EtIndonesia. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol resmi diberhentikan dari jabatannya pada 14 Desember 2024 melalui pemakzulan oleh parlemen setelah pemberlakuan darurat militer.
Pada 4 April 2025 pukul 11 pagi, Mahkamah Konstitusi mengumumkan keputusan yang mendukung pemakzulan tersebut, menjadikan Yoon sebagai presiden kedua dalam sejarah Korea Selatan yang diberhentikan dari jabatannya secara resmi. Dengan pencopotan ini, Yoon tidak lagi memiliki imunitas hukum, sehingga akan menghadapi berbagai penyelidikan pidana.
Sementara itu, istrinya, Kim Keon-hee, yang telah lama disorot publik, juga menghadapi sejumlah tuduhan hukum. Sejak akhir Oktober tahun lalu, Kim menghilang dari ruang publik dan tidak pernah tampil lagi selama hampir enam bulan. Kini, masa depannya juga diselimuti ketidakpastian.
Yoon Kehilangan Imunitas Hukum, Masa Depan Kim Keon-hee Suram
Setelah kepastian lengser, Yoon Suk-yeol secara otomatis kehilangan perlindungan hukum sebagai presiden. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap masa depan sang istri, Kim Keon-hee, yang sebelumnya telah menjadi sasaran pemberitaan negatif dari media lokal. Banyak pihak memperkirakan bahwa penyidikan terhadap dirinya akan dipercepat, dan hukuman maksimal yang mungkin dijatuhkan adalah penjara seumur hidup.
Setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan pemakzulan, Yoon segera diberhentikan dan Korea Selatan harus menggelar pemilihan presiden baru dalam waktu 60 hari. Yoon tidak hadir langsung di pengadilan, melainkan menyaksikan pengumuman keputusan melalui siaran langsung di kediaman resminya di Hannam-dong.
Dengan statusnya sebagai mantan presiden yang tidak menyelesaikan masa jabatan hingga tahun 2027, Yoon harus meninggalkan kediaman resmi di Hannam-dong. Kemungkinan besar dia akan kembali ke rumah pribadinya di Seocho-dong yang tercatat atas nama istrinya, Kim Keon-hee. Namun, karena adanya pertimbangan pengamanan, kemungkinan besar dia tetap tinggal sementara di kediaman resminya.
Kasus Korupsi Makin Menyudutkan Kim Keon-hee
Media Korea melaporkan bahwa kejaksaan akan mempercepat penyelidikan terhadap Yoon atas tuduhan pemberontakan dan korupsi, serta menyelidiki kasus suap dan penyalahgunaan kekuasaan yang diduga melibatkan Kim Keon-hee. Kasus yang paling mencuat saat ini adalah skandal “Myung Tae-kyun”, yang menyeret nama seorang pengusaha yang disebut sebagai makelar politik.
Pada akhir tahun lalu, tersebar rekaman percakapan pribadi antara Kim Keon-hee dan Myung Tae-kyun, yang menunjukkan bahwa mereka menerima data hasil survei secara cuma-cuma. Pasangan ini diduga menggunakan data itu untuk memengaruhi penunjukan calon legislatif dalam pemilu sela parlemen pada Juni tahun yang sama.
Selain itu, setelah Yoon menjabat presiden, Kim Keon-hee diduga menerima berbagai hadiah mewah seperti tas bermerek, kosmetik, dan minuman keras impor. Bahkan, pejabat Komisi Etik Nasional yang menyelidiki “kasus tas bermerek” ditemukan meninggal dunia secara mencurigakan, memicu banyak spekulasi publik.
Riwayat dan Kondisi Terkini Kim Keon-hee
Kim Keon-hee adalah lulusan seni rupa Universitas Kyonggi, kemudian melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Sookmyung dan meraih gelar doktor dari Universitas Kookmin, serta memiliki gelar EMBA dari Sekolah Bisnis Universitas Seoul. Dikenal karena penampilannya yang menarik, dia sempat dijuluki sebagai “Ibu Negara Tercantik Korea Selatan”. Dia mengenal Yoon Suk-yeol yang 12 tahun lebih tua lewat perantara teman.
Saat Yoon ditahan, Kim Keon-hee dikabarkan mengalami depresi berat, hampir tidak bisa makan dan hanya bergantung pada obat-obatan, serta mengalami penurunan berat badan drastis dan rambut yang memutih.
Penampilan publik terakhir Kim adalah pada 24 Oktober 2024, saat dia dan suaminya menyambut Presiden Polandia, Andrzej Duda. Sejak saat itu, dia menghilang dari pandangan publik, bahkan saat Yoon ditahan karena kasus darurat militer, Kim tidak pernah menjenguk.
Ucapan Kontroversial: “Kenapa Tidak Gunakan Senjata?”
Pada Maret lalu, media Korea mengutip laporan kepolisian yang menyebut bahwa setelah Yoon ditangkap pada 15 Januari oleh Badan Penyelidikan Korupsi Pejabat Tinggi (CIO), Kim Keon-hee marah kepada petugas keamanan presiden dan berkata:“Kalian bawa senjata buat apa kalau tidak bisa menghentikan penangkapan suami saya?”
Lebih mengejutkan lagi, Kim diduga pernah berkata: “Kalau bisa, saya ingin menembak mati Lee Jae-myung (Ketua Partai Demokrat Korea),” dan bahkan: “Saya juga ingin mati saja.”
Petugas keamanan yang mendengar pernyataan tersebut langsung melaporkannya kepada atasan.
Namun, Kantor Kepresidenan langsung membantah kabar tersebut dan menyatakan bahwa informasi itu sepenuhnya tidak benar dan hanya rumor yang dilebih-lebihkan oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan politik.
Penyelidikan Independen: Presiden Tak Bisa Menolak
Sebelumnya, berbagai upaya untuk menyelidiki Kim Keon-hee selalu ditolak oleh Yoon ataupun pejabat pengganti seperti Han Duck-soo dan Choi Sang-mok. Namun, pada 20 Maret tahun ini, parlemen yang dikuasai oposisi berhasil meloloskan undang-undang yang menunjuk penasihat khusus tetap untuk menyelidiki kasus mantan ibu negara. Berdasarkan hukum Korea Selatan, presiden tidak bisa menolak penyelidikan jenis ini, berbeda dengan penyelidikan khusus biasa.
“Kasus Tas Mewah” dan Tuduhan Manipulasi Saham
Menurut laporan The Hankyoreh dan Yonhap News Agency pada 14 Agustus tahun lalu, Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul menyatakan bahwa Kim Keon-hee tidak melanggar Undang-Undang Anti-Korupsi karena menerima tas bermerek dari pendeta asal Korea yang menetap di AS, Choi Jae-young, pada September 2022. Jaksa menilai pemberian itu tidak berkaitan dengan jabatan presiden Yoon, sehingga tidak perlu dilaporkan.
Namun demikian, pada 9 Agustus, Yoon tetap meminta maaf kepada rakyat Korea saat menggelar konferensi pers dua tahun masa jabatannya di Istana Kepresidenan Yongsan.
Dia berkata: “Saya mohon maaf karena cara istri saya menangani masalah ini membuat rakyat merasa cemas.”
Mengenai penyelidikan yang tengah berlangsung, Yoon menolak memberikan komentar lebih lanjut karena khawatir dianggap mempengaruhi proses hukum.
Yoon: “Tuntutan Khusus terhadap Istri Saya adalah Serangan Politik”
Meskipun tekanan dari oposisi agar diberlakukan “UU Penyelidik Khusus Kim Keon-hee” terus meningkat, Yoon tetap menolak dengan tegas.
DIa berkata: “Penyelidikan khusus hanya diperlukan jika terdapat celah dalam penyelidikan biasa. Pemerintahan sebelumnya telah menyelidiki saya selama dua setengah tahun. Sekarang, jika ada upaya mengulangnya, itu adalah serangan politik yang bertentangan dengan esensi hukum khusus.”
Meski Komisi Etik Nasional pada Juni tahun lalu menutup kasus tas bermerek karena tidak ditemukan pelanggaran, kejaksaan tetap memanggil Kim Keon-hee untuk diperiksa terkait dugaan manipulasi saham dan suap.
“Skandal Tas Dior” dan Tuduhan Politik
Sebuah rekaman tersembunyi yang beredar pada tahun 2023 memperlihatkan Kim Keon-hee menerima tas Dior senilai 2.200 dolar AS, yang kemudian dikenal luas sebagai “Skandal Tas Dior”. Pada Februari tahun lalu, Yoon untuk pertama kalinya menanggapi skandal ini dengan menyebutnya sebagai “konspirasi politik”. (jhn/yn)