Donald Trump dari Trump Tower ke Gedung Putih

ETIndonesia. Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diproyeksikan sebagai Presiden AS terpilih dalam pilpres 2024. Ia kini berusia 78 tahun dan mencalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya, Trump memulai jalannya menuju ketenaran dan kekayaan di kota asalnya, New York. 

Setelah ia meninggalkan Gedung Putih pada 2021, ia menetap di Florida, tinggal di perkebunan Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach.

Mengikuti jejak ayahnya, Fred Trump, ia membangun sebuah kerajaan real estat internasional. 

Nama Donald Trump menjadi terkenal pada 2000-an ketika membintangi serial reality TV “The Apprentice.” Dalam acara tersebut, ia menciptakan frasa terkenalnya, “You’re fired!” saat mengeliminasi seorang peserta di akhir setiap episode. 

Trump juga telah menulis beberapa buku, termasuk “The Art of the Deal” pada 1987, yang mengungkapkan prinsip-prinsip yang membantunya dalam bernegosiasi dalam bisnis.

Sebelum menjadi tokoh utama Partai Republik yang telah diperbarui, Trump  beberapa kali mengganti afiliasi politiknya. Pada 2004, ia mengatakan kepada CNN: “Dalam banyak kasus, saya mungkin lebih merasa cocok sebagai Demokrat.”

Hal itu karena Trump merasa ekonomi lebih sehat di bawah kepemimpinan Demokrat. Catatan menunjukkan bahwa ia beralih ke Partai Republik pada 2011.

Pada 2014, Trump mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai gubernur New York, tetapi akhirnya tidak melanjutkannya. Tahun berikutnya, ia secara serius terjun ke dunia politik, mengakhiri spekulasi bertahun-tahun tentang pencalonan presiden Trump.

Sebagai seorang yang selalu menunjukkan sisi hiburannya, Trump meluncurkan kampanyenya secara dramatis. Pada 16 Juni 2015, ia dan istrinya, Melania Trump, turun menggunakan eskalator emas di Trump Tower di Manhattan untuk mengumumkan pencalonannya.

Pada hari itu, ia memperkenalkan slogan “Make America Great Again,” yang terinspirasi dari frasa “Let’s Make America Great Again” yang digunakan Ronald Reagan dalam kampanye presiden suksesnya pada 1980.

Pada 2016, Trump menjadi pemenang yang tidak terduga dalam pemilihan presiden, menjadikannya presiden AS pertama yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya di jabatan publik atau sebagai komandan militer.

Sepanjang musim kampanye, survei menunjukkan Trump tertinggal dari Demokrat Hillary Clinton, seorang politisi berpengalaman dan istri mantan Presiden Bill Clinton.

Selama masa kepresidenannya, Trump menghadapi berbagai serangan politik yang dimulai segera setelah dia dilantik pada 2017.
Dia menjadi presiden AS ketiga yang dimakzulkan, dan satu-satunya presiden yang dimakzulkan dua kali. Senat membebaskannya kedua kali.

Selama dua tahun pertama masa jabatannya, Trump dan sejumlah orang dekatnya terjebak dalam penyelidikan yang disebut kolusi Rusia yang dipimpin oleh penasihat khusus Robert Mueller. Penasihat khusus menyelesaikan penyelidikan dengan laporan yang tidak mendokumentasikan bukti kolusi. Sementara itu, pejabat federal yang menyelidiki Trump ditemukan  mengejar investigasi Rusia yang sebagian besar didasarkan pada sebuah dokumen disinformasi yang disusun oleh mantan mata-mata Inggris yang pekerjaannya dibiayai oleh kampanye Clinton.

Pada tahun terakhir masa jabatannya, Trump bergulat dengan pandemi COVID-19 sambil berkampanye untuk pemilihan ulang. Lawan politiknya dari Partai Demokrat adalah Joe Biden, seorang senator lama yang pernah menjabat sebagai wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama.

Pernyataan Gedung Putih menyebutkan bahwa pencapaian kepresidenan Trump termasuk ekonomi yang kuat dengan suku bunga rendah, “deregulasi besar-besaran” untuk mendorong pertumbuhan bisnis, dan tindakan bersejarah untuk mempromosikan perdamaian di Timur Tengah. Dia dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya di Timur Tengah.

Trump dan lainnya menolak pengumuman Biden sebagai pemenang pemilu 2020. Puluhan ribu pendukung Trump, yang khawatir tentang ketidakberesan pemilu, berkumpul di Washington pada 6 Januari 2021 untuk memprotes sertifikasi hasil pemilu. Beberapa pengunjuk rasa menyerbu Capitol AS dan terlibat bentrokan dengan polisi.

Trump lahir di New York pada 14 Juni 1946; orang tuanya, Fred Trump dan Mary MacLeod, memiliki lima anak. Trump sendiri memiliki lima anak dan sepuluh cucu.

Ia menempuh pendidikan di Akademi Militer New York, sekolah asrama swasta, kemudian melanjutkan ke Universitas Fordham dan Sekolah Keuangan Wharton di Universitas Pennsylvania, di mana ia meraih gelar sarjana di bidang ekonomi. (asr)

Sumber : The Epoch Times