Jembatan Jalan Tol di Shaanxi, Tiongkok Runtuh Hingga Puluhan Mobil Jatuh ke Sungai, Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Kejadian

NTD

Sebuah jembatan jalan tol di Kabupaten Zhashui, Kota Shangluo, Provinsi Shaanxi, Tiongkok runtuh pada 19 Juli malam. Insiden tersebut menyebabkan setidaknya 12 orang tewas dan 31 orang lainnya hilang. Setelah kejadian, beberapa saksi mata menceritakan detik-detik kejadian.

Menurut laporan dari *Xiaoxiang Morning Post*, pada 19 Juli malam, seorang netizen memposting bahwa sebuah jalan tol di dekat Desa Yanping, Kabupaten Zhashui, Kota Shangluo, Provinsi Shaanxi, runtuh dan ada kendaraan yang jatuh.

 “Jembatan jalan tol, di sini Phoenix Timur Zhashui, banyak mobil besar dan kecil yang jatuh,” tulisnya.

Netizen lain menambahkan, “Jembatan runtuh, ada mobil besar dan kecil yang jatuh.” Seorang saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, sekitar pukul 21:12  pada 19 Juli, saat dia mengemudi di jalan tersebut, dia melihat kondisi jalanan yang tidak normal dan mengira ada kecelakaan lalu lintas. 

“Dua mobil berhenti di jalur darurat, dan beberapa orang di jalan memanggil saya untuk berhenti,” ungkap netizen. Orang-orang itu sangat cemas dan mengatakan bahwa beberapa mobil tidak berhenti dan langsung jatuh ke bawah.

Seorang warga Desa Yanping, Mr. Wang, mengatakan bahwa desa tersebut mengalami pemadaman jaringan pada 19 Juli malam dan hingga kini belum sepenuhnya pulih. Dia mendengar dari kerabat di desanya bahwa ada orang yang melihat empat hingga lima mobil jatuh, tetapi tidak tahu bagaimana situasi selanjutnya.

Pada 20 Juli pagi, seorang netizen setempat mengatakan bahwa anggota keluarganya yang mengemudi melalui jalan tersebut pada malam 19 Juli tidak dapat dihubungi sejak pukul 21.00 dan hingga kini masih hilang.

Saksi mata lainnya, Mr. Meng, mengatakan kepada *Beijing News* bahwa dia hampir mencapai lokasi jembatan yang runtuh ketika diberhentikan oleh orang-orang yang sudah berhenti. Orang-orang itu mengatakan bahwa sebelumnya ada truk yang tidak diberhentikan dan jatuh dari jembatan. Setelah dia berhenti, dia mulai menghentikan kendaraan lainnya, dan semua orang saling berteriak untuk menghentikan mobil yang datang hingga jalur penuh dan kendaraan lainnya tidak bisa melanjutkan perjalanan. 

Seorang warga desa terdekat, Mr. Wang, mengatakan bahwa seorang pria terjebak di dalam kendaraannya yang jatuh ke sungai dan meminta bantuan. Warga desa yang mendengar teriakan tersebut segera pergi ke tepi sungai dan menggunakan tali untuk menyelamatkan pria tersebut. Pria yang diselamatkan  berasal dari Hubei, dan mengatakan bahwa enam orang lainnya yang bersamanya di dalam mobil hilang.

Sekitar pukul 21:30 malam pada  19 Juli, Mr. Wang dan keluarganya yang terdiri dari empat orang sedang mengemudi menuju arah Shanyang, sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian, ketika mereka diberhentikan oleh seseorang dengan senter di tepi jalan.

Pada 20 Juli pagi, Mr. Wang mengatakan kepada *Red Star News* bahwa setelah dia berhenti, dia melihat ke arah jembatan yang runtuh dan melihat ada mobil yang mengapung di permukaan air, sementara arus di bawah jembatan sangat deras. Dia ingin membantu tetapi tidak memiliki peralatan yang diperlukan, dan kondisi saat itu sangat gelap sehingga tidak mungkin untuk melakukan penyelamatan. Saat itu, hujan sudah mulai reda.

Pada  20 Juli pagi, Departemen Propaganda Partai Komunis Provinsi Shaanxi mengumumkan bahwa sekitar pukul 8:40 malam pada  19 Juli, terjadi banjir bandang yang tiba-tiba di Kabupaten Zhashui, Kota Shangluo, yang menyebabkan sebagian Jembatan Nomor Dua di Segmen Shanyang, Jalan Tol Daning runtuh. Hingga pukul 10.00 pagi pada  20 Juli, ditemukan lima kendaraan jatuh ke sungai dan 11 orang tewas, dengan hampir 20 kendaraan dan lebih dari 30 orang masih hilang.

Hingga pukul 12.00 siang pada  20 Juli, telah ditemukan tujuh kendaraan jatuh ke sungai dan 12 orang tewas, satu orang diselamatkan. Masih ada 18 kendaraan dan 31 orang yang hilang.

Namun demikian,  Partai Komunis Tiongkok yang mana kerap  menutupi bencana, kemungkinan situasi sebenarnya lebih parah daripada data resmi yang diumumkan.

Banyak netizen di daratan Tiongkok mengecam pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa banjir bandang secara  tiba-tiba sebagai penyebab runtuhnya jembatan tersebut.

Seorang host di Weibo, “Zhai Haichao,” berkata, “Sebuah jembatan jalan tol yang bahkan tidak bisa bertahan menghadapi hujan deras, sangat tidak masuk akal. Saya menantikan hasil investigasi akhirnya!”

Seseorang berkomentar, “Ini adalah pengulangan runtuhnya Jembatan Meizhou di Guangdong.” “Banjir bandang bisa menjatuhkan jembatan layang? Ini jelas bukan bencana alam, ini adalah bencana buatan manusia.” “Pilar jembatan baik-baik saja, tapi permukaan jembatan yang bermasalah, ini seharusnya tidak ada hubungannya dengan hujan deras.” “Sungguh tidak masuk akal, ini adalah proyek konstruksi yang buruk.” “Menyalahkan cuaca.”

“Sebelumnya disebut Jalan Tol Zhashui, baru beberapa tahun dibangun.” “Jalan dari Zhashui ke Shanyang dibuka pada tahun 2019, ini adalah jalan dari Shanyang ke Danfeng, Shangnan, yang dibuka pada akhir tahun lalu.”

“Banyak sekali orang, sangat menyedihkan! Airnya juga tidak deras.” “Tadi ada yang bilang menemukan lima korban di hilir Huya.” “20 mobil, dua orang per mobil, itu sudah 40 orang, ini musim liburan, banyak keluarga yang bepergian bersama, jumlahnya mungkin tidak sedikit.”

“Ancaman terbesar bagi umat manusia, kerusakan yang paling parah, adalah kekuasaan yang tidak terkendali! Korupsi tanpa batas! Proyek konstruksi yang buruk! Bencana alam hanya yang kedua.”

Pada pukul 2:10 dini hari pada  1 Mei lalu, terjadi runtuhnya Jembatan Meilong (juga dikenal sebagai Jalan Tol Meilong) di Segmen Dapu, menyebabkan kendaraan yang melintas jatuh ke lubang dan terbakar. Laporan resmi menyebutkan bahwa hingga pukul 2 siang pada  2 Mei, total 23 kendaraan jatuh, menyebabkan 48 orang tewas dan tiga orang lainnya teridentifikasi melalui pencocokan DNA, dengan 30 orang terluka. Namun, jumlah korban jiwa dan luka-luka yang diumumkan secara resmi tersebut diragukan oleh masyarakat luas.