Epochtimes.id- Massa marah dan menuntut dilakukan eksekusi secara terbuka atas tersangka yang dituduh memperkosa dan membunuh seorang gadis cilik dalam satu kasus di Pakistan.
Kejadian di kota Kasur, wilayah timur Pakistan membuat rakyat di negara itu marah. Kejadian tersebut memicu kekhawatiran adanya seorang pembunuh berantai yang mengincar anak-anak.
Tersangka, Imran Ali, telah ditahan selama 14 hari oleh pengadilan anti-terorisme di Lahore setelah penangkapannya atas pemerkosaan dan pembunuhan Zainab Fatima Ameen yang berusia enam tahun.
Pembunuhan Zainab minggu sebelumnya memicu kemarahan di seluruh negeri. Aksi protes memicu kerusuhan meluas di Kasur. Warga mendatangi kantor polisi. Warga Pakistan terus gencar memprotes di sosmed untuk menuntut keadilan.
Saat Ali hadir di pengadilan dengan keamanan yang ketat pada Rabu (24/01/2018), rakyat Pakistan di seluruh negeri menuntut dijatuhi hukuman mati.
“Gantung si pembunuh anak di publik sekarang, tak kurang dari hukuman mati,” tulis Ayesha J Khan di Twitter.
Nation demands death penalty to afew distinct crimes which should be made example for the next generations. #JusticeForZainab pic.twitter.com/8Lch8Ryx2f
— Ayesha Khan (@AyshaJKhan_) 25 Januari 2018
Penangkapan tersebut dilakukan setelah para pejabat memastikan DNA Ali telah ditemukan dari lokasi kejadian dan sampel yang sesuai dari tujuh kasus serupa di daerah tersebut.
“DNA-nya cocok dengan delapan kasus dan dia mengaku,” kata Muhammad Sajid, seorang juru bicara kepolisian di Kasur, kepada AFP. Polisi menambahkan ada tiga korban selamat setelah disiksa dalam insiden tersebut.
Setidaknya empat kasus pemerkosaan dan pembunuhan lainnya telah tercatat di wilayah Kasur dalam dua tahun terakhir. Namun belum jelas apakah semua kasus saling berkaitan.
Kehadiran Ali di pengadilan memunculkan kabar terbaru mengenai perilakunya setelah pembunuhan Zainab.
Menurut ayah korban Ameen Ansari, Ali – yang tinggal di dekatnya – ternyata Ali ikut berpartisipasi ketika demonstrasi besar meletus setelah tubuh Zainab ditemukan.
“Dia adalah orang yang berkeras melanjutkan demonstrasi dan menjaga tubuh Zainab di jalan saat kami melakukan negosiasi dengan kepala polisi dan setuju untuk mengubur mayat Zainab,” kata Ansari kepada AFP.
Ansari mengatakan kemarahan telah meningkat sejak penangkapan dengan massa yang meminta Ali “digantung secara di muka publik atau dilempari dengan batu sampai mati.”
Have our legislators lost it? Wanting to restore public hanging instead of reforming the criminal justice system? The world is moving towards abolition of death penalty and we are trying to restore the memory of Zia Recall Pupu hanging It did not end crimes against children
— Asma Jahangir (@Asma_Jahangir) 25 Januari 2018
Ehsan Ilahi, ayah dari seorang korban pemerkosaan lainnya yang selamat diserang secara brutal namun tetap dalam kondisi kritis turut menuntut hukuman berat terhadap tersangka.
“Jari dan tangannya harus dipatahkan, pastinya diberi luka,” kata Ilahi.
Namun, keraguan masih ada mengenai apakah polisi berhasil menangkap penyerang sebenarnya dalam kasus tersebut.
Muhammad Ayub, paman dari korban lainnya, mengatakan bahwa polisi memiliki catatan yang mengganggu dalam kasus ini.
Laporan BBC pekan lalu menuduh polisi melakukan pembunuhan di luar hukum terhadap seorang pria yang salah dituduh terlibat dalam kasus pembunuhan sebelumnya.
“Polisi sudah membunuh tiga orang secara salah dalam kasus seperti itu, mungkin ada upaya lain dari petugas polisi untuk mencuci mata orang,” kata Ayub.
Ahli forensik Pakistan tetap percaya diri bahwa mereka telah menangkap pelaku sebenarnya.
“Tim ilmuwan DNA kami beranggota 50 orang, melakukan tes pada 60 sampai 70 orang setiap hari sampai mereka melacak pelakunya,” kata Rana Muhammad Shafique, seorang pejabat senior di Badan Ilmu Pengetahuan Forensik Punjab, laboratorium forensik Pakistan.
Sebelum kasus yang terbaur, daerah di Kasur sudah terkenal karena pelecehan seksual, setelah pihak berwenang menemukan mata rantai kasus pedofilia terbesar di kota pada 2015 lalu. (asr)
Sumber : NewIndianExpress