Badai geomagnetik kuat diprediksi melanda Bumi pada 10 Oktober 2024, yang kemungkinan akan menghasilkan aurora yang terlihat hingga sejauh Alabama di selatan Amerika Serikat, menurut laporan lembaga prakiraan cuaca AS
Central News Agency
Menurut AFP, fenomena astronomi ini terjadi saat puncak siklus 11 tahun matahari, ketika aktivitas matahari meningkat. Pada Mei tahun ini, Bumi mengalami badai geomagnetik terkuat dalam 20 tahun terakhir, yang menghasilkan aurora warna-warni yang terlihat di langit jauh dari kutub utara dan selatan.
Shawn Dahl, peramal dari Pusat Prediksi Cuaca Antariksa (Space Weather Prediction Center), dalam briefing kepada wartawan, menyatakan bahwa badai geomagnetik diperkirakan akan tiba di Bumi mulai dari pagi hingga tengah malam waktu Timur AS dan dapat berlanjut hingga hari berikutnya.
Dikarenakan lontaran massa korona (Coronal Mass Ejection, CMEs) yang mengarah ke Bumi bergerak dengan kecepatan 2,5 juta mil per jam (sekitar 4 juta kilometer), Pusat Prediksi Cuaca Antariksa telah mengaktifkan pengamatan badai geomagnetik level 4. Pada Mei tahun ini, mereka mengaktifkan level pengamatan tertinggi yaitu level 5, namun level pengamatan akhir mungkin lebih rendah atau lebih tinggi dari G4.
Badai geomagnetik terjadi ketika lontaran massa korona menghantam magnetosfer Bumi, yang dapat mengganggu satelit yang mengorbit Bumi, sinyal radio, sistem GPS, serta mempengaruhi jaringan distribusi listrik. Misalnya, badai “Halloween” pada Oktober tahun lalu menyebabkan pemadaman listrik di Swedia dan merusak infrastruktur listrik di Afrika Selatan.
Namun demikian, para ahli mengatakan bahwa bagi orang-orang yang tinggal di daerah dengan garis lintang yang tepat, termasuk mereka yang berada di California Utara dan Alabama di AS, dapat berkesempatan melihat aurora dengan jelas di langit malam yang bebas dari polusi cahaya kota. (Hui)