EtIndonesia. Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, melaporkan bahwa Pemerintah Amerika Serikat tengah melakukan penyelidikan pidana antitrust terhadap TP-Link Systems, produsen router yang memiliki hubungan dengan Tiongkok.
Saat ini, TP-Link memegang posisi dominan di pasar Amerika Serikat. Departemen Kehakiman AS fokus menyelidiki strategi penetapan harga perusahaan tersebut, sekaligus menilai apakah lonjakan cepat pangsa pasar TP-Link di AS menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional. Penyelidikan ini sebenarnya sudah dimulai pada akhir masa jabatan pemerintahan Biden, dan kini terus berlanjut di bawah pemerintahan Presiden Trump.
Dalam beberapa tahun terakhir, para pejabat Amerika semakin waspada terhadap risiko yang mungkin ditimbulkan oleh perusahaan teknologi yang berhubungan dengan negara-negara musuh seperti Tiongkok dan Rusia, terutama perusahaan yang memiliki operasi bisnis dalam skala besar di AS. Selain penyelidikan yang dipimpin oleh Departemen Kehakiman, Bloomberg sebelumnya juga melaporkan bahwa Departemen Perdagangan AS sedang menyelidiki apakah hubungan TP-Link dengan Tiongkok menimbulkan risiko keamanan nasional yang tidak dapat diterima.
Sumber Bloomberg menyebutkan bahwa Divisi Antitrust Departemen Kehakiman sedang menyelidiki apakah TP-Link menggunakan strategi “predatory pricing”—yakni menjual produk dengan harga di bawah biaya produksi untuk memperluas pangsa pasar, lalu menaikkan harga setelah para pesaingnya melemah atau keluar dari pasar.
Selain itu, pejabat Departemen Kehakiman juga tengah meninjau struktur organisasi TP-Link.
Menanggapi kabar ini, TP-Link menyatakan bahwa mereka sejauh ini belum menerima pemberitahuan resmi terkait adanya penyelidikan dari Departemen Kehakiman. Namun, perusahaan menegaskan akan bekerja sama sepenuhnya apabila diberitahu. TP-Link juga membantah tuduhan melakukan penjualan di bawah harga pokok produksi, dan menegaskan bahwa “perusahaan selalu mematuhi prinsip transparansi bisnis, dan berkomitmen menyediakan harga yang adil kepada para pelanggan.”
Bloomberg juga melaporkan bahwa pada tahun lalu TP-Link telah menyelesaikan proses pemisahan menjadi dua entitas independen: satu perusahaan berkantor pusat di Irvine, California (Amerika Serikat), dan satu lagi berkantor pusat di Shenzhen (Tiongkok). Saat ini, yang menjadi fokus penyelidikan Departemen Kehakiman dan Departemen Perdagangan AS adalah perusahaan yang berbasis di Amerika, meskipun perusahaan tersebut tetap memiliki aktivitas bisnis yang besar di Tiongkok.
Menurut data dari IDC, sebelum pemisahan tersebut, TP-Link adalah pemasok perangkat Wi-Fi rumah tangga terbesar di dunia. Produk-produknya dijual secara luas melalui jaringan ritel seperti Amazon dan Best Buy, dan digunakan secara luas di rumah-rumah serta usaha kecil dan menengah di seluruh Amerika Serikat.(jhn/yn)