AS dan Pemimpin HTS Suriah Bertemu, Hadiah $10 Juta untuk Penangkapan Dihentikan

ETIndonesia. Delegasi senior dari Departemen Luar Negeri AS tiba di ibu kota Suriah, Damaskus, pada  Jumat (20 Desember), untuk bertemu dengan Ahmed al-Sharaa, pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang telah menggulingkan rezim Assad. Pejabat AS menyebutkan bahwa pembicaraan berjalan positif, dan hadiah untuk penangkapan al-Sharaa dihentikan.

Pertemuan ini menjadi kontak pertama diplomatik AS dengan al-Sharaa setelah rezim Assad digulingkan pada 8 Desember. Sebelumnya, al-Sharaa menggunakan nama samaran Abu Mohammed al-Jolani, namun setelah jatuhnya Assad, ia kembali menggunakan nama aslinya.

Dipimpin oleh Asisten Sekretaris Urusan Timur Dekat, Barbara Leaf, delegasi AS tiba di Damaskus dengan pengamanan ketat. Leaf ditemani oleh mantan utusan AS untuk Suriah, Daniel Rubinstein, yang sementara waktu akan menjadi diplomat senior AS di Suriah.

Ini adalah kunjungan pertama pejabat Departemen Luar Negeri AS ke Suriah dalam lebih dari satu dekade dan merupakan langkah penting dalam memulihkan hubungan diplomatik antara AS dan pemerintahan transisi Suriah setelah runtuhnya rezim Assad.

Barbara Leaf menggambarkan al-Sharaa sebagai seseorang yang “realistis” dengan pandangan moderat dalam isu hak perempuan dan minoritas. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan nyata akan menjadi indikator utama, bukan hanya kata-kata.

Menurut Leaf, pertemuan dengan al-Sharaa “efektif dan produktif”. Al-Sharaa berjanji untuk tidak mengizinkan kelompok teroris beroperasi di Suriah atau mengancam negara tetangga maupun AS.

Sebelumnya, pemerintah AS menetapkan al-Sharaa sebagai teroris dan menawarkan hadiah 10 juta dolar AS untuk penangkapannya. Namun, Leaf menyatakan bahwa penghargaan tersebut dihentikan karena pembicaraan yang lancar dan untuk membuka jalan dialog dengan HTS.

Dia menekankan bahwa dihentikannya hadiah jutaan dolar AS itu adalah langkah kebijakan untuk mendukung dialog. 

“Jika kita ingin berdiskusi tetapi tetap menawarkan hadiah untuk menangkap lawan bicara kita, ini akan menjadi hambatan,” ujarnya.

Banyak negara Barat dan rakyat Suriah mendukung milisi yang dipimpin HTS dalam menggulingkan Assad. Namun, masih belum jelas apakah HTS akan menerapkan aturan Islam yang ketat atau menunjukkan fleksibilitas menuju demokrasi.

Sebelum delegasi AS tiba, Prancis dan Inggris juga mengirimkan perwakilan untuk berkomunikasi dengan pemimpin de facto Suriah.

Delegasi AS juga berusaha mendapatkan informasi baru mengenai Austin Tice, seorang jurnalis AS yang diculik pada tahun 2012 saat meliput di Suriah dan menjadi salah satu warga AS yang hilang selama rezim Assad.

Pada hari Jumat, ribuan warga Suriah berkumpul di Alun-alun Ummayad di pusat Damaskus untuk merayakan kemenangan HTS. Lagu-lagu revolusi diputar melalui pengeras suara, dan warga mengibarkan bendera baru Suriah serta meneriakkan slogan mendukung pemerintah baru dan menentang Assad.

Serangan Udara AS Bunuh Pemimpin ISIS

Di saat yang sama dengan kunjungan delegasi AS ke Damaskus, Komando Pusat Militer AS (CENTCOM) mengumumkan bahwa serangan udara pada 19 Desember di Provinsi Dayr az Zawr, Suriah, berhasil menewaskan Abu Yusif, pemimpin ISIS yang juga dikenal sebagai Mahmud.

Wilayah tersebut sebelumnya dikuasai oleh rezim Assad yang telah digulingkan dan milisi bersenjata Rusia.

CENTCOM melaporkan bahwa seorang anggota ISIS lainnya yang tidak dikenal juga tewas dalam serangan itu.

Jenderal Michael Kurilla, komandan CENTCOM, menyatakan bahwa AS bekerja sama dengan mitra-mitra di kawasan tersebut untuk memastikan ISIS tidak memanfaatkan situasi di Suriah untuk bangkit kembali.

Kurilla juga menyebutkan bahwa ISIS berencana membebaskan lebih dari 8.000 anggota ISIS yang saat ini ditahan di penjara Suriah. AS akan terus memburu para pemimpin dan agen ISIS, termasuk yang mencoba beroperasi di luar wilayah Suriah. (jhon)

Sumber : Epochtimes.com 

FOKUS DUNIA

NEWS