kehadiran polisi setempat, Dinas Rahasia “tidak dapat melakukan pekerjaan kami tanpa polisi setempat,” kata Kimberly Cheatle kepada CNN. “Yang terjadi adalah sebuah kejadian yang mengerikan dan tidak boleh terjadi,” Kimberly Cheatle menambahkan. “Dan kami jelas-jelas memastikan membuat kemajuan, kami ambil hikmah apa pun yang didapat dari kejadian ini dan oleh karena itu kami menyesuaikan.”

Investigasi atas masalah ini sudah berlangsung. Ketua Komite Pengawasan DPR AS James Comer (R-Ky.) mengeluarkan sebuah perintah yang memaksa pada  Rabu kepada Kimberly Cheatle untuk memastikan Kimberly Cheatle muncul pada sidang Pengawasan DPR AS yang direncanakan pada t 22 Juli. Juga hari Rabu, inspektur jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan di situs Departemen Keamanan Dalam Negeri bahwa pihaknya akan membuka ulasan mengenai kejadian tersebut.

Sementara itu, mantan Presiden Donald Trump dan anggota keluarganya memuji Dinas Rahasia AS dan agen-agennya yang mereka gambarkan memiliki respon yang cepat terhadap penembakan tersebut. (Vv)