EtIndonesia. Pada 5 November 2024, pemilihan Presiden Amerika Serikat resmi digelar, dengan hasil diumumkan pada dini hari keesokan harinya. Dalam pemilihan yang sengit tersebut, Trump mendapatkan 312 dari total 538 suara elektoral, sementara kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, hanya mengumpulkan 226 suara. Selain itu, dalam hitungan suara rakyat, Trump juga unggul atas Harris.
Peta Politik AS: Dominasi Merah di Seluruh Negeri
Sebuah peta distribusi hasil pemilihan yang beredar memperlihatkan kemenangan Trump tersebar luas di berbagai wilayah kabupaten di AS. Warna merah mendominasi sebagian besar peta, sementara warna biru, yang mewakili pendukung Harris, hanya terlihat di beberapa negara bagian di Timur dan Timur Laut. Banyak yang bergurau bahwa, jika luas wilayah dijadikan indikator kemenangan, “AS yang berwarna biru hampir menghilang, menyisakan beberapa kota dan wilayah kecil.”
Republik Kuasai Senat, DPR, dan Gubernur di Berbagai Negara Bagian
Tidak hanya di tingkat kepresidenan, Partai Republik juga berhasil merebut kembali mayoritas di Senat AS, Dewan Perwakilan Rakyat, serta mendominasi kursi gubernur dan badan legislatif di banyak negara bagian. Dengan ini, Trump akan memulai masa jabatannya pada 20 Januari mendatang dengan dukungan penuh dari legislatif. Artinya, segala keputusan dan kebijakan yang diusulkan Trump kemungkinan besar akan mendapat dukungan tanpa hambatan dari Partai Republik. Dengan kekuasaan yang hampir tak terbatas, pemerintahannya diharapkan dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tegas. Namun, hal ini juga berarti bahwa Trump akan menghadapi tekanan besar karena sulit mencari alasan jika kebijakannya gagal di masa mendatang.
Pemilihan AS Jadi Perhatian Dunia, Termasuk Tiongkok
Pemilihan presiden AS kali ini menarik perhatian dunia, termasuk warga Tiongkok, yang antusias mengikuti perkembangan pemilihan meski mereka sendiri tak memiliki hak suara. Di media sosial, seorang selebriti internet Tiongkok bahkan sempat bertaruh bahwa Trump akan kalah. Dengan keyakinan penuh, dia menyatakan bahwa indikator keuangan menunjukkan peluang besar bagi kemenangan Harris. Namun, ternyata hasil akhirnya justru mengukuhkan kemenangan Trump. Selebriti tersebut kemudian menghilang dari media sosial pada 7 November.
Taruhan Besar di Tengah Pemilihan: Warga Prancis Meraup Keuntungan Besar
Selain perhatian warga Tiongkok, seorang warga Prancis juga berani mengambil risiko besar dalam pemilihan ini. Dia bertaruh sebesar 28 juta dolar AS di platform taruhan internasional bahwa Trump akan menang. Setelah kemenangan Trump diumumkan, warga Prancis ini mengantongi keuntungan sebesar 47 juta dolar AS. Meski bukan orang yang terlibat dalam politik AS, warga Prancis ini menggunakan keahliannya dalam analisis keuangan untuk memprediksi hasil pemilihan. Menurutnya, mayoritas jajak pendapat keliru dalam memprediksi kekalahan Trump, sehingga dia mengembangkan metode survei baru yang menanyakan siapa yang menurut responden akan dipilih oleh tetangga mereka, bukan siapa yang mereka dukung. Metode ini berhasil mengungkap pandangan “pemilih diam” yang cenderung tidak mengungkapkan pilihan mereka karena tekanan politik.
Insiden Tupai di New York: Simbol Ketidakpuasan Publik
Sebuah kejadian di New York turut mewarnai suasana pemilihan ini. Seekor tupai peliharaan bernama Peanut, yang telah tinggal bersama pemiliknya selama tujuh tahun, ditangkap oleh otoritas kesehatan dan kemudian disuntik mati karena dianggap berpotensi menyebarkan virus. Insiden ini memicu kemarahan publik dan dianggap sebagai contoh dari campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam kehidupan pribadi. Bagi banyak warga AS, hal ini menjadi pengingat bahwa mereka perlu menggunakan hak suara untuk membatasi kekuasaan pemerintah yang berlebihan.
Dukungan Tak Terduga dari Komunitas Amish di Pennsylvania
Di Pennsylvania, komunitas Amish yang dikenal konservatif dan umumnya tidak terlibat dalam pemilihan umum turut berpartisipasi kali ini. Komunitas yang hidup tanpa teknologi modern ini terdorong memilih setelah pemerintah melarang mereka menjual produk susu tanpa izin. Lebih dari 180 ribu anggota komunitas Amish turun ke tempat pemungutan suara, banyak dari mereka yang pertama kali memilih dalam hidupnya. Mereka membawa kereta kuda dan bendera Trump, menunjukkan dukungan untuk kandidat yang mereka anggap akan melindungi hak-hak mereka.
Agenda Awal Trump: Kebijakan Ekstrim dan Pemulihan Ekonomi
Trump telah mengumumkan bahwa dia akan mengambil langkah besar di hari pertama masa jabatannya, termasuk memperketat perbatasan, mendeportasi imigran ilegal, dan menghapus berbagai peraturan lingkungan yang dikeluarkan pemerintahan Biden. Mantan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengungkapkan bahwa Trump berencana menurunkan pajak domestik untuk merangsang pemulihan ekonomi. Di sisi lain, dia berencana meningkatkan tarif terhadap negara-negara asing, terutama Tiongkok, serta memperketat sanksi terhadap negara-negara seperti Iran dan Rusia.
Pengaruh Terpilihnya Trump terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Timur Tengah
Kemenangan Trump membawa harapan baru di Timur Tengah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah pemimpin pertama yang memberi ucapan selamat kepada Trump. Netanyahu berbicara langsung dengan Trump dan tampaknya sudah menaruh harapan besar pada pemerintahan AS yang baru. Netanyahu bahkan memecat Menteri Pertahanannya, yang dikenal dekat dengan Biden, sehari sebelum pemilu. Sementara itu, hubungan AS-Rusia diperkirakan akan tetap memanas, terutama terkait konflik Rusia-Ukraina.
Ukraina dan Medan Perang yang Memanas di Tengah Musim Dingin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga mengucapkan selamat kepada Trump, bahkan mengakui pendekatan Trump dalam menciptakan perdamaian melalui kekuatan. Pada saat yang sama, salju pertama musim ini turun di Ukraina, menandai dimulainya pertempuran musim dingin yang lebih keras. Tentara Rusia memanfaatkan cuaca buruk ini untuk melancarkan serangan, tetapi pasukan Ukraina berhasil mendeteksi dan menghancurkan serangan tersebut dengan bantuan drone.
Pemilihan presiden AS kali ini tidak hanya berdampak pada internal negeri, tetapi juga akan mengukir arah kebijakan global yang baru. Kemenangan Trump, dukungan mayoritas di legislatif, serta respon dunia internasional menjadi awal dari babak baru dalam sejarah Amerika dan dunia.