Perayaan Hari Raya Yom Kippur Yahudi Tak Tenang, Iran Khawatir Israel Akan Membalas

  • Pada Sabtu (12/10/2024), Israel memasuki hari Yom Kippur, hari raya penebusan dalam agama Yahudi. Ini adalah perayaan dalam keadaan perang untuk pertama kalinya dalam hampir setengah abad.
  • Dunia memperhatikan dengan cermat bagaimana Israel akan merespons Iran, baik dari segi metode maupun skala pembalasan.
  • Menurut laporan, dikarenakan khawatir akan pembalasan Israel, Iran melakukan diplomasi di Timur Tengah untuk mengurangi skala serangan Israel.

oleh Li Mei dan Ming Yu

Pada Sabtu 12 Oktober 2024, Israel dalam keadaan hening saat perayaan Yom Kippur. Seluruh aktivitas pasar berhenti, penerbangan ditangguhkan, dan transportasi umum dihentikan. 

Orang-orang Yahudi menjalani hari itu dengan berpuasa dan berdoa.

Diketahui bahwa Israel belum memutuskan langkah selanjutnya, namun ketenangan ini tidak  berlangsung lama.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan bahwa sekitar 30 roket ditembakkan dari Lebanon ke Israel, beberapa di antaranya berhasil dicegat.

Israel masih berperang melawan kelompok Hizbullah yang didukung Iran dan Hamas, dengan pertempuran berlangsung di perbatasan utara dan selatan.

Berita terbaru menunjukkan bahwa militer Israel memerintahkan warga sipil di utara Gaza untuk mengungsi guna menghindari korban sipil dalam upaya menghancurkan kelompok bersenjata Hamas yang didukung Iran.

Lebih dari 20 desa di selatan Lebanon juga menerima perintah evakuasi.

Pada  Sabtu, Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf mengunjungi Beirut, ibu kota Lebanon, dan menyatakan bahwa “Iran akan terus mendukung Lebanon.”

Namun, menurut CNN, sumber-sumber mengungkapkan bahwa Iran telah melakukan diplomasi darurat di Timur Tengah untuk mencari dukungan dari luar. Iran khawatir bahwa langkah berikutnya dari Israel adalah menyerang fasilitas nuklir dan minyaknya. Selain itu, agen Iran, Hizbullah, telah dilemahkan secara signifikan oleh militer Israel dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut laporan Sky News Inggris, pemerintah Israel mengadakan pertemuan pada Kamis (10 Oktober), tetapi belum mencapai keputusan akhir tentang cara membalas Iran. Pada awal bulan ini, Iran melancarkan serangan kedua terhadap Israel, menembakkan sekitar 200 rudal balistik. (Hui)