Menlu AS: Pemerintahan Biden Memberi Harapan Palsu kepada Ukraina, Rusia Semakin Kuat

EtIndonesia. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam wawancara dengan mantan pembawa acara NBC, Megyn Kelly, yang disiarkan di platform media sosial X pada Jumat (31/1), menyatakan bahwa akibat perang, Ukraina mengalami kemunduran hingga 100 tahun. Dia juga berpendapat bahwa pemerintahan Biden telah memberikan harapan palsu (false hope) kepada rakyat Ukraina, membuat mereka percaya bahwa mereka dapat memulihkan perbatasan seperti sebelum perang. Rubio juga secara terang-terangan menyebut bahwa perang ini justru membuat Rusia semakin kuat.

Rubio menekankan:“Ukraina mengalami kemunduran hingga 100 tahun, jaringan energi nasional mereka telah dihancurkan… Berapa banyak warga Ukraina yang meninggalkan negaranya dan kini tinggal di negara lain? Mereka mungkin tidak akan pernah kembali.”

 Harapan Palsu

Rubio mengkritik pemerintahan Biden dengan tajam :“Ini adalah kebohongan—kita terus-menerus diberitahu bahwa Ukraina bukan hanya akan mengalahkan Rusia, tetapi juga akan menghancurkannya dan mendorongnya kembali sepenuhnya ke perbatasan tahun 2012 atau 2014, termasuk Krimea dan wilayah lainnya. Namun, kenyataannya adalah bahwa selama satu setengah tahun terakhir, Ukraina terus mencari pendanaan untuk mempertahankan konflik yang tanpa harapan dan berkepanjangan.”

Rubio juga menyinggung pandangan Trump terkait konflik ini: “Presiden (Trump) berpendapat bahwa ini adalah konflik berkepanjangan yang harus diakhiri. Dan itu harus diakhiri melalui negosiasi. Dalam negosiasi apa pun, kedua belah pihak harus membuat kompromi.”

Menurut Rubio: “Kedua belah pihak memiliki alasan untuk mengakhiri konflik ini. Konflik tidak akan berakhir dengan salah satu pihak mencapai tujuan ekstrem mereka.”

Rusia Semakin Kuat

Rubio juga menilai bahwa perang ini justru memperkuat Rusia: “Jika kita melihat dunia, saya akan mengatakan bahwa lawan-lawan kita dalam banyak hal menjadi lebih kuat dibandingkan empat tahun lalu. Selama empat tahun terakhir, mereka menjadi lebih kuat. Tentu saja, Rusia tidak merasa bahwa mereka lebih lemah dibandingkan empat tahun lalu. Saat ini, mereka menguasai wilayah yang tidak mereka kendalikan selama masa jabatan sebelumnya Trump.” (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS