EtIndonesia. Pada 13 Maret malam hingga 14 Maret dini hari, fenomena langit langka “Bulan Darah” pertama tahun ini akan terjadi. Menurut kepercayaan kuno, kemunculan Bulan Darah sering dikaitkan dengan bencana, peperangan, pergantian rezim, atau pertanda buruk lainnya.
Secara astronomi, Bulan Darah adalah istilah lain untuk gerhana bulan total. Tahun 2025 akan mengalami dua gerhana bulan total, yaitu pada 14 Maret dan 8 September. Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi Bulan, membuatnya tampak berwarna oranye kemerahan atau merah tembaga akibat pembiasan cahaya atmosfer.
Menurut Observatorium Astronomi Taipei, gerhana bulan total pada 14 Maret 2025 akan berlangsung selama 6 jam 2 menit 37 detik, dengan fase utama gerhana berdurasi 3 jam 38 menit 15 detik, sementara fase totalnya akan bertahan selama 1 jam 5 menit 24 detik. Fenomena ini akan terlihat penuh di Amerika dan Samudra Pasifik Timur, sedangkan wilayah seperti Jepang, Korea, dan Oseania hanya bisa melihat sebagian. Sayangnya, Taiwan tidak akan bisa menyaksikan fenomena ini hingga gerhana bulan berikutnya pada 8 September 2025.
Bulan Darah dan Ramalan Buruk
Sejak zaman kuno, Bulan Darah diyakini sebagai pertanda buruk. Dalam berbagai budaya Timur dan Barat, kemunculannya sering dikaitkan dengan peristiwa besar dan bencana.
Ahli feng shui Taiwan, Guru Xiao Meng, menulis di media sosial bahwa Bulan Darah sering dikaitkan dengan gejolak keuangan, kecelakaan besar, atau pertumpahan darah. Selain itu, keputusan yang diambil oleh para pemimpin politik selama periode ini dapat memicu krisis ekonomi.
Beberapa bencana besar di dunia juga terjadi berdekatan dengan fenomena Bulan Darah:
- 15 April 2014: Sehari setelah Bulan Darah, terjadi tragedi kapal Sewol di Korea Selatan, yang menewaskan 304 orang, sebagian besar adalah siswa sekolah menengah.
- 16 Juli 2019: Bulan Darah terjadi beberapa bulan sebelum wabah COVID-19 meledak di dunia. Sebuah studi menemukan bahwa virus tersebut telah mulai menyebar di Tiongkok sejak Oktober 2019, tetapi pemerintah Tiongkok menyembunyikan informasi tersebut, menyebabkan pandemi global.
- 16 Mei 2003: Gerhana bulan total bertepatan dengan puncak wabah SARS, yang pertama kali meledak di Guangdong, Tiongkok, dan menyebar ke 29 negara hingga September 2003.
Sejarah dan Mitos Bulan Darah
1. Ramalan Alkitab tentang Hari Kiamat
Dalam Alkitab, Bulan Darah sering disebut sebagai tanda akhir zaman.
- Kitab Yoel: “Matahari akan berubah menjadi gelap dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan yang dahsyat dan mengerikan.”
- Kisah Para Rasul: “Matahari akan menjadi gelap, dan bulan akan menjadi darah, sebelum datangnya hari Tuhan yang besar dan menakjubkan.”
- Wahyu 6:12: “Ketika segel keenam dibuka, terjadi gempa bumi besar. Matahari menjadi hitam seperti kain kabung, dan bulan menjadi merah darah.”
2. Sejarah Israel dan Bulan Darah
Dalam sejarah Yahudi, beberapa peristiwa penting terjadi setelah kemunculan Bulan Darah:
- 1492: Setelah gerhana bulan total, terjadi pengusiran besar-besaran terhadap orang Yahudi dari Spanyol, di tengah pandemi Black Death yang melanda Eropa.
- 1948: Setelah serangkaian Bulan Darah, Israel didirikan sebagai negara dalam satu hari.
- 1967: Saat Bulan Darah terjadi, Israel memenangkan Perang Enam Hari melawan negara-negara Arab dan merebut kembali Yerusalem Barat.
3. Kepercayaan Suku Asli Amerika
Beberapa suku asli Amerika percaya bahwa Bulan Darah adalah pertanda perubahan besar seperti perang, kelaparan, atau bencana alam. Mereka sering mengadakan ritual untuk memohon perlindungan dari roh leluhur agar terhindar dari musibah.
4. Bulan Darah dan Runtuhnya Dinasti Ming
Pada tahun 1631, selama pemerintahan Kaisar Chongzhen, terjadi Bulan Darah. Catatan sejarah menyebutkan bahwa pada tanggal 15 bulan pertama dalam kalender Imlek, terjadi fenomena aneh:
- “Matahari berwarna merah darah, dan semua benda tampak merah.”
- “Pada bulan kedua, matahari kembali berwarna merah darah dan kehilangan cahayanya.”
Tahun itu ditandai dengan bencana kelaparan dan pemberontakan besar-besaran. Akhirnya, pada 1644, Kaisar Chongzhen menggantung diri di Pohon Jingshan, menandai runtuhnya Dinasti Ming dan berdirinya Dinasti Qing.
2025: Tahun Ular dan Ramalan Kejatuhan Rezim Tiongkok
Tahun 2025 merupakan tahun Ular dalam astrologi Tiongkok. Menurut legenda, rezim PKT dimulai dan akan berakhir di tahun Ular.
Seorang biksu terkenal dari Dinasti Tang, Huangbo Chan, pernah meninggalkan puisi ramalan tentang nasib Tiongkok:
“Tikus merah membawa keberuntungan yang berbeda,
Namun keindahan di tengah negeri tak akan bertahan lama.
Saat tentara dari Barat tiba di Selatan,
Maka saat itulah nasib Ular berakhir.”
Banyak orang percaya bahwa bait terakhir meramalkan kejatuhan Partai Komunis Tiongkok di tahun Ular.
Bulan Darah selalu dikaitkan dengan peristiwa besar dalam sejarah. Apakah fenomena Bulan Darah pada 14 Maret dan 8 September 2025 akan membawa perubahan besar, atau bahkan menandai berakhirnya rezim tertentu? Hanya waktu yang akan membuktikan. (Hui)
Sumber : NTDTV.com