EtIndonesia. Melansir laman Financial Times (16/12), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia mungkin akan membatalkan pembatasan pengembangan rudal jarak pendek dan menengah, serta menjaga kesiagaan tempur berkelanjutan untuk kekuatan nuklir non-strategisnya. Dia memperingatkan bahwa Barat sedang mendorong Moskow ke “garis merah yang tidak dapat ditarik mundur”.
Dalam pidatonya di Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin, Putin menyatakan kekhawatirannya terhadap penempatan rudal jarak pendek dan menengah oleh Amerika Serikat di luar negeri. Putin memperingatkan bahwa jika AS melanjutkan rencana penempatan rudal tersebut, Rusia akan mencabut semua pembatasan terhadap pengembangan rudalnya.
Dia menambahkan bahwa NATO mengancam Rusia “di luar batas tanggung jawab sejarahnya” di Eropa dan Asia. Sebagai tanggapan terhadap penempatan rudal AS di Eropa dan Asia, Rusia akan mempercepat produksi senjata hipersonik—seperti rudal balistik “Oreshnik” yang pertama kali ditembakkan ke Ukraina bulan lalu.
Andrei Belousov, yang ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dalam perombakan kabinet Mei lalu, menyatakan kepada audiens yang sama bahwa militer Rusia perlu bersiap menghadapi skenario jangka menengah, termasuk potensi konflik militer dengan NATO di Eropa dalam 10 tahun mendatang.
Sejak awal tahun ini, para pemimpin Eropa telah memperingatkan bahwa selain melanjutkan invasi ke Ukraina, Rusia juga sedang bersiap menghadapi konflik lebih luas dengan aliansi militer Barat.
Namun, Putin menolak klaim bahwa Rusia mengancam Benua Eropa, menyebutnya sebagai “tuduhan tidak masuk akal”. Dia menyalahkan AS dan sekutunya atas eskalasi konflik dengan menyediakan senjata canggih kepada Kyiv, yang digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.
Putin menyatakan bahwa Rusia unggul di medan perang tahun ini dengan merebut 189 kota. Dengan anggaran pertahanan rekor sebesar 130 miliar dolar AS untuk tahun depan, industri pertahanan Rusia memperkuat kemampuan militer melalui pengembangan sistem pemandu rudal baru dan produksi drone serang baru.
Putin menekankan bahwa senjata nuklir Rusia hanya berfungsi sebagai kekuatan pencegahan. Dia juga menyebut Rusia merekrut sekitar 1.000 sukarelawan per hari untuk mempertahankan militernya. Tahun ini, Rusia merekrut 430.000 orang, meningkat dari 300.000 orang tahun sebelumnya.
Namun, Putin mengakui bahwa pengeluaran pertahanan saat ini tidak dapat “dinaikkan tanpa batas” dengan mengorbankan prioritas lainnya seperti sains, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada 16 Desember menyatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy harus bersiap untuk mencapai kesepakatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna mengakhiri perang Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, Trump mengatakan, bahwa “Sebuah (kesepakatan damai) harus dicapai.”
Trump menyatakan bahwa dia akan berdiskusi dengan Putin dan Zelenskyy mengenai penyelesaian perang Ukraina, serta mengaku merasa tidak nyaman dengan gambar-gambar pembantaian yang terjadi akibat konflik tersebut.
Trump berkata: “Ini harus dihentikan.”
Ketika ditanya apakah Ukraina seharusnya menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia sebagai bagian dari solusi negosiasi untuk mengakhiri perang, Trump tidak memberikan jawaban langsung. Trump menyebut sebagian besar wilayah yang diperebutkan sudah menjadi reruntuhan dan memerlukan waktu satu abad untuk dipulihkan.(jhn/yn)