Kennedy  Center Dievakuasi Karena Ancaman Bom Palsu yang Menargetkan Pertunjukan Shen Yun

Shen Yun menggambarkan ancaman tersebut sebagai bagian terbaru dari serangkaian ‘prank’ yang bertujuan menakuti teater dan penonton.

EtIndonesia. Ancaman bom yang menargetkan Shen Yun Performing Arts di John F. Kennedy Center for the Performing Arts menyebabkan evakuasi dan penutupan jalan pada  20 Februari 2025 pagi, beberapa jam sebelum pertunjukan perdana grup tersebut digelar di Washington.

Untuk diketahui, John F. Kennedy Memorial Center for the Performing Arts, umumnya dikenal sebagai Kennedy Center, adalah pusat budaya nasional Amerika Serikat, yang terletak di tepi timur Sungai Potomac di Washington, D.C.  Pusat ini menjadi tempat bagi berbagai genre seni pertunjukan, seperti teater, tarian, musik klasik, jazz, pop, psikedelik, dan folk Musik.

Polisi D.C. merespons kejadian tersebut sekitar pukul 10:45 pagi. Sebuah email yang diterima oleh teater 15 menit sebelumnya mengklaim bahwa sebuah bom telah ditempatkan di fasilitas tersebut dan akan diledakkan jika pertunjukan Shen Yun tetap berlangsung.

Seorang juru bicara U.S. Park Police mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengirim petugas ke Kennedy Center tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut. Juru bicara tersebut mengatakan bahwa para petugas tidak lagi berada di teater dan mengarahkan pertanyaan lebih lanjut ke Kennedy Center.

BACA JUGA PKT Targetkan Shen Yun Secara Global dengan Ancaman Bom dan Tekanan Diplomatik

BACA JUGA : Pertunjukan Shen Yun Sukses Besar, Gangguan dari PKT  Meningkat, Dikecam oleh Berbagai Pihak

Kennedy Center tidak menanggapi pertanyaan dari The Epoch Times hingga berita ini diterbitkan.

Insiden ini merupakan yang terbaru di antara puluhan ancaman serupa di seluruh dunia yang ditujukan kepada Shen Yun, sebuah kelompok seni berbasis di negara bagian New York yang menggunakan tarian dan musik klasik Tiongkok untuk menampilkan peradaban kuno Tiongkok sebelum pengambilalihan oleh rezim komunis.

Pertunjukan pada 20 Februari, yang merupakan awal dari rangkaian 12 pertunjukan, diperkirakan akan tetap berjalan sesuai jadwal pada pukul 19:30, menurut pernyataan dari Shen Yun.

Shen Yun didirikan pada tahun 2006 oleh para praktisi Falun Gong, sebuah disiplin meditasi yang berlandaskan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Keyakinan ini disensor  secara ketat di Tiongkok, dengan para praktisinya sering mengalami pelecehan, dipenjara, dan disiksa sebagai upaya memaksa mereka meninggalkan keyakinannya.

Kelompok seni ini kini memiliki delapan rombongan yang melakukan tur keliling dunia secara bersamaan, tampil di ratusan kota di lima benua.

Shen Yun menggambarkan email ancaman tersebut sebagai bagian dari serangkaian ‘prank’ yang bertujuan menakuti teater dan penonton.”

Ancaman  ini sering kali ditulis dalam bahasa Mandarin dan jumlahnya meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan meningkatnya kampanye Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk menekan Falun Gong, menurut Shen Yun.

“PKT takut pada Shen Yun karena misi perusahaan ini adalah menampilkan ‘Tiongkok sebelum komunisme,’ untuk menghidupkan kembali budaya tradisional—budaya yang telah dihabiskan PKT selama beberapa dekade untuk dihancurkan,” kata Shen Yun.

“Pada saat yang sama, sebagai bagian dari setiap pertunjukan Shen Yun, kisah penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok dan perjuangan damai mereka yang penuh keberanian juga diceritakan dengan cara yang mengharukan di atas panggung. Ini adalah kejahatan terhadap hak asasi manusia yang telah lama berusaha disembunyikan oleh PKT.”

Levi Browde, direktur eksekutif Falun Dafa Information Center, memiliki pandangan yang sama.

“Siapa pun yang mengirimkan ancaman ini melakukannya dengan cara yang terkoordinasi dan kemungkinan besar memiliki hubungan dengan Beijing,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Lagi pula, siapa lagi yang ingin membungkam Shen Yun dan mengintimidasi para pendukung Falun Gong? Ini adalah taktik represi transnasional yang sangat berbahaya dan keji.”

Ric Grenell, utusan khusus misi AS dan direktur eksekutif sementara Kennedy Center, menyalahkan ancaman tersebut pada iklim politik yang memusuhi siapa pun yang dianggap tidak sesuai dengan arus utama.

“Kita hidup di dunia sekarang di mana orang-orang yang tidak menyukai sesuatu mulai menciptakan kekacauan,” katanya kepada The Epoch Times. “Kita telah mengalami Cancel Culture, pembekuan rekening bank, dan berbagai hal lainnya.”

“Jadi kita harus memperbaiki ini.”

Beberapa email terbaru berusaha mengintimidasi anggota parlemen AS dan pejabat pemerintah lainnya yang telah menyuarakan dukungan untuk Falun Gong.

Departemen Luar Negeri AS telah mengecam ancaman tersebut. Dalam pernyataannya kepada The Epoch Times pada awal Februari, departemen itu mengutuk “tindakan intimidasi” dan menyerukan “perlindungan terhadap hak kebebasan berekspresi.”

Seorang juru bicara departemen lebih lanjut mendesak PKT untuk mengakhiri kampanye pemberantasan Falun Gong yang telah berlangsung selama 25 tahun, dengan mencatat bahwa departemen tersebut telah mendokumentasikan kasus-kasus campur tangan terhadap Falun Gong dan Shen Yun “di banyak negara.”

Pada Desember 2024, The Epoch Times melaporkan tentang pertemuan rahasia pada tahun 2022 di mana pemimpin PKT, Xi Jinping, menginstruksikan pejabat untuk menyerang Falun Gong secara internasional melalui jalur hukum dan disinformasi.

Seiring dengan kampanye ini, Browde mengatakan bahwa pusatnya telah melihat peningkatan intimidasi, pelecehan, dan disinformasi yang menargetkan Falun Gong dan Shen Yun, terutama di Amerika Serikat. Ini sering kali mencakup “posting yang menyesatkan, tidak akurat, dan menghasut kebencian” di platform media sosial seperti X dan YouTube, serta di media arus utama Barat.

Dia berharap ada perhatian terhadap konteks yang lebih luas di balik meningkatnya ancaman ini.

“Liputan berita yang mendiskreditkan memiliki konsekuensi, dan jejak Beijing terlihat jelas dalam kampanye ini,” katanya.

Jan Jekielek berkontribusi dalam laporan ini.

Sumber : Theepochtimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS