Israel Lancarkan Serangan Besar-besaran terhadap Kelompok Houthi di Yaman

EtIndonesia. Setelah berbulan-bulan ketegangan yang meningkat, Israel kembali melancarkan serangan udara skala besar terhadap kelompok Houthi yang menguasai wilayah Yaman, khususnya mengincar infrastruktur pelabuhan transportasi mereka. Menurut laporan dari Jerusalem Post, serangan ini terjadi pada dini hari tanggal 18 Desember waktu setempat, dengan fokus utama pada ibu kota Yaman, Sana’a.

Rangkaian Serangan yang Terkoordinasi

Pada sekitar pukul 3:15 pagi, Angkatan Udara Israel melakukan gelombang pertama serangan udara yang menargetkan tiga pelabuhan utama yang dikuasai oleh Houthi di Ras Isa, Hattahida, dan Salif. Serangan ini melibatkan 14 pesawat tempur Israel yang menempuh jarak sekitar 1.700 kilometer untuk mencapai sasaran.

Ledakan hebat menggema di dalam dan sekitar pelabuhan, diikuti oleh kobaran api yang dengan cepat menyulut permukaan laut. Delapan kapal yang digunakan oleh Houthi untuk mengangkut material terbakar habis, menciptakan bola api terang di malam hari dan menyebabkan kerusakan parah. Akibatnya, ketiga pelabuhan tersebut lumpuh total, dengan api yang terus berkobar selama beberapa jam.

Tidak puas dengan serangan pertama, sekitar pukul 4:30 pagi, Israel melancarkan gelombang kedua serangan yang menargetkan pembangkit listrik Sisyaz, yang juga berada di bawah kendali Houthi. Serangan ini berhasil menghancurkan fasilitas tersebut, memaksa seluruh kota Sana’a mengalami pemadaman listrik total. Beberapa jam setelah serangan, asap tebal masih terlihat di langit Sana’a, menandakan besarnya dampak serangan tersebut yang dapat terlihat hingga beberapa kilometer jauhnya.

Pernyataan Resmi dari Israel

Serangan ini merupakan yang terbesar yang pernah dilancarkan Israel terhadap Houthi dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa peringatan telah diberikan kepada pemimpin Houthi bahwa tangan Israel akan meraih mereka.

“Siapa pun yang menyerang Israel akan dipukul keras, dan siapa pun yang menyakiti Israel akan menerima balasan tujuh kali lipat,” ujarnya.

Katz juga menyoroti bahwa dalam setahun terakhir, Houthi telah meluncurkan lebih dari 200 misil dan 170 drone ke arah Israel, yang mendorong Israel untuk mengambil tindakan tegas guna mencegah serangan lebih lanjut.

Tanggapan dan Strategi Keamanan Israel

Mantan Kepala Intelijen Pasukan Pertahanan Israel, Hayman Tamir, menyarankan bahwa untuk mencegah serangan dari Yaman, Israel perlu membalas dendam kepada Iran dan menyerang aset militer serta pusat komando Houthi. 

“Houthi merupakan perpanjangan tangan Iran di wilayah tersebut. Menghancurkan mereka akan melemahkan kemampuan Iran untuk terus mendukung aksi-aksi agresif,” ujar Tamir.

Situasi regional yang semakin kompleks semakin memperkuat tekad Israel untuk menekan kelompok-kelompok militan. Dengan Hamas hampir hancur, Hizbullah hampir mati, dan Assad di Suriah runtuh, serta Rusia dan Iran menarik diri dari konflik di Suriah, Israel melihat peluang untuk memperkuat posisinya di kawasan tersebut.

Prioritas Serangan dan Masa Depan Konflik

Kelompok Houthi yang menyerang Israel dan armada laut di Laut Merah menjadi target utama serangan Israel belakangan ini. Sebelum serangan besar-besaran ini, koalisi Inggris-Amerika juga telah menyerang apa yang disebut sebagai Departemen Pertahanan Houthi, meski kerusakan yang ditimbulkan tidak sebesar serangan terbaru dari Israel.

Dengan langkah ini, Israel menunjukkan bahwa Houthi adalah target berikutnya yang harus diatasi, mengingat bagaimana nasib Hamas dan Hizbullah yang telah mengalami kemunduran signifikan dalam setahun terakhir. Jika Houthi terus melancarkan serangan terhadap Israel, kemungkinan besar mereka akan menghadapi balasan yang lebih keras dan terkoordinasi.

Kesimpulan

Serangan terbaru Israel terhadap Houthi di Yaman menandai eskalasi signifikan dalam konflik regional. Dengan menghancurkan infrastruktur pelabuhan dan pembangkit listrik yang dikuasai Houthi, Israel menunjukkan komitmennya untuk memastikan keamanan nasional dan mencegah ancaman lebih lanjut. Situasi di Timur Tengah yang semakin stabil memberikan Israel kepercayaan diri untuk melanjutkan strategi ini, meski dampak jangka panjangnya masih harus dilihat.

FOKUS DUNIA

NEWS