Hesai Technology Kembali Dimasukkan ke dalam Daftar Hitam oleh Amerika Serikat karena Terkait dengan Militer Tiongkok

EtIndonesia. Departemen Pertahanan Amerika Serikat kembali memasukkan produsen lidar Tiongkok, Hesai Technology, ke dalam daftar hitam setelah melakukan peninjauan informasi terbaru. Alasan pemutusan adalah dugaan kerjasama perusahaan tersebut dengan militer Tiongkok

Berdasarkan dokumen pengadilan yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada hari Rabu (16/10)  dan dua surat yang ditandatangani oleh Wakil Menteri Pertahanan Kathleen Hicks yang dikirimkan ke Kongres, Hesai Technology kembali dimasukkan ke dalam daftar entitas sanksi.

Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa Departemen Pertahanan awalnya menghapus Hesai Technology dari daftar entitas berdasarkan informasi awal, namun kemudian menilai berdasarkan informasi terbaru bahwa perusahaan masih memenuhi kriteria untuk dimasukkan ke dalam daftar berdasarkan Pasal 1260H dari Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional Tahun Fiskal 2021, dan kembali memasukkan perusahaan tersebut ke dalam daftar entitas. Departemen Pertahanan akan menerbitkan pengumuman di Federal Register dalam beberapa hari ke depan untuk memberitahukan keputusan ini.

Departemen Pertahanan menyatakan bahwa jika Hesai Technology memintanya, mereka akan segera mengirimkan laporan analisis yang mendukung keputusan terbaru ini.

Berdasarkan Pasal 1260H dari Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional Tahun Fiskal 2021, Departemen Pertahanan telah memasukkan 73 perusahaan Tiongkok ke dalam daftar “Perusahaan Tiongkok yang Terlibat Militer”. Hesai Technology pertama kali dimasukkan ke dalam daftar ini pada tanggal 31 Januari 2024.

Kongres Amerika mengesahkan legislasi ini pada tahun 2021, yang mengharuskan Pentagon untuk menyusun daftar ini. Legislasi ini bertujuan untuk memperkuat pengawasan terhadap perusahaan Tiongkok yang beroperasi di Amerika Serikat, yang diduga melalui program integrasi militer-sipil membantu modernisasi militer Tiongkok.

Hesai Technology, yang berbasis di Shanghai dan terdaftar di Nasdaq, telah mengajukan gugatan pada Mei lalu, menantang keputusan pemerintah Amerika Serikat dan menyatakan “tidak ada entitas pemerintah atau militer Tiongkok  yang mencoba mempengaruhi atau mengontrol manajemen, strategi, atau operasi penelitian dan pengembangan Hesai.”

Menurut laporan Reuters, Hesai Technology menyatakan bahwa dimasukkannya ke dalam daftar 1260H telah menyebabkan “kerusakan reputasi yang serius, penurunan harga saham yang signifikan, serta kehilangan peluang bisnis,” sehingga meminta pengadilan federal Amerika Serikat untuk memerintahkan pemerintah menghapusnya dari daftar tersebut.

Sebelumnya, Hesai Technology membela diri dengan menyatakan bahwa lidar mereka tidak memiliki kemampuan penyimpanan atau transmisi gambar nirkabel, sehingga tidak menimbulkan ancaman.

Namun, berdasarkan laporan tahun 2023 dari U.S.-China Economic and Security Review Commission (USCC), produk utama Hesai adalah sistem sensor LiDAR (Light Detection and Ranging) yang digunakan untuk kendaraan otonom, dan militer Amerika Serikat telah menentukan bahwa teknologi ini memiliki aplikasi luas di medan perang.

Demi keamanan nasional, Departemen Perdagangan Amerika Serikat pada tanggal 23 September mengusulkan untuk melarang penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras Tiongkok dalam kendaraan terintegrasi yang beroperasi di jalan-jalan Amerika Serikat. Menurut hasil penyelidikan oleh Biro Industri dan Keamanan (BIS) Departemen Perdagangan, beberapa teknologi dari Tiongkok atau Rusia menimbulkan risiko yang tidak semestinya bagi infrastruktur kritis Amerika Serikat dan pengguna kendaraan terintegrasi.

Media Amerika mengungkapkan bahwa beberapa entitas militer Tiongkok yang masuk daftar hitam telah mencoba melanjutkan operasi mereka di Amerika Serikat dengan mengganti nama dan menandatangani perjanjian lisensi, di antara tindakan lainnya.

Wall Street Journal pada Mei lalu mengungkapkan bahwa Hesai Technology pada Desember 2023 telah mendaftarkan sebuah perusahaan di Michigan, Amerika Serikat, dengan nama American Lidar, yang rencananya akan mendekati tiga produsen otomotif besar di Amerika Serikat. Namun, tidak ada informasi tentang Hesai yang disebutkan dalam informasi pendaftaran American Lidar.

Setelah dimasukkan ke dalam daftar hitam Departemen Pertahanan, saham Hesai anjlok 30% dalam satu hari. Perusahaan kemudian menghentikan rencana pembangunan pabrik American Lidar dan menyalahkan daftar hitam Amerika Serikat sebagai penyebabnya.(jhn/yn)