Apakah Kita Hidup dalam Ilusi Alam Semesta? Ilmuwan Memperkirakan Alam Semesta Lama Akan Segera “Diperbarui”

EtIndonesia. Mungkinkah alam semesta tempat kita berada hanyalah sebuah ilusi sementara? Atau mungkin, ini hanyalah versi lama dari alam semesta yang sewaktu-waktu bisa digantikan dengan struktur baru?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa alam semesta mungkin dalam kondisi yang tidak stabil, seperti menara tinggi yang bergoyang di tepi jurang, yang jika runtuh, akan mengubah segalanya dalam sekejap mata. Ini bukan sekadar fiksi ilmiah, tetapi hipotesis ilmiah serius yang telah dipertimbangkan oleh para fisikawan.

Teori Vakum Palsu: Apakah Alam Semesta Hanya “Versi Sementara”?

Para fisikawan dari Universitas Leeds, Inggris, menggunakan simulasi teknologi kuantum canggih dan menemukan bahwa alam semesta yang kita kenal saat ini mungkin hanyalah sebuah “versi sementara”, bukan bentuk akhirnya.

Bayangkan, roller coaster yang berhenti sejenak di sebuah platform sebelum meluncur ke bawah. Platform itu bukan titik akhir, melainkan hanya awal dari perubahan besar. Dalam fisika, kondisi ini disebut sebagai “vakum palsu” (False Vacuum).

Jika alam semesta kita berada dalam kondisi vakum palsu, maka dia sebenarnya tidak stabil. Jika suatu saat terjadi gangguan kecil, maka seluruh struktur alam semesta dapat runtuh dan memasuki “vakum sejati” (True Vacuum), menciptakan perubahan yang tidak terbayangkan.

“Gelembung Kosmik”: Tanda-Tanda Runtuhnya Alam Semesta?

Para ilmuwan menggunakan teknologi quantum annealer (proses pemecahan masalah berbasis kuantum) untuk mengamati bagaimana vakum palsu bertransisi ke vakum sejati.

Mereka menemukan bahwa proses ini mirip dengan gelembung yang muncul ketika kita mengocok minuman bersoda.

“Gelembung kosmik” ini mungkin merupakan tanda awal dari keruntuhan alam semesta.
Pada tahun 2021, astrofisikawan Amerika Paul Sutter mengajukan hipotesis bahwa alam semesta mungkin mengalami “peluruhan vakum”. Namun, ini bukanlah kiamat yang menghancurkan segalanya, melainkan lebih seperti “pembaruan” alam semesta.

Pembaruan Alam Semesta Bisa Terjadi Sewaktu-waktu, Tanpa Kita Sadari

Para ilmuwan berspekulasi bahwa proses pembaruan alam semesta mungkin sudah dimulai, hanya saja kita belum menyadarinya.

Begitu perubahan ini terjadi, dia akan menyebar dengan kecepatan cahaya, mengubah waktu, ruang, dan materi sepenuhnya.

Namun, bagi kita, perubahan ini akan terjadi seketika—sebelum kita menyadarinya, kita sudah berada di alam semesta yang baru.

Ini bukan berarti segalanya akan hancur total, tetapi struktur lama akan digantikan oleh sistem baru.

  • Alam semesta yang baru mungkin memiliki partikel baru, hukum fisika baru, layaknya pembaruan perangkat lunak.
  • Para ilmuwan menyebut proses ini sebagai “transisi fase” (Phase Transition), serupa dengan bagaimana air berubah menjadi es—materinya tetap ada, tetapi sifatnya berubah total.

“Restrukturisasi Alam Semesta”: Apakah Hukum Fisika Akan Berubah?

Jika bidang kuantum alam semesta mengalami “penataan ulang”, maka struktur dasar alam semesta bisa berubah dalam sekejap mata.

Para ilmuwan percaya bahwa yang benar-benar membentuk alam semesta bukanlah partikel seperti elektron atau foton, melainkan sesuatu yang lebih mendasar yang disebut “bidang kuantum”.

Bayangkan sepotong roti yang direndam dalam minyak zaitun—roti mewakili materi, sedangkan minyak zaitun adalah bidang kuantum yang mendasarinya.

Perubahan dalam bidang kuantum ini dapat mengubah cara kita mengalami realitas.

Bagaimana Bentuk Alam Semesta Berikutnya?

Jika alam semesta memang mengalami pembaruan, para ilmuwan memperkirakan ada tiga kemungkinan utama:

1.  Perubahan kecil namun tetap mirip dengan alam semesta sekarang

  • Misalnya, kecepatan cahaya meningkat sedikit, atau massa partikel berubah sedikit, tetapi hukum fisika tetap mirip.

2.  Perubahan signifikan, tetapi masih memungkinkan kehidupan

  • Misalnya, perubahan pada gravitasi atau aliran waktu, tetapi bentuk kehidupan mungkin masih bisa beradaptasi.

3.  Transformasi total: hukum fisika benar-benar berbeda

  • Misalnya, munculnya gaya fundamental baru yang tidak pernah ada sebelumnya, atau partikel dasar baru yang menggantikan proton, elektron, dan neutron.
  • Dalam skenario ini, bentuk kehidupan seperti kita mungkin tidak akan bisa bertahan.

Jadi, mungkinkah alam semesta kita hanya versi percobaan?

Atau, mungkinkah kita telah mengalami pembaruan alam semesta berkali-kali tanpa menyadarinya?

Mungkin, pada suatu hari nanti, ketika “pembaruan kosmik” benar-benar terjadi, kita akan menemukan diri kita dalam sebuah alam semesta baru dengan aturan yang berbeda, tanpa bisa kembali ke semesta yang lama. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS