Trump Akan Terapkan Tarif Impor 25 Persen untuk Baja dan Aluminium 

“Setiap baja yang masuk ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif 25 persen,” kata presiden.

ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia berencana untuk menerapkan tarif 25 persen pada impor baja dan aluminium pada 10 Februari.

“Setiap baja yang masuk ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif 25 persen,” katanya kepada wartawan pada 9 Februari di pesawat Air Force One saat dalam perjalanan dari Florida ke New Orleans untuk menghadiri Super Bowl. Saat ditanya tentang aluminium, ia mengatakan bahwa logam tersebut juga akan dikenakan sanksi perdagangan.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa tarif baru ini akan ditambahkan di atas bea masuk yang sudah ada untuk baja dan aluminium.

Trump juga mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan segera mengumumkan “tarif timbal balik” pada 11 atau 12 Februari, yang berarti Amerika Serikat dapat mengenakan bea masuk terhadap produk dari negara-negara yang telah memberlakukan tarif pada barang-barang AS.

“Jika mereka mengenakan tarif 130 persen kepada kami sementara kami tidak mengenakan apa pun kepada mereka, hal itu tidak akan dibiarkan terus berlanjut,” katanya kepada wartawan.

Pada 7 Februari, Trump menjelaskan lebih lanjut tentang tarif timbal balik saat berbicara di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba.

“Jika suatu negara mengenakan tarif tinggi kepada kami, maka kami akan melakukan hal yang sama,” katanya. “Saya pikir itu adalah cara yang paling adil. Dengan begitu, tidak ada yang dirugikan.”

Menurut Departemen Perdagangan AS, Uni Eropa mengenakan tarif hingga 50 persen pada sepeda motor dan 10 persen pada mobil, sementara India mengenakan bea masuk 60 persen pada mobil AS serta tarif tinggi pada produk pertanian.

Selama kampanye, Trump sering mengatakan bahwa ia akan mengenakan tarif pada berbagai produk dan negara, bahkan terkadang menyarankan bahwa AS dapat menghapus pajak penghasilan dan menggantinya dengan tarif perdagangan.

Awal bulan ini, ia memperingatkan bahwa ia akan mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko, serta tarif 10 persen pada barang-barang dari Tiongkok, jika negara-negara tersebut tidak menekan imigrasi ilegal atau produksi serta penyelundupan fentanil ke AS. Namun, ia menunda penerapan tarif terhadap Kanada dan Meksiko selama sebulan setelah para pemimpin kedua negara sepakat untuk memperketat keamanan perbatasan mereka.

“Perintah tersebut menegaskan bahwa aliran obat-obatan terlarang seperti fentanyl ke Amerika Serikat melalui jaringan distribusi ilegal telah menciptakan keadaan darurat nasional, termasuk krisis kesehatan masyarakat,” kata Trump dalam sebuah pernyataan sebelum ia setuju untuk tidak segera memberlakukan tarif terhadap Kanada dan Meksiko. “Pejabat Tiongkok gagal mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan aliran bahan kimia prekursor ke kartel kriminal yang sudah diketahui dan menutup pencucian uang oleh organisasi kriminal transnasional.”

Baik Meksiko maupun Kanada menyatakan bahwa mereka akan mengirim ribuan tentara ke perbatasan masing-masing dengan AS untuk menekan arus imigran ilegal dan perdagangan fentanyl. Sementara itu, tarif 10 persen terhadap Tiongkok mulai berlaku pada 4 Februari.

Pejabat Tiongkok mengatakan bulan ini bahwa mereka akan menerapkan tarif 15 persen pada batu bara dan gas alam cair dari AS, serta tarif 10 persen pada minyak, mobil bermesin besar, dan mesin pertanian sebagai tanggapan atas tarif tambahan yang diberlakukan Trump.

Pada masa jabatan pertamanya, Trump telah menerapkan tarif 25 persen pada baja dan 10 persen pada aluminium. Kemudian, ia memberikan kuota bebas bea bagi beberapa mitra dagang, termasuk Kanada, Meksiko, dan Brasil.

Laporan ini mencakup kontribusi dari Associated Press dan Reuters

Sumber : Theepochtimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS