Ukraina Serang Markas Komando Rusia dengan Rudal Inggris, Storm Shadow : 18 Tewas, 33 Terluka Termasuk 3 Perwira Korea Utara

Ukraina dilaporkan menggunakan rudal jelajah “Storm Shadow” untuk menyerang pusat komando Rusia di dekat wilayah Barjatinski, Kursk, menewaskan 18 orang dan melukai 33 lainnya, termasuk tiga perwira militer Korea Utara.

ETIndonesia. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin pada 23 November 2024 menyatakan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara yang ditempatkan di wilayah perbatasan Rusia, Kursk, diperkirakan akan segera dikerahkan dalam pertempuran melawan Ukraina. Menurut Austin, pola pelatihan dan integrasi tentara Korea Utara ke dalam pasukan Rusia menunjukkan kemungkinan besar keterlibatan mereka dalam waktu dekat.

.

Gambar menunjukkan rudal jelajah jarak jauh Storm Shadow/SCALP yang diluncurkan dari udara dipajang di bilik pameran produsen rudal Eropa MBDA pada hari pembukaan Farnborough International Air Show 2024 di barat daya London pada 22 Juli 2024. (JUSTIN TALLIS/AFP melalui Getty Images)

Sementara itu, Ukraina melancarkan serangan menggunakan rudal “Storm Shadow” terhadap fasilitas komando bawah tanah di Kursk. Lokasi ini dekat dengan kawasan bersejarah Barjatinski, yang diketahui menjadi pusat komunikasi dan pengendalian strategis Rusia.

Menurut akun media sosial X  bernama “Mak24,” serangan ini menewaskan 18 orang dan melukai 33 lainnya. Di antara korban luka, terdapat tiga personel militer Korea Utara, termasuk seorang perwira tinggi. Media The Wall Street Journal melaporkan bahwa salah satu korban luka adalah jenderal senior Korea Utara, meskipun identitasnya tidak diungkapkan.

Laporan lain menyebutkan bahwa perwira tinggi Korea Utara di Rusia termasuk Wakil Kepala Staf Umum Kim Young-bok, Wakil Kepala Staf dan Direktur Biro Pengintaian Lee Chang-ho, serta Mayor Jenderal Shin Kim-chul.

Ukraina baru-baru ini menggunakan rudal jelajah Storm Shadow untuk mengebom pusat komando Rusia di dekat kawasan bersejarah keluarga Bariatinski di wilayah Kursk. (Tangkapan layar video)

Pada 20 November, Ukraina meluncurkan beberapa rudal jelajah “Storm Shadow” ke arah Rusia. Serangan ini terjadi sehari setelah Ukraina menggunakan sistem rudal taktis Angkatan Darat AS (ATACMS), menandai penggunaan senjata Barat terbaru yang diizinkan untuk menyerang target Rusia.

Menurut laporan Ukrainian Defense Express, serangan ini mencerminkan peningkatan kemampuan Ukraina dalam hal integrasi teknologi dan intelijen. Tingkat akurasi dan kemampuan penetrasi yang ditunjukkan dalam serangan tersebut menyoroti kemajuan signifikan dalam kemampuan medan perang Ukraina.

Media Prancis menganalisis bahwa serangan presisi ini bertujuan untuk melemahkan efisiensi komando Rusia, sekaligus memperkuat posisi negosiasi Ukraina di panggung internasional. Selain itu, serangan ini juga mengirimkan sinyal jelas kepada Rusia dan sekutunya (termasuk Korea Utara) bahwa Ukraina memiliki kemampuan untuk menghantam target jarak jauh.

Media Inggris Sky News menyoroti kekuatan destruktif rudal “Storm Shadow” yang mampu menyerang pertahanan yang sangat kuat. Namun, laporan tersebut juga mengutip peringatan dari pihak resmi Rusia bahwa serangan semacam ini berpotensi memperburuk eskalasi konflik.

Pada 21 November, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa dengan diperbolehkannya Ukraina menggunakan rudal dari AS dan Inggris untuk menyerang Rusia, perang Rusia-Ukraina telah berkembang menjadi konflik global. Putin memperingatkan kemungkinan serangan balasan terhadap negara-negara Barat sebagai bentuk tindakan pembalasan.

Sebagai tanggapan, Ukraina menuduh Rusia untuk pertama kalinya meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke Ukraina. Menurut Angkatan Udara Ukraina, serangan tersebut merupakan bagian dari serangkaian serangan Rusia terhadap kota Dnipro. Pihak otoritas setempat melaporkan bahwa sebuah infrastruktur terkena dampak, menyebabkan dua warga sipil terluka.

Putin juga mengungkapkan bahwa Rusia sedang menguji sistem rudal baru bernama “Oreshnik” dalam kondisi tempur. (Hui)

Sumber : NTDTV.com