Serangan Udara Israel di Iran Sebagai Balasan atas Serangan Rudal 

Militer Iran menyebut serangan ke pangkalan militernya menyebabkan “kerusakan terbatas” dan menewaskan dua tentara

Tom Ozimek – The Epoch Times

Israel menyatakan  serangan udaranya terhadap target militer di Iran pada Sabtu (26/10/2024) pagi telah menyelesaikan aksi balasan mereka atas serangan misil balistik Iran pada 13 April dan 1 Oktober.

Militer Iran melaporkan pada Sabtu pagi bahwa serangan Israel di Iran menargetkan pangkalan militer di provinsi Ilam, Khuzestan, dan Tehran, menyebabkan “kerusakan terbatas” dan dua tentara tewas.

Setelah mengumumkan serangan sudah berlangsung, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemudian menyatakan  telah menyelesaikan misi mereka dan memperingatkan Iran untuk tidak melakukan eskalasi lebih lanjut.

“Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami telah menyelesaikan tanggapan Israel atas serangan Iran terhadap Israel,” kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari. “Kami melakukan serangan yang ditargetkan dan presisi terhadap sasaran militer di Iran—menghalau ancaman langsung terhadap Negara Israel.”

Hagari sebelumnya menyatakan bahwa serangan ini adalah hak dan kewajiban Israel membela diri dari serangan Iran dan sekutunya di kawasan itu, termasuk serangan langsung dari wilayah Iran.

Iran meluncurkan serangan misil balistik secara besar-besaran terhadap Israel pada 13 April dan 1 Oktober, meskipun serangan tersebut berhasil ditangkis oleh pertahanan misil Israel yang dibantu oleh kapal perusak angkatan laut AS.

“Rezim di Iran dan sekutunya di kawasan terus-menerus menyerang Israel sejak 7 Oktober—di tujuh front—termasuk serangan langsung dari tanah Iran,” kata Hagari, merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang Israel-Hamas. 

“Kemampuan pertahanan dan serangan kami sepenuhnya dikerahkan. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membela Negara Israel dan rakyat Israel.”

Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan Israel terhadap pangkalan militer dan menyatakan bahwa Iran akan merespons.

Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran jelas terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, meminta Iran untuk tidak merespons. “Saya sangat yakin bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dari agresi Iran,” ujarnya. 

“Saya juga jelas bahwa kita harus menghindari eskalasi lebih lanjut di kawasan ini dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.”

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita pemerintah, Kerajaan Arab Saudi mengutuk serangan tersebut tanpa menyebut Israel, menyatakan bahwa tindakan itu melanggar kedaulatan dan hukum serta norma internasional.

Serangan Israel yang berlangsung beberapa jam berakhir menjelang matahari terbit di Teheran, di mana militer Israel menyatakan  menargetkan “fasilitas produksi misil yang digunakan untuk memproduksi misil yang ditembakkan Iran ke Negara Israel selama setahun terakhir.” Mereka juga menyebut telah menghancurkan situs misil permukaan ke udara dan “kemampuan udara Iran lainnya.”

Israel tidak memberikan penilaian kerusakan awal.

Awalnya, fasilitas nuklir dan instalasi minyak dilihat sebagai kemungkinan target Israel dalam tanggapan atas serangan Iran pada 1 Oktober, tetapi pada pertengahan Oktober, pemerintahan Biden mempercayai bahwa mereka telah mendapat jaminan dari Israel bahwa target tersebut tidak akan diserang, yang bisa menyebabkan eskalasi yang lebih parah.

Militer Iran menyatakan serangan tersebut menargetkan pangkalan militer di provinsi Ilam, Khuzestan, dan Tehran dan hanya menyebabkan “kerusakan terbatas” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan mitranya dari Israel, Yoav Gallant, tentang serangan Israel terhadap sasaran militer di Iran, kata Mayor Jenderal Pat Ryder pada Jumat malam. Austin menegaskan kembali komitmen AS terhadap keamanan sekutunya dan menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, ujar juru bicara Pentagon dalam sebuah pernyataan. Austin juga mencatat bahwa AS bertekad untuk mencegah konflik yang meluas di kawasan tersebut, ujar Ryder.

Serangan Iran tersebut mengikuti serangkaian serangan Israel terhadap Hizbullah, sekutu Iran di Lebanon. Beberapa minggu lalu, ribuan pager dan radio genggam yang digunakan oleh pemimpin dan perwira Hizbullah meledak, menewaskan beberapa dan melukai ratusan orang.

Pada 27 September, angkatan udara Israel melakukan serangan udara yang menewaskan Hassan Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah selama lebih dari 30 tahun, dalam sebuah pertemuan dengan perwira senior Hizbullah di sebuah bunker bawah tanah di benteng kelompok tersebut di pinggiran kota Beirut, Lebanon.


Serangan udara tambahan menargetkan komandan Hizbullah lainnya.

Associated Press turut berkontribusi dalam laporan ini.