ETIndonesia. Setelah dua kali percobaan pembunuhan, sejumlah tuntutan hukum dan banyak tantangan, pada akhirnya mantan Presiden AS Donald Trump pada 6 November 2024 tengah malam berhasil memenangkan kursi kepresidenan lagi dengan suara telak.
Dalam pidato kemenangannya, Trump mengatakan itu adalah kemenangan rakyat Amerika Serikat. Trump juga berterima kasih kepada Tuhan yang menyelamatkan hidupnya, mengatakan bahwa dia diberi kesempatan hidup untuk menyelamatkan Amerika dan dia akan menyelesaikan misinya.
Para akademisi memprediksi bahwa dalam empat tahun ke depan, Trump mungkin akan menghancurkan poros kejahatan baru yang dipimpin oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dengan cara yang tak terduga dan menggagalkan ambisi mereka untuk menggulingkan tatanan internasional yang dipimpin oleh AS.
Trump kini mendapat kesempatan untuk kembali ke Gedung Putih. Dunia sangat memperhatikan bagaimana kebijakan luar negeri Trump akan berubah dan bagaimana dia akan menghadapi ambisi global Partai Komunis Tiongkok.
Penulis kolom Epoch Times, Wang He, mengatakan, “Saya rasa bagaimana Trump bergerak, sangat bergantung pada bagaimana Partai Komunis Tiongkok bergerak. Jika Partai Komunis Tiongkok tidak bergerak, Amerika kemungkinan akan mempertahankan status quo. Jika Partai Komunis Tiongkok bertindak, sesuai dengan karakter Trump, dia pasti akan mengambil tindakan balasan.”
Bagi Partai Komunis Tiongkok, Trump adalah sosok yang sulit diprediksi dan tidak dapat dipahami. Wang He percaya bahwa setelah Trump menjabat kembali, Partai Komunis Tiongkok kemungkinan akan lebih hati-hati dalam bertindak di bidang diplomasi.
Wang He melanjutkan, “Bagi Partai Komunis Tiongkok, Trump ini orang yang tidak mengikuti aturan. Partai Komunis Tiongkok sangat takut padanya, karena mereka tidak tahu apa aturan yang dipegang Trump, dan apa langkah berikutnya yang akan dia ambil. Inilah gaya politik Trump, yang membuatnya menjadi senjata pengendali kekuatan. Trump memiliki kemampuan pertunjukan politik yang sangat kuat.”
“Dia bisa berkata Xi Jinping sebagai sahabat terbaiknya, namun dalam sekejap bisa berbalik menantang dan memulai perang tarif. Dia bisa mengatakan bahwa Taiwan harus membayar biaya perlindungan, dan jika Partai Komunis Tiongkok berusaha menyerang Taiwan, dia bisa menyerang Tiongkok dan Beijing. Kata-kata ini sangat spontan bagi Trump.”
“Apa sebenarnya maksudnya? Apa logikanya? Partai Komunis Tiongkok sangat sulit memahami hal tersebut. Dalam situasi normal, Partai Komunis Tiongkok seharusnya tetap tenang dan mengamati terlebih dahulu,” lanjutnya.
Beberapa tahun terakhir, Partai Komunis Tiongkok tidak hanya melakukan provokasi militer di Laut Tiongkok Selatan dan Selat Taiwan, tetapi juga bekerja sama dengan Rusia, Korea Utara, dan Iran. Bahkan, bersama-sama menantang negara-negara demokratis Barat dan tatanan internasional yang dipimpin oleh mereka, membentuk poros kejahatan baru. Mereka juga turut memperburuk konflik seperti perang Rusia-Ukraina dan perang di Timur Tengah.
Profesor di Universitas Teknologi Sydney, Feng Chongyi, mengatakan, “Partai Komunis Tiongkok harus dipandang secara resmi sebagai markas besar poros kejahatan saat ini, yaitu markas atau pemimpin dari poros baru yang terdiri dari Partai Komunis Tiongkok, Rusia, Iran, dan Korea Utara.”
Sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina pada 2022, Iran dan Korea Utara telah menyediakan senjata kepada Rusia, sementara Partai Komunis Tiongkok tidak hanya memberi Rusia teknologi dan produk industri ganda, tetapi juga membantu mengembangkan industri militer Rusia. Di sisi lain, Partai Komunis Tiongkok juga memberikan dukungan materi dan teknologi untuk program senjata pemusnah massal dan drone Iran.
Wang He menjelaskan, “Trump harus menghadapi ini ketika dia kembali menjabat, ini sudah menjadi kenyataan objektif. Masalahnya adalah bagaimana Trump akan menghancurkan poros kejahatan ini. Trump tentu memiliki caranya. Karena pada masa jabatan sebelumnya, Trump sudah memiliki konsep untuk menjalin hubungan dengan Rusia untuk melawan Partai Komunis Tiongkok, namun karena banyak hambatan, strategi ini tidak terwujud.”
Trump pernah mengatakan bahwa dia mengetahui bagaimana menyelesaikan perang Rusia-Ukraina, jika dia menjadi presiden, perang tersebut akan selesai dalam sehari.
Komentator politik asal Amerika, Lan Shu, mengatakan, “Trump kemungkinan akan meminta kedua pihak, Rusia dan Ukraina, segera menghentikan tembak-menembak dan menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi. Ini adalah hal pertama yang akan dilakukan Trump setelah menjabat, bahkan mungkin sebelum menjabat.”
Wang He juga percaya bahwa Trump sangat berharap agar perang Rusia-Ukraina segera berakhir, sehingga dia bisa langsung memfokuskan seluruh strategi pada Partai Komunis Tiongkok.
Wang He melanjutkan, “Dikarenakan Partai Komunis Tiongkok saat ini sudah menjadi pesaing utama AS, dan ancaman yang ditimbulkan Partai Komunis Tiongkok lebih besar daripada Uni Soviet dulu. Jadi, bagaimana cara menghadapinya sangat penting bagi Amerika, ini menyangkut nasib negara. Saat ini, baik pihak kiri, kanan, dan bahkan pemerintahan dalam negeri AS semuanya bergerak dikarenakan ambisi global PKT terlalu besar, bahkan ingin menguasai Amerika. Jadi, semua kekuatan politik di AS tidak bisa mundur dalam masalah menghadapi Partai Komunis Tiongkok, mereka mungkin akan melancarkan serangan dan tekanan lebih lanjut.”
Saat ini, ekonomi Tiongkok sedang memburuk dan terjadinya persaingan politik internal yang sengit. Wang He berpendapat bahwa dalam kondisi strategis saat ini, AS lebih kuat dan Tiongkok lebih lemah. Jika tekanan dari AS dan konflik internal di Tiongkok saling bersinggungan atau jika AS menghadapi Tiongkok seperti mereka menghadapi Uni Soviet dulu, Partai Komunis Tiongkok mungkin tidak akan mampu bertahan. (Hui)
Yulin/Chang Chun
Sumber : NTDTV.com