Gelombang badai pasir yang melanda sebagian besar wilayah Tiongkok kini bergerak ke arah selatan dengan kekuatan penuh, menyapu wilayah Guangxi, Guangdong, dan Pulau Hainan, menjadikan langit di mana-mana tampak kelabu.
Seluruh provinsi Guangdong kini mengalami kadar PM10 yang melebihi standar, dengan Guangzhou dan Foshan dilaporkan mengalami polusi udara yang sangat parah. Topik “Badai Pasir Guangdong” bahkan sempat menempati posisi pertama di daftar trending Weibo, memicu kehebohan warganet. Banyak yang mengaku baru kali ini melihat badai pasir di Guangdong—“seumur hidup baru lihat!”.
EtIndonesia. Beberapa hari terakhir, Tiongkok dilanda angin kencang berskala besar. Angin utara membawa pasir dan debu dari wilayah utara ke selatan, melintasi kawasan Jiangnan, Tiongkok Selatan, dan Tiongkok Barat Daya. Sejak malam 12 April hingga 13 April dini hari, wilayah Guangxi, Guangdong, dan Hainan mengalami kondisi polusi berat yang sangat jarang terjadi sepanjang sejarah.

Saat ini, sejumlah daerah di Provinsi Guangdong mencatat konsentrasi partikel debu yang sangat tinggi. Kota Shenzhen, yang berbatasan langsung dengan Hong Kong, telah mencatat kualitas udara dalam kategori polusi berat, sementara Guangzhou dan Foshan bahkan mencapai level polusi sangat parah. Beberapa wilayah di Hong Kong juga melaporkan bahwa konsentrasi partikel tersuspensi meningkat drastis, bahkan naik puluhan kali lipat dari biasanya.

Hingga pukul 13:05 tanggal 13 April, tercatat 14 peringatan kabut kuning (yellow haze warning) berlaku aktif di Guangzhou dan Foshan.
Menurut akun Weibo “China Weather Enthusiast”, tingkat PM10 di seluruh provinsi Guangdong umumnya melebihi 300, sementara indeks kualitas udara di Guangzhou melonjak hingga 312, masuk kategori polusi sangat berat, bahkan konsentrasi PM10 mencapai 400 hingga 500! Debu pasir bahkan berhasil melintasi Selat Qiongzhou dan sampai ke Pulau Hainan, menyebabkan tingkat polusi sedang yang langka di bagian tengah dan utara pulau tersebut. Di kota Haikou dan Danzhou, konsentrasi PM10 mendekati angka 200, menjadi rekor tertinggi sejauh ini.


Pada 13 April, banyak warganet dari berbagai kota di Guangdong melaporkan munculnya fenomena badai pasir secara tiba-tiba. Banyak yang menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka melihat kejadian seperti itu di wilayah mereka.
Beberapa komentar netizen Guangdong:
- “Baru pertama kali lihat badai pasir di Guangdong.”
- “Seumur hidup belum pernah lihat beginian, luar biasa!”
- “Pengalaman pertama seumur hidup!”
Ada pula yang berseloroh:
- “Siapa sangka di Guangzhou bisa mencium debu dari utara yang jauh?”
- “Apakah ini rasa tanah hitam dari kampung halaman?”
- “Istilah ‘Badai Pasir Guangdong’ terdengar begitu tidak biasa!”

Topik “Badai Pasir Guangdong” sempat memuncaki posisi pertama di trending Weibo dan memicu perdebatan panas. Namun tak lama kemudian, Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok menyatakan bahwa kondisi di Guangdong sebetulnya tidak memenuhi syarat disebut badai pasir, melainkan hanya cuaca berdebu atau “debu melayang” (floating dust). Setelah pernyataan ini dirilis, topik tersebut langsung menghilang dari daftar trending.

Sementara itu, warganet di wilayah perbatasan barat daya Guangxi juga melaporkan bahwa debu pasir telah menyelimuti area perbukitan, menyulitkan penglihatan ke kejauhan.
Netizen dengan nama akun “Duo_628” menulis:
“Di tempat saya, daerah perbatasan barat daya Guangxi, gunung-gunung di kejauhan sudah tidak bisa terlihat karena tertutup debu pasir.”




Warganet dari Hainan juga tidak ketinggalan:
- “Sekarang banyak daerah di Hainan juga tertutup debu pasir.”
- “Pasir dari Mongolia akhirnya sampai juga ke Hainan. Ini benar-benar ‘pasir impor’.”
- “Badai pasir ini benar-benar seperti layanan lintas negara… terasa seperti persatuan utara dan selatan!”
(jhon/asr)
Sumber : NTDTV.com